Anschluss: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
[[Berkas:State of Austria within Germany 1938.png|jmpl|ka|Wilayah [[Austria]] (merah) dan [[Jerman Nazi]] (merah jambu) pada 12 Maret 1938]]
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 146-1985-083-10, Anschluss Österreich, Wien.jpg|jmpl|kanan|Kerumunan menyambut kedatangan pasukan Jerman Nazi di kota Wina]]
'''''Anschluss''''' atau '''''Anschluß''''' ({{pronunciation|De-Anschluss.ogg}}, secara harfiah berarti "sambungan") adalah aneksasi wilayah [[Republik Austria Pertama|Austria]] oleh [[Jerman Nazi]] yang berlangsung pada tanggal 12 Maret 1938. ''Anschluss'' merupakan bagian dari upaya Pemimpin Jerman [[Adolf Hitler]] (yang sendirinya berasal dari Austria) untuk mendirikan sebuah ''[[Reich]]'' yang menyatukan wilayah-wilayah berbahasa Jerman. Setelah berhasil mengambil alih Austria, Jerman Nazi memperoleh [[Sudetenland]] (yang dihuni orang-orang berbahasa Jerman) dari [[Cekoslowakia]] pada September 1938.
 
Sebelum peristiwa ''Anschluss'', kelompok [[Nazi]] di Jerman dan Austria menginginkan penyatuan kedua negara tersebut karena menurut mereka rakyat Jerman dan Austria adalah [[pan-Jermanisme|satu bangsa yang menuturkan bahasa yang sama]], yaitu [[bahasa Jerman]]. Di sisi lain, [[Kanselir Austria]] [[Kurt Schuschnigg]] berupaya mempertahankan kemerdekaan negaranya meskipun terus menerus menerima tekanan dari kelompok Nazi. Schuschnigg merencanakan sebuah [[referendum]] pada 13 Maret 1938 dengan harapan bahwa rakyat Austria akan menunjukkan hasrat mereka untuk tetap merdeka. Namun, ultimatum dari Jerman Nazi memaksa Schuschnigg untuk mundur. Referendum 13 Maret pun dibatalkan.
 
Angkatan bersenjata Jerman yang disebut [[Wehrmacht]] kemudian memasuki wilayah Austria pada 12 Maret 1938 untuk menganeksasi negara tersebut. Wehrmacht tidak menghadapi perlawanan sama sekali. Pasukan Jerman dan Hitler malah mendapatkan sambutan yang hangat. Pada tanggal 13 Maret 1938, Jerman mengesahkan undang-undang yang meresmikan ''Anschluss''. Sekitar satu bulan kemudian, pada 10 April 1938, rezim Nazi menyelenggarakan sebuah [[Referendum Anschluss Austria 1938|plebisit]] agar rakyat Austria dapat "mengesahkan" undang-undang tersebut. Hasil plebisit tersebut menunjukkan bahwa 99% mendukung penyatuan. [[Sekutu Perang Dunia I|Sekutu pemenang]] [[Perang Dunia I]] seharusnya bertanggung jawab menegakkan ketentuan [[Perjanjian Versailles]] dan [[Perjanjian Saint-Germain-en-Laye (1919)|Perjanjian Saint-Germain-en-Laye]] yang [[Anschlussverbot|melarang penyatuan Austria dengan Jerman]]. Namun, mereka cenderung bergeming.
 
Akibat ''Anschluss'', masyarakat Austria mengalami proses [[nazifikasi]], sementara negara Austria sendiri bubar hingga kekalahan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II pada tahun 1945. Sebuah pemerintahan sementara dibentuk di Austria pada 27 April 1945, dan wilayah Austria lalu dibagi menjadi [[Pendudukan Austria oleh Sekutu|empat zona pendudukan]] [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]], masing-masing dikelola oleh [[Amerika Serikat]], [[Uni Soviet]], Britania Raya, dan [[Republik Prancis Ketiga|Prancis]]. Kedaulatan Austria baru dikembalikan pada tahun 1955 setelah ditandatanganinya [[Perjanjian Negara Austria]].
 
