Kerajaan Amanuban: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambhkan pranala dalam dan membenarkan tata letak kalimat |
menambah pranala dalam |
||
Baris 3:
== Cikal bakal ==
[[Kerajaan]] [[Amanuban]] (Banam) diawali dengan kehadiran [[Olak Mali]], leluhur [[Raja]] [[Nope|Nope,]] dengan istrinya di [[Gunung Tunbes]]. Olak Mali mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan kekuatan untuk memengaruhi suku-suku yang berada di [[Tunbes|
Dengan kemampuan yang dimiliki oleh Olak Mali dan isterinya yang mampu meyakinkan suku-suku (''tsepe'') primitif seperti [[Nuban]], Tenis, [[Asbanu]], dan [[Nubatonis]] ( Si Nuban yang suka Natoni) di Gunung Tunbes bahwa dia (Olak Mali) adalah penguasa dan Pemimpin Amanuban ( [[Raja]] atau [[Usif]]). Hal ini dibuktikannya kepada [[Nubatonis]] dengan beberapa bukti seperti menanam [[pohon pisang]], menanam [[tebu]], [[api unggun]], memanggil bumi. '<nowiki/>''Koe bako mese ma tib mese''' sebagai pengesahan pemilihan di Gunung Tunbes'', pil nam Tunbes.''
Empat kelompok suku yang hidup bermasyarakat di Gunung Tunbes bersama para amaf lain kemudian mengukuhkan Olak Mali menjadi [[Raja]] [[Amanuban]] ( Banam ) sekaligus peristiwa ini merupakan cikal bakal terbentuknya [[Kerajaan Amanuban]]. Bukti fisik yang ada hingga saat ini
[[Daerah]] Tunbes sesuai pembagiannya terdiri dari Mnela Ooh ( keempat suku di Tunbes), Kekan ( [[kawasan lindung]]), kandang kerbau, [[Istana]] (sonaf) dan tempat [[kuburan]] [[raja]].Ada empat [[raja]] yang dimakamkan di Tunbes.
Awal mula [[kerajaan Amanuban]] dipercayai oleh masyarakat karena kerajaan ini memiliki hubungan dengan [[kerajaan Amanatun]] dan [[Kerajaan Amarasi|kerajaan Amarasi,]] ketiga kerajaan ini dianggap berasal dari tiga orang bersaudara.
=== Nama Banam - Amanuban ===
Baris 18:
== Perkembangan Kerajaan ==
Dari Tunbes kemudian pusat [[kerajaan Amanuban]] dipindahkan ke [[Pili Besabnao]]. Perpindahan pusat kekuasaan ini karena sudah terjadi pertambahan [[penduduk]] sedangkan luas lahan di [[Tunbes]] semakin kecil. Surat dari [[Apolonius Shot]], tertanggal [[5 Juni]] [[1613]], menyebutkan bahwa saat [[VOC]] melakukan kunjungan dagang ke [[Timor]] untuk pembelian [[cendana]] maka saat itu sudah ada beberapa [[Raja]] [[kerajaan]] di [[Timor]] yang bisa dan senang diajak bersahabat dan bekerja sama. [[Williiem Jacobsz]] dan [[Melis Andriaz]] juga telah bertemu dan berbicara langsung dengan [[Raja]] [[Amanuban]].
[[Kerajaan Amanuban]] tahun [[1641]] telah memeluk [[Agama]] [[Katolik]] ditandai dengan kunjungan missi padrie [[Jacinto de Dominggo]], namun disayangkan nama [[baptis]] mereka tidak dicantumkan dalam daftar nama silsilah [[raja-raja]] [[Amanuban]]. Bukti prasasti [[Gereja Katolik]] di [[Abi]] ( Neke) dibangun [[1527]].
[[Antonio da Hornay]] tokoh penting Topas (Orang Kaesmetan-[[Portugis]] [[Hitam]]) memerintah di [[Timor]] 1664-1695 dan ia kawin dengan putri Amanuban dan Ambenu. De Ornay dan Da Costa merupakan dua tokoh penting yang saling merebut kekuasaan di [[Timor]]. Putra [[Dominggus]] da [[Costa III]] yang bernama [[Simao da Costa]] kawin dengan [[bi Noni Nope]]. Laporan VOC tahun 1764 menyebutkan bahwa Raja Amanuban dan Amanessi meminta diberi gelar Don (Schulte Nordholt,1971). Kekejaman [[Simao Louis]] diimbangi dengan membagi-bagikan [[tongkat]] kepada [[Raja]] yang tunduk kepada [[Portugis]] sebagai tanda pengenal untuk boleh mengumpulkan [[cendana]] dan [[lilin]] untuk dijual kepada [[Portugis]]. [[Antonio de Ornay]] kemudian menggantikan [[Simao Louis]] sebagai ''capitao mor'' di [[Timor]].
Dalam surat [[Kaiser Sonbai]] tanggal [[23 September]] [[1703|1703,]] yang dikirim ke [[Batavia|Batavia,]] menyebutkan bahwa Sonbai sedang menghadapi masalah dengan [[Ambenu]], Amanuban, [[Boro]], [[Asem]], Mina, dan Likusaen. Kemudian terjadi pertempuran antara [[Molo]] dengan [[Amakono]], [[Amfoan]] serta [[Amanuban]] dimana dalam pertempuran itu di pihak Amanuban tewas 5000 orang. (Hans Hagerdal, 2004). Batu bertulis [[ANNO]] [[1709]] (secara jelas batu tersebut tertulis DRB dan tulisan ANNO 1709, batu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 31 cm dengan tebal batu 13 cm).
Baris 30:
Pada tahun [[1756]] [[Raja]] [[Amanubang]] [[Don Louis II]] juga ikut menandatangani trakta kontrak [[Paravicini]] bersama [[raja-raja]] [[Timor]] lainnya. ''[[Contract]] [[Paravicini]]'' yang di buat oleh Komisaris [[Johanies]] [[Andreas]] [[Pavicini]] pada [[9 Juni]] [[1756]], menurut catatan [[VOC]] 1941, itu selain di tanda tangani oleh [[Raja]] [[Don Louis]] juga di tanda tangani oleh [[Don Bastian]] fettor dari Amanuban dan Temuku dari Amanuban.
Pada tahun [[1786]] suku Amanuban yang anti [[Belanda]] menyerang sonaf [[Raja]] [[Jacobus]] [[Albertu]] dari Amanuban di [[Kobenu]] yang letaknya setengah hari perjalanan dari [[Kupang]]. [[Jacobus]] [[Albertus]] pada tengah malam harus menyelamatkan diri bersama dua putranya kemudian menuju tanah tumpah darahnya Amanuban-Banam yang berjarak tiga hari perjalanan. Sepupu [[Jacobus Albertus]] yang bernama [[Tobani]] diakui sebagai [[Raja]] [[Amanuban]].
=== Perpindahan ke Niki-niki ===
|