Slow Food: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hrara (bicara | kontrib)
+Ref
Hrara (bicara | kontrib)
+Ref
Baris 148:
 
==== ''Slow Food'' Brasil ====
''Slow Food'' Brasil memiliki 62 konvivia (cabang lokal) aktif, di mana 36 persen dari konvivia tersebut berada di ibu kota negara bagian. Proyek yang diusung ''Slow Food'' Brasil antara lain: ''Disco Xepa'' (pemanfaatan sisa makanan yang akan dibuang untuk mengurangi limbah makanan), kebun sayur masyarakat, dan inisiatif penyadaran terhadap pola makan berkelanjutan. Beberapa konvivia bahkan menunjukan rekam kesuksesan proyek-proyek tersebut. Konvivia Pró-Vita yang berfokus pada limbah makanan telah berhasil menyediakan 60.000 porsi makanan yang terbuat dari sisa makanan yang akan dibuang selama setahun. Lalu, restoran Dona Chica yang mengadakan lokakarya bagi komunitas pedesaan Joinville dan keluarga imigran agar dapat saling bertukar cerita maupun budaya masakan mereka. Ada pula, konvivia Primeira Colônia da Imigração Italiana yang melakukan diskusi dengan tajuk ''“Eu sou orgânico, você pode confiar”'' (Indonesia: Ini organik, Anda bisa mempercayai saya). Diskusi tersebut kemudian menghasilkan rute pariwisata yang terintegrasi ke produsen organik, yang disebut dengan ''Via'' ''Orgânica.''*46<ref>{{Cite journal|last=Valduga & Minasse|first=|last2=|first2=|date=2021|title=Slow Food practices in Brazil: analysis of the relations with the everyday spaces of hospitality and tourism in southern Brazil|url=http://www.scielo.br/j/rbtur/a/6qLs37zCN8z4h8BKrfmSzsv/?lang=en|journal=Revista Brasileira de Pesquisa em Turismo|language=en|volume=15|issue=2|pages=1-6|doi=10.7784/rbtur.v15i1.1819|issn=1982-6125}}</ref>
 
==== ''Slow Food'' Meksiko ====
''Slow Food'' Meksiko didirikan pada tahun 1996 oleh dua juru masak terkemuka yakni Alicia Gironella dan Giorgio D'Angeli. Di Meksiko, terdapat setidaknya 30 konvivia dengan lebih dari 500 asosiasi terkait.*47<ref name=":11">{{Cite book|last=Petrini dkk|date=2003|url=https://id1lib.org/book/2330736/fc054c|title=Slow Food : The Case for Taste|location=New York|publisher=Columbia University Press|isbn=9780231128445|pages=1-176|url-status=live}}</ref> Uniknya, pengalaman serupa terkait sejarah berdirinya gerakan ''Slow Food'' pernah terjadi di sini''.'' Pada musim panas 2002, seniman bernama Francisco Toledo berhasil memimpin gerakan untuk memprotes pembukaan gerai McDonald's di ''[[zócalo]]'' bersejarah di Oaxaca. Dalam protes tersebut, Toledo dan para sukarelawan membagikan hidangan ''tamale'' gratis kepada orang-orang yang hadir.*48<ref>{{Cite web|last=Bourdeaux|first=Richard|date=2002|title=A heated Mc-culture clash|url=https://www.latimes.com/archives/la-xpm-2002-oct-28-et-boudreaux28-story.html|website=L.A. Times|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
Sementara itu, tepatnya di Puebla, Meksiko menjadi negara pertama di luar Eropa yang menyelenggarakan kongres internasional Slow Food tahun 2007. Berkat adanya kongres tersebut, metode terasering kuno untuk menanam jagung, kacang-kacangan, dan berbagai jenis bayam yang terancam punah berhasil dihidupkan kembali. Saat ini, lokasi tersebut bahkan menjadi tur wisata yang menawarkan santap siang bersama para petani.*49<ref>{{Cite web|last=Slow Food|date=2007|title=Mexican Diversity|url=https://www.slowfood.com/mexican-diversity/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
=== Eropa ===
 