Terkait peran Austria dalam Perang Dunia II, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Britania menandatangani [[Deklarasi Moskwa]] pada 30 Oktober 1943 yang menyatakan bahwa Austria adalah "negara pertama yang menjadi korban agresi Hitler". Pemerintahan sementara Austria pada tahun 1946 juga menyebarluaskan mitos Austria sebagai "[[korban pertama Nazi]]" dengan menerbitkan ''[[Buku Merah-Putih-Merah]]'' (''Rot-Weiß-Rot-Buch''). Mitos ini terus dianut di Austria hingga berlangsungnya [[skandal Waldheim|skandal internasional]] pada tahun 1986 yang menjerat Presiden Austria [[Kurt Waldheim]] akibat keterlibatannya sebagai ''[[aide-de-camp]]'' (pembantu pribadi) di Wehrmacht. Kini mitos "korban pertama Nazi" sudah ditinggalkan, dan pemerintah Austria sendiri juga telah mengakui keterlibatan Austria dalam kejahatan Nazi.
Baris 45:
Pada dasawarsa 1930-an, kelompok Nazi Austria semakin menguat di tingkat elektoral. Mereka memperoleh sekitar 112.000 suara pada [[pemilihan umum legislatif Austria 1930]], dan kemudian pada pemilu di tingkat negara bagian di [[Wina]], [[Salzburg]], dan [[Steiermark]] pada tahun 1932, mereka mendapatkan sekitar 230.000 suara.{{sfn|Cullin|Kreissler|1972|p=74}} Sebagai kelompok oposisi, kelompok Nazi Austria melancarkan strategi yang memicu ketegangan dan juga melakukan [[terorisme]]. Akhirnya, setelah terjadinya upaya pembunuhan terhadap anggota [[Wehrturner|Turner]] Katolik (kelompok militer yang mendapatkan pelatihan militer lewat persatuan olahraga), [[Partai Nazi Austria]] secara resmi dilarang pada 19 Juni 1933.{{sfn|Cullin|Kreissler|1972|p=75}}
 
Austria sendiri pada saat itu dilanda oleh ketegangan antara kelompok sosialis, yang didukung oleh milisinya yang disebut [[Republikanischer Schutzbund|Schutzbund]], melawan kelompok Katolik, yang juga didukung oleh milisinya yang bernama [[Heimwehr]]. Pada tanggal 4 Maret 1933, kanselir yang berasal dari [[Partai Sosial Kristen]], [[Engelbert Dollfuss]], membubarkan parlemen dan mendirikan sebuah [[Negara Federal Austria|kediktatoran]] [[Negara satu partai|satu partai]] yang dikenal dengan sebutan [[austrofasisme]].{{sfn|Beller|2006|pp=222}} Setelah berkuasa, Dollfuss membubarkan [[Partai Komunis Austria|Partai Komunis]].{{sfn|Crouzet|1957|p=207}} Ia juga membubarkan milisi Schutzbund dan berusaha membersihkan Austria dari sosialisme. Kelompok Demokrat Sosial [[Perang Saudara Austria|melancarkan pemberontakan]] pada 12 Februari 1934. Pemerintahan Dollfuss bersama dengan Heimwehr memberangus pemberontakan ini dalam kurun waktu beberapa hari setelahnya.{{sfn|Beller|2006|pp=223}}
 
[[Berkas:Benito Mussolini and Adolf Hitler.jpg|jmpl|kanan|Pemimpin fasis Italia [[Benito Mussolini]] bersama dengan Kanselir Jerman Nazi [[Adolf Hitler]] pada tahun 1937]]
Baris 82:
[[Berkas:KurtVonSchuschnigg1936.jpg|jmpl|kiri|[[Kurt Schuschnigg]] pada tahun 1936]]
 
