Zoroastrianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yusuf Harun 7 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Yusuf Harun 7 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Baris 27:
Para cendikiawan dan teolog telah lama memperdebatkan esensi dari Zoroastrianisme, dengan [[dualisme]], [[monoteisme]], dan [[politeisme]] sebagai istilah-istilah utama yang diterapkan pada agama tersebut.<ref name=":2">{{citation|last=Boyd|first=James W.|title=Is Zoroastrianism Dualistic or Monotheistic?|year=1979|journal=Journal of the American Academy of Religion|volume=&nbsp;XLVII|issue=4|pages=557–88|doi=10.1093/jaarel/XLVII.4.557|ref={{harvid|Boyd & al.|1979}}|display-authors=1|author2-last=Crosby|author2-first=Donald A.}}</ref><ref name=":02" /><ref name=":3">{{Cite journal|last=Hintze|first=Almut|year=2013|title=Monotheism the Zoroastrian Way|url=https://www.researchgate.net/publication/271934655|journal=Journal of the Royal Asiatic Society|volume=24|issue=2|pages=225–49|doi=10.1017/S1356186313000333|via=ResearchGate|s2cid=145095789}}</ref> Beberapa cendekiawan menyatakan bahwa konsep ketuhanan Zoroastrianisme mencakup keberadaan dan pikiran sebagai [[entitas]] [[imanen]], menggambarkan Zoroastrianisme sebagai kepercayaan pada alam semesta yang memiliki kesadaran yang menciptakan dirinya sendiri sebagai atribut khusus, sehingga menempatkan Zoroastrianisme dalam kelompok [[Panteisme|panteistik]] yang berbagi asal-usulnya dengan [[Agama Hindu|Hinduisme India]].<ref>François Lenormant and E. Chevallier [https://books.google.com/books?id=l0NtAAAAMAAJ&pg=PA38 ''The Student's Manual of Oriental History: Medes and Persians, Phœnicians, and Arabians''], p. 38</ref><ref>{{cite book|author=Constance E. Plumptre|year=2011|url=https://books.google.com/books?id=mwIkZaZvItAC&pg=PA81|title=General Sketch of the History of Pantheism|isbn=9781108028011|page=81|access-date=2017-06-14}}</ref> Bagaimanapun, Asha, kekuatan spiritual utama yang berasal dari Ahura Mazda,<ref name=":52" /> adalah tatanan kosmik yang merupakan [[antitesis]] dari kekacauan, yang merupakan druj, kepalsuan, dan ketidakteraturan.<ref name=":62" /> Konflik kosmik yang dihasilkan melibatkan seluruh ciptaan, mental/spiritual dan material, termasuk kemanusiaan pada intinya, yang berperan aktif dalam konflik tersebut.<ref name="iranica.com">{{cite web|date=2010-03-01|title=Zoroastrianism: Holy text, beliefs and practices|url=http://www.iranicaonline.org/articles/zoroastrianism-i-historical-review|website=Encyclopedia Iranica|access-date=2017-06-14}}</ref>
 
Dalam teks-teks Zoroaster, ''druj'' berasal dari [[Angra Mainyu]] (juga disebut dalam teks-teks datang belakangan sebagai "Ahriman"), roh/mental penghancur, sedangkan wakil utama Asha dalam konflik ini adalah Spenta Mainyu, roh/mentalitas kreatif.<ref name=":42" /> Ahura Mazda adalah imanen dalam umat manusia dan berinteraksi dengan ciptaan melalui emanasi yang dikenal sebagai Amesha Spenta, yang dermawan / suci, yang merupakan perwakilan dan penjaga atas berbagai aspek penciptaan dan kepribadian yang ideal.<ref name=":73" /> Ahura Mazda, melalui Amesha Spenta ini, dibantu oleh liga dewa yang tak terhitung jumlahnya yang disebut Yazatas, yang berarti "layak disembah", dan masing-masing umumnya merupakan hipostasis dari aspek fisik maupun moral dari penciptaan. Menurut kosmologi Zoroaster, dalam mengartikulasikan formula Ahuna Vairya, Ahura Mazda akan menjadikan nyata kemenangannya terhadap Angra Mainyu.