==== ''Slow Food'' Jerman ====
Didirikan pada tahun 1992, ''Slow Food'' Jerman (nama asli: ''Slow Food'' Deutschland) saat ini memiliki lebih dari 13.000 anggota yang mengorganisir 80 konvivia dan menyelenggarakan ratusan acara setiap tahunnya. Topik utama dalam fokus ''Slow Food'' Jerman adalah perjuangan melawan limbah makanan, yang diwujudkan melalui acara ''Teller statt Tonne'' dan ''Slow Food Youth Schnippeldisko''. Mengacu pada prinsip ''Slow Food'', organisasi ini telah menerbitkan panduan mengenai restoran yang baik, bersih, dan adil, di mana dalam terbitan itu juga disajikan masakan lokal Jerman ''(Genussführer).''*50<ref>{{Cite web|last=Slow Food|date=2022|title=Convivia in Germany|url=https://www.slowfood.com/nazioni-condotte/germany/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
Kepresidenan Jerman di Uni Eropa digunakan ''Slow Food'' Jerman untuk bertindak sebagai promotor perubahan pertanian berkelanjutan di Eropa. Tujuannya ialah untuk meningkatkan kesadaran politik dan sosial tentang kemungkinan dan reformasi yang diperlukan. Sejalan dengan premis bahwa "keragaman biokultural bersifat politis," di tahun 2020, ''Slow Food'' Jerman mengembangkan makalah posisi dalam strategi pertanian Eropa ''(the European Farm to Fork (F2F) and Biodiversity).'' Berdasarkan hal tersebut, asosiasi ''Slow Food'' Jerman telah menuntut re-orientasi ambisius dari kebijakan pertanian Eropa.*8<ref name=":4" />
 
''Slow Food'' Jerman termasuk cabang nasional teraktif dengan pergerakan'', Slow Food Deutschland Youth Network'' yang juga masif.a8 Masih pada tahun 2020, ''Slow Food'' Jerman berpartisipasi dalam demonstasi "Wir haben es satt!" (Indonesia: Kami muak!) di Berlin. Sebagai anggota koalisi penyelenggara, ''Slow Food'' Jerman berperan dalam menjalankan dan mengomunikasikan acara tersebut. Sekitar 27.000 orang turun ke jalan pada 18 Januari 2020 dengan meneriakkan slogan "Agrarwende anpacken, Klima schützen" (Indonesia: Atasi perputaran pertanian, lindungi iklim). Malam sebelum protes'', Slow Food Deutschland Youth Network'' menggelar acara Schnippeldisko, yakni kegiatan memasak dan menyantap bersama produk pertanian yang layak tetapi berisiko dibuang.*51<ref>{{Cite web|last=Slow Food|date=2020|title=“Wir Haben Es Satt!” Demonstration in Berlin to Bring Thousands of Voices Against Climate Change and Industrial Farming|url=https://www.slowfood.com/wir-haben-es-satt-demonstration-in-berlin-to-bring-thousands-of-voices-against-climate-change-and-industrial-farming/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
==== ''Slow Food'' Belanda ====
''Slow Food'' Belanda (nama asli: ''Slow Food'' Nederland) berdiri pada Mei 2008 dengan 3.600 anggota dan 18 konvivia.*52<ref>{{Cite web|last=Slow Food|date=2008|title=Convivia in Netherlands|url=https://www.slowfood.com/nazioni-condotte/netherlands/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref> Pada praktiknya, ''Slow Food'' Belanda pernah berkolaborasi dalam penelitian ''Chill Food'' Italia yang diselenggarakan oleh Yayasan ''Global Experts'' untuk melihat pentingnya budaya gastronomi pada pilihan makanan anak-anak. Hasil penelitan ini telah diterbitkan secara resmi pada 24 September 2020.*8<ref name=":4" />
 
Sementara itu, menjelang pemilihan kota Belanda pada Maret 2022, ''Slow Food'' Belanda meminta pemerintah kota untuk dapat menempatkan pangan sebagai agenda penting mereka. Atas hal tersebut, ''Slow Food'' Belanda menyusun delapan rekomendasi yang dapat digunakan oleh parpol dalam program pemilunya. Rekomendasi tersebut disampaikan dalam sebuah demonstrasi di kota Eindhoven pada tanggal 30 Oktober 2021. Nelleke Don selaku ketua ''Slow Food'' Belanda dan Ernst Hart selaku pimpinan kelompok politik, hadir untuk memaparkan rekomendasi ke hadapan calon pemerintah kota. Berikut rekomendasinya*53<ref>{{Cite web|last=Slow Food|date=2021|title=Slow Food Netherlands Wants Ambition for Food|url=https://www.slowfood.com/slow-food-netherlands-asks-municipalities-to-put-food-on-their-agenda/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref>:
 