Pada 9 Maret 1938, Schuschnigg melancarkan manuver terakhirnya untuk mempertahankan kemerdekaan Austria. Saat sedang berpidato di [[Innsbruck]], ia mengumumkan tanpa sepengetahuan menteri-menterinya bahwa ia akan menyelenggarakan sebuah [[referendum]]{{efn|Gagasan ini sudah ia pikirkan pada Juli 1937, tetapi tidak ditindaklanjuti, mengingat Italia dan Britania Raya menganggap inisiatif tersebut tidak relevan terhadap pertimbangan jangka panjang mereka. Terkait hal ini, lihat {{harvnb|Lassner|2003|p=179}}}} pada 13 Maret 1938.{{sfn|Shirer|1990|p=360-366}} Ia menyerukan rakyat untuk mendukung "Austria yang bebas dan Jerman, merdeka dan sosial, Kristen dan bersatu, demi kebebasan dan pekerjaan, dan demi kesetaraan di antara semua yang menyatakan mendukung ras dan tanah air."{{sfn|Kershaw|2001|p=141}} Untuk memastikan kemenangan, ia menetapkan batas usia minimal 24 tahun, sehingga ia mengesampingkan para pemuda yang kebanyakan mendukung [[nazisme]].{{sfn|Shirer|1990|p=360-366}}{{sfn|Evans|2009|p=732}} Penyelenggaraan referendum ini merupakan kebijakan yang amat berisiko bagi masa depan politik Schuschnigg. Hitler menganggapnya sebagai pelanggaran Perjanjian Berchtesgaden tanggal 12 Februari 1938, dan ia memanggil Göring dan Goebbels untuk mencari cara mencegah referendum ini.{{sfn|Evans|2009|p=732-733}} Dari sore tanggal 9 Maret hingga awal 10 Maret 1938, Hitler berkonsultasi dengan pejabat-pejabat politik dan militer Nazi, dan kemudian memerintahkan Keitel pada pagi tanggal 10 Maret 1938 untuk [[Operasi Otto|menyerang Austria pada hari Sabtu 12 Maret 1938]]. Keitel, [[Ludwig Beck]], dan [[Erich von Manstein]] pun mempersiapkan operasi ini pada tanggal 10 dan 11 Maret 1938 dan mengirimkan perintah mobilisasi kepada satuan-satuan terkait dari tanggal 11 Maret 1938 sekitar pukul 18.30.{{sfn|Shirer|1990|p=360-366}} Pada saat itu, Hitler mengirim surat kepada Mussolini untuk menyampaikan keputusannya untuk "mengembalikan hukum dan ketertiban di negara kelahiran[nya]". Hitler melaporkan bahwa kekacauan tengah merajalela di Austria, dan bahkan ia mengklaim bahwa Austria dan [[Cekoslowakia]] tengah mempersiapkan dua puluh juta orang untuk menyerang Jerman. Menurut sejarawan [[William L. Shirer]], klaim-klaim ini hanyalah kebohongan belaka.{{sfn|Shirer|1990|p=360-366}}
 
[[Berkas:1clerofascismo1.jpg|thumb|right|Para pendukung Kanselir [[Kurt Schuschnigg]] mengibarkan bendera [[Barisan Tanah Air (Austria)|Vaterländische Front]] (Barisan Tanah Air) saat kampanye referendum pada Maret 1938]]
Pada 11 Maret 1938, panggilan telepon dari kepala kepolisian Austria membangunkan Schuschnigg dari tidurnya pada pukul 5.30. Sang kepala kepolisian melaporkan penutupan perbatasan di [[Salzburg]], penghentian transportasi kereta api antara Jerman dan Austria, serta berkumpulnya pasukan Jerman. Pada pukul 10.00, Seyss-Inquart dan Glaise-Horstenau menyampaikan tuntutan Hitler kepada Schuschnigg untuk membatalkan rencana penyelenggaraan referendum; jika tidak, Jerman akan menyerang Austria.{{sfn|Shirer|1990|p=367-372}} Walaupun awalnya akan kedaluwarsa pada tengah hari, tenggat ultimatum ini diperpanjang hingga pukul 14.00.{{sfn|Badia|1975|p=84-87}} Pada saat itulah Schuschnigg memutuskan untuk membatalkan referendum. Setelah diberitahukan mengenai keputusan ini oleh Seyss-Inquart, dan sesudah berbincang dengan Hitler, Göring menyampaikan tuntutan baru, yaitu agar Schuschnigg mengundurkan diri dan digantikan oleh Seyss-Inquart.{{sfn|Bukey|2000|p=26}} Ia juga berpesan kepada Seyss-Inquart agar ia mengirimkan sebuah telegram yang meminta kepada Jerman untuk mengirim pasukan ke Austria demi mengembalikan tata tertib.{{sfn|Shirer|1990|p=367-372}}
 