<ref name=":162">{{Cite encyclopedia|url=http://www.iranicaonline.org/articles/ahunwar-middle-persian-form-of-avestan-ahuna-vairya-name-of-the-most-sacred-of-the-gathic-prayers-y|title=AHUNWAR|encyclopedia=Encyclopaedia Iranica|access-date=2019-07-13}}</ref> Ahura Mazda pada akhirnya menaklukkan Angra Mainyu yang jahat, di mana realitas akan mengalami renovasi kosmik yang disebut Frashokereti<ref>{{Cite encyclopedia|url=http://www.iranicaonline.org/articles/frasokrti|title=FRAŠŌ.KƎRƎTI|encyclopedia=Encyclopaedia Iranica|access-date=2019-07-13}}</ref> dan waktu yang terbatas akan berakhir. Dalam renovasi terakhir, semua ciptaan—bahkan jiwa orang mati yang awalnya dibuang atau memilih untuk turun ke "kegelapan"—akan dipersatukan kembali dengan Ahura Mazda di Kshatra Vairya (berarti "kekuasaan terbaik"),<ref>{{Cite encyclopedia|url=http://www.iranicaonline.org/articles/sahrewar|title=ŠAHREWAR|encyclopedia=Encyclopaedia Iranica|access-date=2019-07-13}}</ref> dibangkitkan menuju keabadian. Dalam literatur Persia Tengah, kepercayaan yang menonjol adalah bahwa pada akhir zaman seorang figur penyelamat yang dikenal sebagai Saoshyant akan membawa ''Frashokereti'', sedangkan dalam teks-teks Gathic istilah ''Saoshyant'' (berarti "orang yang membawa manfaat") mengacu pada semua orang beriman kepada Mazdayasna tetapi berubah menjadi konsep [[Mesianisme|mesianis]] dalam tulisan-tulisan yang datang berikutnya.
 
Teologi Zoroaster mencakup terutama pentingnya mengikuti Tiga Jalan Asha yang berada dalam siklus Pikiran Baik, Kata-Kata Baik, dan Perbuatan Baik.<ref name=":92" /> Terdapat pula penekanan pada penyebaran kebahagiaan, sebagian besar melalui amal,<ref name=":102" /> dan menghormati kesetaraan spiritual dan tugas antara pria dan wanita.<ref name=":112" /> Penekanan Zoroastrianisme pada melindungi dan memuliakan alam dan unsur-unsurnya telah menyebabkan beberapa orang menyatakan agama ini sebagai agama "yang pertama di dunia yang menyokong ekologi."<ref>{{Cite web|title=What Does Zoroastrianism Teach Us About Ecology?|url=https://parliamentofreligions.org/content/what-does-zoroastrianism-teach-us-about-ecology|website=Parliament of the World's Religions}}</ref> [[Avesta]] dan teks-teks lainnya dari agama ini menyerukan perlindungan [[air]], [[tanah]], [[api]] dan [[udara]] yang mana hal ini menjadikannya sebagai agama yang [[Ekologi|ekologikal]]: "Tidak mengherankan jika Mazdaisme...disebut sebagai agama ekologis pertama. Penghormatan kepada Yazatas (roh-roh ilahi) menekankan pelestarian alam (Avesta: Yasnas 1.19, 3.4, 16.9; Yashts 6.3–4, 10.13)."<ref>{{Cite journal|last1=Foltz|first1=Richard|last2=Saadi-Nejad|first2=Manya|year=2008|title=Is Zoroastrianism an Ecological Religion?|journal=Journal for the Study of Religion, Nature and Culture|volume=1|issue=4|doi=10.1558/jsrnc.v1i4.413}}</ref> Namun, pernyataan khusus ini tersandung oleh fakta bahwa Zoroastrianisme awal memiliki tugas untuk memusnahkan spesies yang dianggap "jahat", sebuah perintah yang tidak lagi diikuti dalam Zoroastrianisme modern.<ref>{{Cite journal|last1=Foltz|first1=Richard|year=2010|title=Zoroastrian Attitudes toward Animals|journal=Society & Animals|volume=18|issue=4|pages=367–78|doi=10.1163/156853010X524325}}</ref>