# Berikan contoh yang baik.
Baris 179:
 
==== ''Slow Food'' Swiss ====
''Slow Food'' Swiss (nama asli: ''Slow Food'' Schweiz) dibentuk pada tahun 1993 dengan jumlah konvivia sebanyak 20 unit.*47 Berbeda dengan negara lain yang perlu berusaha ekstra ketika menyuarakan prinsip-prinsip ''Slow Food'', Swiss termasuk negara yang mayoritas masyarakatnya terbiasa dengan prinsip tersebut. Pesan tentang manfaat makanan lokal, musiman, dan makanan yang ditanam secara berkelanjutan dikirim ke setiap rumah di Swiss setiap minggunya dan dikemas dalam surat kabar dari dua pengecer terkemuka, yakni ''Migros'' dan ''Coop''. Mirjam Hauser, penulis Laporan Tren Makanan Eropa di Institut Gottlieb Duttweiler, mengatakan kerja sama antara ''Slow Food'' Swiss dan ''Coop'' terkait label ''Slow Food'' di supermarket telah menunjukan bahwa makanan ramah lingkungan memiliki popularitasnya di Swiss.*54<ref>{{Cite web|last=Bechtel|first=Dale|date=2009|title=Swiss quick to move into Slow Food fast lane|url=https://www.swissinfo.ch/eng/culture/swiss-quick-to-move-into-slow-food-fast-lane/31254|website=SWI Info|language=en|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
Selain kerja sama dengan pihak lain, ''Slow Food'' Swiss juga menawarkan proyek pendidikan pangan yang disebut dengan ''Slow Mobil.'' Proyek ini telah menyulap mobil van menjadi dapur keliling untuk mengajari anak-anak tentang makanan yang sehat dan berkelanjutan dengan cara yang menyenangkan dan ramah. Format proyek ini dimasukkan dalam ekstrakulikuler sekolah ataupun kegiatan pendidikan di jalan. Dalam proyek ini, ''Slow Food'' Swiss memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk dapat menemukan cita rasa, mengajari mereka melalui contoh-contoh praktis, membedakan antara makanan yang dibuat di rumah dengan makanan lokal, musiman, dan makanan siap saji atau cepat saji. Di mana pelajaran akan diakhiri dengan sesi menyantap hidangan yang lezat nan berkelanjutan.*8<ref name=":4" />
 
=== Asia dan Oseania ===
 
==== ''Slow Food'' Jepang ====
Tiga puluh dua organisasi Jepang mengadakan rapat umum di Yufuin, Prefektur Oita pada tanggal 26 Juli 1998 dan mendirikan ''Slow Food'' Jepang (nama asli: ''Slow Food'' Nippon). Kantor pusatnya berada di Sendai, Prefektur Miyagi dengan Hirotoshi Wako sebagai presiden pertamanya.<ref name=":11" /><ref>{{Cite web|last=Japan For Sustainability|date=2005|title=Slow Food Movement in Japan Establishes a National Organization|JFS Japan for Sustainability|url=https://www.japanfs.org/en/news/archives/news_id025825.html|website=JFS Japan for Sustainability|language=en|access-date=14 Februari 2022}}</ref>*47*55 ''Slow Food'' Jepang secara aktif meningkatkan pengetahuan lokal tentang makanan dalam beberapa cara. Pertama, dengan upaya melindungi masakan daerah dan produk pertanian daerah dalam ''Ark of Taste'' ''(aji no hakobune).'' Kedua, dengan mengadakan sejumlah festival dan pameran makanan untuk memperkenalkan produk makanan lokal Jepang kepada khalayak yang lebih luas. Setiap tahunnya, pameran makanan diselenggarakan di Yokohama dengan tema yang berbeda, seperti ''Rice'' (2007) dan Miso (2008).*56<ref>{{Cite book|last=Assmann|first=Stephanie|date=2010|url=https://www.researchgate.net/publication/262224943_Food_Action_Nippon_and_Slow_Food_Japan_The_Role_of_Two_Citizen_Movements_in_the_Rediscovery_of_Local_Foodways_in_Farrer_James_ed_Globalization_Food_and_Social_Identities_in_the_Asia_Pacific_Region_Pap|title=Food Action Nippon and Slow Food Japan: The Role of Two Citizen Movements in the Rediscovery of Local Foodways|location=Tokyo|publisher=Institute of Comparative Culture in Sophia University|pages=2-14|url-status=live}}</ref>
 