Untuk pertama kalinya, Presiden Austria [[Wilhelm Miklas]] menolak pengunduran diri seorang kanselir. Göring mendengar kabar ini dari Seyss-Inquart lewat telepon.{{sfn|Bukey|2000|p=26}} Sesudah itu, Göring mendatangi Hitler. Setelah perundingan selama setengah jam, ia memperoleh izin untuk mengirim [[Angkatan Darat ke-8 (Wehrmacht)|Angkatan Darat ke-8]] ke Austria pada fajar tanggal 12 Maret 1938.{{sfn|Bukey|2000|p=26}} Akibat tekanan yang semakin menguat, Miklas akhirnya menerima pengunduran diri Schuschnigg, tetapi ia menolak mengangkat Seyss-Inquart sebagai kanselir.{{sfn|Shirer|1990|p=367-372}}
 
Schuschnigg mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 19.30 di radio:
Baris 103:
| image2 = Bundesarchiv Bild 146-1988-119-04A, Anschluss Österreich.jpg
}}
Pada pukul 5.30 tanggal 12 Maret 1938, pasukan Wehrmacht melintasi perbatasan Jerman-Austria.{{sfn|Evans|2009|p=734}} Militer Austria tidak memberikan perlawanan sama sekali.{{sfn|Badia|1975|p=84-87}} Pasukan Jerman malah disambut oleh sorakan rakyat, salam ''Heil Hitler'', bendera Nazi, dan bunga.{{sfn|Evans|2009|p=734}} Setelah kedatangan [[Infanteri bermotor|satuan bermotor]], infanteri Jerman memasuki Austria. Mereka tidak mengambil posisi tempur, tetapi malah berbaris dengan musik dan bendera militer.{{sfn|Bukey|2000|p=28}} Menurut seorang perwira, "tidak pernah pasukan Jerman disambut sebegitu hangat sejak pawai kemenangan Bismarck saat pendirian [[Kekaisaran Jerman|Kekaisaran]]."{{sfn|Bukey|2000|p=28}} Beberapa saat sebelum tengah hari, [[Divisi Infanteri Kedua (Wehrmacht)|Divisi Infanteri Bermotor Kedua]] yang dipimpin oleh [[Heinz Guderian]] tiba di kota [[Linz]]. Di sana, Guderian bertemu dengan [[Heinrich Himmler]], Seyss-Inquart, dan Glaise-Horstenau. Ketiganya memberitahukan kepada Guderian bahwa Hitler akan tiba sekitar pukul 15.00.{{sfn|Bukey|2000|p=28}}
 
Hitler memasuki Austria beberapa saat sebelum pukul 16.00. Ia mendatangi kota kelahirannya yang berada di perbatasan, [[Braunau am Inn]]. Akibat kerumunan di jalanan, ia baru tiba di Linz sekitar pukul 19.30, dan di situ ia juga disambut dengan hangat. Ketika ia berpidato di balkon balai kota, ia disambut sorak-sorak sekitar enam hingga delapan puluh ribu orang.{{sfn|Bukey|2000|p=28}} Di Salzburg, prajurit Jerman mendapati sebuah kota yang dihiasi dengan bendera Nazi, dan setibanya di Wina sekitar tengah malam, Guderian mendapatkan sambutan yang hangat.{{sfn|Bukey|2000|p=30-32}} Walaupun awalnya tidak ada rencana mengirim pasukan ke Steiermark dan Kärnten, Hitler mengubah rencananya sesudah menyaksikan sambutan hangat rakyat Austria terhadap prajurit Jerman. Pada 13 Maret, prajurit dari [[Fallschirmjäger|Resimen Parasut Kedua]] mendarat di [[Graz]], ibu kota Steiermark. Di kedua negara bagian tersebut, satuan-satuan Jerman kembali "dibombardir dengan bunga, bahkan di dusun [[Slovenia Kärnten|orang Slovenia]] di perbatasan dengan [[Kerajaan Yugoslavia|Yugoslavia]]."{{sfn|Bukey|2000|p=30-32}} Pada sore hari tanggal 14 Maret 1938, seluruh Austria telah diduduki Jerman.{{sfn|Bukey|2000|p=30-32}}
 
