Nama stasiun ini berasal dari [[bahasa Portugis]] yang berarti danau atau rawa.
Pada awal dekade 1990-an, [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Departemen Perhubungan]] pernah merencanakan pembangunan jaringan rel lingkar luar Jakarta yang menghubungkan Stasiun Sungai Lagoa dengan [[Stasiun Cikarang]] dan [[Stasiun Parung Panjang]] melewati rel cabang menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Salah satu tujuannya adalah untuk meminimalisasi kereta api barang yang melintasi kawasan perkotaan di Jakarta. Pada awalnya rencana itu berjalan cukup baik dengan rampungnya jaringan rel kereta api segmen [[Stasiun Citayam|Citayam]] sampai dengan [[Stasiun Nambo|Nambo]], tetapi [[krisis finansial Asia 1997]] membuat rencana ini berhenti di tengah jalan.<ref>{{cite web|date=4 April 2015|title=Sejarah dan Drama di Balik Pengoperasian KRL Jalur Nambo|url=https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/25067/sejarah-dan-drama-di-balik-pengoperasian-krl-jalur-nambo|publisher=Kaori Nusantara|accessdate=31 Desember 2021}}</ref>