Iduladha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hamdan Hamedan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Hamdan Hamedan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Baris 33:
Salah satu ujian utama dalam hidup Ibrahim adalah menerima perintah Allah untuk mengorbankan putra kesayangannya. Perintah ini diterima Ibrahim melalui mimpi yang terus berulang. Ibrahim tahu bahwa ini adalah perintah dari Allah dan dia memberi tahu putranya, seperti yang dinyatakan dalam [[Al-Qur'an]].
 
{{cquote|Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”|source=[[Surat As-Saffat|As-Saffat]] [37]: 102<ref name=Surat As-Saffat>{{Citeweb|url=https://kesan.id/quran/surah/37-as_safat.html|title=Surat As-SafatSaffat|access-date=10 Februari 2022|website=KESAN}}</ref>}}
 
Selama masa persiapan, setan menggoda Ibrahim dan keluarganya dengan mencoba menghalangi mereka untuk melaksanakan perintah Allah. Ibrahim kemudian mengusir setan dengan melemparkan kerikil ke arahnya. Untuk memperingati penolakan mereka terhadap setan, batu-batu dilemparkan dalam lontar jumrah dalam ibadah [[haji]].<ref>{{Cite web|url=https://www.brilio.net/news/sejarah-melempar-jumroh-perlawanan-keluarga-ibrahim-terhadap-setan-150924d.html|title=Sejarah melempar jumroh, perlawanan keluarga Ibrahim terhadap setan|date=24 September 2015|access-date=19 Juli 2021|website=Brilio}}</ref>