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 183-1987-0922-503, Wien, Einmarsch deutscher Truppen, Spähpanzer.jpg|jmpl|kanan|[[Infanteri bermotor]] Jerman memasuki kota Wina]]
Baris 121:
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 183-2008-0909-500, Wien, Göring ehrt Gefallene des Weltkrieges.jpg|jmpl|kanan|Göring di Wina tanggal 27 Maret 1938]]
[[Berkas:Stimmzettel-Anschluss.jpg|jmpl|kanan|Surat suara untuk plebisit tanggal 10 April 1938 yang menanyakan: "Apakah Anda setuju dengan penyatuan kembali Austria dengan Reich Jerman yang ditetapkan pada 13 Maret 1938 dan apakah Anda memilih pemimpin kami Adolf Hitler?" Lingkaran besar menandai pilihan "ya", dan lingkaran kecil mengacu kepada pilihan "tidak"]]
Sehari setelah pasukan Jerman memasuki Austria, ''Anschluss'' dituangkan ke dalam produk undang-undang, tepatnya Undang-Undang mengenai Penyatuan Kembali Austria dengan Reich Jerman (''Gesetz über die Wiedervereinigung Österreichs mit dem Deutschen Reich'') tanggal 13 Maret 1938. Undang-undang ini ditulis oleh seorang pejabat senior Jerman di [[Berlin]], disetujui oleh pemerintahan baru Austria, dan ditandatangani oleh Hitler.{{sfn|Evans|2009|p=735}}{{sfn|Bukey|2000|p=29}} Undang-undang ini masih harus disahkan melalui sebuah [[plebisit]]/referendum. Berdasarkan undang-undang ini, Austria berubah menjadi Provinsi [[Ostmark]] di Reich Jerman, dan Seyss-Inquart diangkat menjadi gubernur. Pada hari yang sama, Hitler menugaskan ''[[Gauleiter]]'' (kepala daerah) [[Gau Westmark|Westmark]] [[Josef Bürckel]] untuk menyelenggarakan plebisit yang "bebas dan dengan pemungutan suara secara rahasia" pada tanggal 10 April 1938.{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}}
 
Bürckel secara resmi memulai kampanye di kota Wina dengan menyampaikan pidato yang mengandung berbagai serangan [[antisemit]]; serangan-serangan ini disambut secara meriah. Beberapa hari sesudahnya, pemimpin-pemimpin Jerman Nazi, yaitu Hitler, Göring, Goebbels, dan Himmler, mengelilingi Austria untuk mendukung aneksasi.{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}} Göring mengumumkan pada 26 Maret 1938 bahwa Jerman akan menginvestasikan enam puluh juta [[Reichsmark|mark]] untuk pengembangan industri dan modernisasi [[agrikultur]] Austria. Beberapa hari sesudahnya, sistem [[jaminan sosial]] Jerman juga diberlakukan di Austria. Tanggung jawab pembayaran tunjangan untuk pengangguran diambil alih oleh Jerman, sementara sepuluh ribu anak sekolah dan dua puluh lima ribu orang dewasa diperbolehkan berlibur. Selain itu, pangan dibagikan untuk orang-orang miskin.{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}}
 
