Kebun Raya Bogor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:KRBlogo.jpg|right|Lambang KRB]]
'''Kebun Raya Bogor''' atau '''Kebun Botani Bogor''' adalah sebuah [[kebun botani|kebun]] penelitian besar yang terletak di [[Kota Bogor]], [[Indonesia]]. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.
 
Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu ''Herbarium Bogoriense'', Museum Zoologi, dan [[IPB]].
 
Baris 20 ⟶ 21:
Sekitar 47 hektar tanah di sekitar [[Istana Bogor]] dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari [[1817]] sampai [[1822]]. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain [[Nusantara]]. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan [[pertanian]] dan [[hortikultura]] di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
 
Pada tahun [[1822]] Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. [[Carl Ludwig Blume]] yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis ([[spesies]]) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh [[JohanesJohannes Elias Teijsmann]] (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal [[Johannes van den Bosch]]. Dengan dibantu oleh [[Hasskarl]], ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).
 
Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. [[Scheffer]] pada tahun [[1867]] menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. [[Melchior Treub]].
Baris 30 ⟶ 31:
Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke [[Hindia-Belanda]] (kini [[Indonesia]]). Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu ([[1880]] - [[1905]]).
 
Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. [[Carl Ludwig Blume]] (1822), JE. Teijsmann]] dan Dr. Hasskarl (jaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan [[Simon Binnendijk]], Dr. R.H.C.C. [[Scheffer]] (1867), Prof. Dr. [[Melchior Treub]] (1881), Dr. [[Jacob Christiaan Koningsberger]] (1904), [[Van den Hornett]] (1904), dan Prof. Ir. [[Koestono Setijowirjo]] (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.
 
Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang [[koleksi]] tumbuh-tumbuhan [[Cryptogamae]], 25 [[spesies]] [[Gymnospermae]], 51 spesies [[Monocotyledonae]] dan 2200 spesies [[Dicotyledonae]], usaha pengenalan tanaman [[ekonomi]] penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya [[vanili]], [[kelapa sawit]], [[kina]], [[getah perca]], [[tebu]], [[ubi kayu]], [[jagung]] dari [[Amerika]], [[kayu besi]] dari [[Palembang]] dan [[Kalimantan]]), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:
Baris 39 ⟶ 40:
* Laboratorium [[Kimia]]
* Laboratorium [[Farmasi]]
* Cabang Kebun Raya di [[Sibolangit, Deli Serdang]] dan di [[Kebun Raya Purwodadi|Purwodadi]], [[LawangKabupaten Pasuruan]]
* Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
* Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal [[IPB]]).