Metode-metode brutal yang digunakan Hitler untuk memberangus kelompok oposisi di Jerman juga diterapkan di Austria berminggu-minggu sebelum plebisit diselenggarakan. Sebelum kedatangan Wehrmacht, Himmler dan beberapa perwira [[Schutzstaffel]] sudah tiba di Wina tanggalpada 12 Maret 1938, dan tak lama sesudahnya diikuti oleh empat puluh ribu aparat keamanan Jerman.{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}} Dalam kurun waktu yang memisahkan ''Anschluss'' dengan plebisit, tujuh puluh ribu orang ditangkap dan dijebloskan ke penjara atau dikirim ke [[kamp konsentrasi]]. Orang-orang yang menjadi korban berasal dari berbagai golongan, seperti [[Kristen demokrat]] (termasuk [[Richard Schmitz]] dan [[Leopold Figl]]), [[demokrat sosial]], [[komunis]], dan Yahudi.{{sfn|Badia|1975|p=84-87}}
 
Plebisit akhirnya diselenggarakan pada 10 April 1938 di Jerman dan Austria. Hasilnya menunjukkan bahwa 99,08% orang Jerman dan 99,75% orang Austria mendukung penyatuan.{{sfn|Shirer|1990|p=380}} Meskipun para sejarawan sepakat bahwa hasil plebisit ini tidak dicurangi, proses pemilihannya tidak berlangsung secara bebas maupun rahasia.{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}} Para pejabat hadir di sebelah bilik suara dan menerima secara langsung surat suara yang telah digunakan. Hal ini bertentangan dengan praktik [[pemungutan suara rahasia]], yang mewajibkan surat suara dimasukkan oleh pemilih secara langsung ke dalam kotak suara yang disegel. Selain itu, celah yang besar juga disediakan di bilik suara untuk bisa melihat bagaimana pemilih menggunakan suaranya.{{sfn|Shirer|1990|p=380}} Menurut sejarawan Inggris [[Richard J. Evans]], proses pemilihan telah menjadi subjek manipulasi dan intimidasi besar-besaran.{{sfn|Evans|2009|p=737-738}} Kemenangan Nazi dalam plebisit ini mengesahkan Undang-Undang tanggal 13 Maret 1938, sehingga Austria secara resmi menjadi bagian dari Reich Jerman.{{sfn|Evans|2009|p=735}}
Baris 137:
 
Setelah peristiwa ''Anschluss'', Jerman berupaya memperoleh dukungan dari dua pilar masyarakat Austria pada saat itu, yaitu [[Gereja Katolik]] dan kelompok demokrat sosial. Kardinal
[[Theodor Innitzer]], yang juga merupakan salah satu tokoh gerakan [[demokrasi Kristen|Kristen-Sosial]], menyatakan pada 12 Maret 1938 bahwa "Gereja Katolik Wina harus berterima kasih kepada Tuhan karena perubahan politik besar ini berlangsung tanpa pertumpahan darah, dan berdoa untuk masa depan yang agung bagi Austria. Sudah jelas bahwa semua harus mematuhi perintah lembaga-lembaga baru." Uskup-uskup Austria lainnya mengambil sikap yang sama dan berterima kasih kepada Jerman karena telah "menyelamatkan Austria dari ancaman Bolshevik."{{sfn|Badia|1975|p=84-87}} Saat penerbitan [[Feierliche Erklärung der österreichischen Bischöfe|deklarasi dukungan uskup-uskup Austria terhadap ''Anschluss'']] pada tanggal 18 Maret 1938, Innitzer membubuhkan ''Heil Hitler'' di samping tanda tangannya.{{sfn|Evans|2009|p=736}}
 
Di pihak kelompok demokrat sosial, [[Karl Renner]], yang juga merupakan bapak pendiri [[Republik Austria Pertama]], menyatakan dukungannya terhadap ''Anschluss''. Pada 3 April 1938, ia bahkan menyatakan bahwa ia akan mendukung penyatuan dalam plebisit yang diselenggarakan Nazi.{{sfn|Evans|2009|p=736}} Pada musim panas dan musim gugur tahun 1938, ia menulis sebuah buku setebal 80 halaman dengan judul ''Die Gründung der Republik Deutschösterreich, der Anschluss und die Sudetendeutschen'' (Pendirian Republik Jerman Austria, ''Anschluss'', dan orang Jerman [[Sudetenland|Sudeten]]).{{sfn|Timms|1998|p=51-53}}
Baris 154:
-->
 
Satu-satunya negara yang bersuara menentang ''Anschluss'' adalah [[Meksiko]]. Utusan Meksiko [[Isidro Fabela]] mengirimkan sebuah nota protes di hadapan Liga Bangsa-Bangsa pada tanggal 19 Maret 1938. Nota protes ini secara terang-terangan menyatakan bahwa "Kematian politik Austria dalam bentuk dan keadaan yang telah diketahui merupakan pelanggaran serius terhadap [[Piagam Liga Bangsa-Bangsa]] dan asas-asas yang terkandung dalam hukum internasional."{{sfn|ORF|2018}} Orang-orang Austria di luar negeri juga menyatakan penolakan mereka terhadap ''Anschluss''. Sejumlah seniman Austria, yaitu [[Joseph Roth]] di Paris, [[Oskar Kokoschka]] di London, dan [[Stefan Zweig]] di [[Bath, Somerset|Bath]], mendirikan gerakan "Austria Merdeka". Pada tahun 1943, gerakan ini meliputi dua puluh tujuh organisasi yang terdiri dari lebih dari tujuh ribu anggota.{{sfn|Timms|1998|p=55-56}}
 
== Dampak ==
Baris 176:
=== Tindakan-tindakan antisemit ===
[[Berkas:03741Vienna1938.jpg|jmpl|kanan|Foto yang menunjukkan orang-orang Yahudi yang dipaksa menggosok trotoar sembari ditonton oleh kelompok Nazi Austria dan warga setempat]]
Peristiwa ''Anschluss'' diikuti oleh penindasan terhadap orang Yahudi Austria. Tindakan-tindakan antisemit sudah dimulai dari sore hari tanggal 11 Maret 1938 (sebelum kedatangan pasukan Jerman){{sfn|Bukey|2000|p=30-32}} dan berlanjut selama beberapa hari. Kekerasan yang terjadi melebihi segala peristiwa antisemit lainnya di Jerman pada tahun-tahun sebelumnya. Bahkan Kepala Gestapo [[Reinhard Heydrich]] sampai mengusulkan pada 17 Maret 1938 agar orang Nazi Austria yang bertanggung jawab atas tindakan kekerasan ini ditangkap.{{sfn|Evans|2009|p=741}} Kekerasan baru mereda pada 29 April 1938 setelah pejabat [[Sturmabteilung]] Austria diancam akan dipecat jika luapan kekerasan tetap berlanjut.{{sfn|Evans|2009|p=741}}
 
Salah satu orang terkenal yang harus mengungsi setelah ''Anschluss'' adalah psikoanalis [[Sigmund Freud]]. Setelah Gestapo merazia rumahnya sebanyak dua kali dan menginterogasi putrinya [[Anna Freud|Anna]] selama sehari, Freud diizinkan meninggalkan kota Wina asalkan ia membayar "pajak pelarian" dan juga setelah sebagian harta bendanya disita.{{sfn|Friedländer|2008|p=305}} Aryanisasi harta benda Yahudi sendiri telah dilaksanakan besar-besaran dari pertengahan Mei 1938.{{sfn|Friedländer|2008|p=307}}{{efn|Contoh properti yang diaryanisasi adalah ''[[Riesenrad]]'' (kincir raksasa) di kawasan [[Prater]], Wina; wahana permainan ini disita dari pemilik Yahudinya, dan sang pemilik tewas di [[kamp konsentrasi Auschwitz]] pada tahun 1944 {{harv|Beller|2006|pp=251}}.}} Pada 20 Agustus 1938, [[Kantor Pusat Emigrasi Yahudi di Wina|Kantor Pusat Emigrasi Yahudi]] (''Zentralstelle für Jüdische Auswanderung'') dibentuk di bawah kepemimpinan ''[[de facto]]'' [[Adolf Eichmann]] dengan tujuan untuk mempercepat [[emigrasi]] paksa orang Yahudi Austria.{{sfn|Friedländer|2008|p=309}} Dari Maret hingga November 1938, hanya lima ribu orang Yahudi yang berhasil meninggalkan Austria.{{sfn|Friedländer|2008|p=310}}