Pada tahun 2017, ''Slow Food'' Jepang menyelenggarakan festival Ainu. Ainu merupakan penduduk asli pulau Hokkaido dan bagian utara Honshu yang terancam punah. Sebagai satu-satunya penduduk asli Jepang yang diakui oleh pemerintah sejak tahun 2008, ''Slow Food'' Jepang memandang pentingnya merawat suku ini melalui sebuah festival. Festival Ainu mengulas tradisi pernikahan Ainu, tarian panen tradisional, hingga sumber makanan Ainu yang berasal dari pangan herbal gunung yang dianggap sebagai obat dan hadiah dari para dewa.*57<ref>{{Cite web|last=Slow Food|date=2017|title=The First Edition of Ainu Food Festival kicks off in Japan|url=https://www.slowfood.com/first-edition-ainu-food-festival-kicks-off-japan/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
==== ''Slow Food'' Korea Selatan ====
''Slow Food'' Korea Selatan berdiri pada tahun 2007 dengan Jong-Woon Ahn sebagai ketuanya. Organisasi ini semakin menguat setelah Namyangju dijadikan sebagai lokasi peluncuran pertama AsiO Gusto, sebuah pameran gastronomi terbesar di Asia dengan jumlah 500.000 pengunjung, produsen skala kecil, dan delegasi dari 40 negara di Asia dan Oseania.*58<ref>{{Cite web|last=Slow Food Korea|date=2022|title=연혁|url=https://www.slowfood.or.kr/untitled-cxfu|website=https://www.slowfood.or.kr/untitled-cxfu|language=ko|access-date=14 Februari 2022}}</ref> Korea Selatan yang kental akan penghargaan pangan tradisionalnya juga telah mendaftarkan produknya ke dalam ''Ark of Taste,'' di antaranya: sapi Chik-so, teh Don, dan pasta kedelai Purerun Kong.*59<ref>{{Cite web|last=Slow Food|date=2014|title=Slow Food South Korea Launches|url=https://www.slowfood.com/slow-food-south-korea-launches/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
==== ''Slow Food'' Melbourne ====
Beranggotakan kumpulan orang-orang Victoria lintas generasi dan multikultural, ''Slow Food'' Melbourne menjalankan dua program utama berupa pasar petani dan ''Slow Fish''. Pasar petani rutin diadakan setiap Sabtu keempat setiap bulannya pada pukul delapan hingga satu siang dan bertempat di Spotswood-Kingsville RSL.*60<ref>{{Cite web|last=Slow Food Melbourne|date=2022|title=About Us|url=https://slowfoodmelbourne.com.au/about-us/|website=Slow Food Melbourne|language=en-AU|access-date=14 Februari 2022}}</ref> Sementara, ''Slow Fish'' di Melbourne muncul sebagai tanggapan dari keputusan pemerintah negara bagian Victoria tahun 2014 terkait penutupan penangkapan ikan komersial. Sebagai informasi, 80 persen konsumsi makanan laut warga Melbourne ialah produk impor.*61<ref>{{Cite web|last=Slow Food|date=2019|title=Slow Fish Melbourne Keeps the Conversation about Sustainable Seafood Going|url=https://www.slowfood.com/slow-fish-australia-conversation-sustainable-seafood/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
Tak hanya menyoal dukungan kepada pemerintah, ''Slow Fish'' di Melbourne juga menawarkan terobosan proyek. Ada ''‘Speed Date a Fisher(wo)man’,'' sebuah kegiatan di mana orang dapat bertanya kepada nelayan yang berbeda mengenai industri boga bahari. Ada pula, ''<nowiki/>'Fish Tales','' sebuah program yang menampilkan diskusi untuk menggali seluk-beluk laut bersama para pakar.*61<ref name=":12">{{Cite book|last=Slow Food|date=2017|url=https://www.fondazioneslowfood.com/wp-content/uploads/2017/11/EN_Gardens_in_Africa_dossier.pdf|title=Slow Food Africa 2012-2017 Report|location=Italy|publisher=Slow Food Press|pages=1-21|url-status=live}}</ref>
 
=== Afrika ===
Hadirnya delegasi asal Afrika di edisi pertama ''Terra Madre'' yang berlangsung di Turin tahun 2004 telah memicu terbentuknya jaringan ''Slow Food'' di benua ini. Pendorong utamanya adalah komitmen untuk menciptakan kebun makanan di seluruh penjuru Afrika. Pada tahun 2011, Slow Food meluncurkan proyek “1.000 Kebun di Afrika” yang bertujuan untuk memberi akses masyarakat ke makanan berkualitas tinggi, sehat dan berkelanjutan serta memberdayakan mereka agar dapat menolak pengambilalihan sistem pangan Afrika oleh perusahaan. Berkat kerja keras jaringan, tujuan ini tercapai pada tahun 2013 dan kemudian ditingkatkan dengan target baru 10.000 kebun. Hingga tahun 2017, proyek “10.000 Kebun di Afrika” telah mencakup 2.800 kebun makanan baru yang didirikan di 35 negara dan melibatkan lebih dari 50.000 orang. ''Slow Food'' Afrika berhasil membentuk beragam komunitas makanan sembari mempertahankan keanekaragaman hayati dan melindungi produk lokalnya dalam katalog ''Ark of Taste.''*62<ref name=":12" />
 
==== ''Slow Food'' Kenya ====
Berdiri pada tahun 2014, saat ini ''Slow Food'' Kenya memiliki 60 konvivia dan komunitas yang tersebar di lima belas kota di seluruh Kenya.*63<ref name=":13">{{Cite web|last=Slow Food|date=2015|title=Slow Food Launches a National Branch in Kenya|url=https://www.slowfood.com/slow-food-launches-a-national-branch-in-kenya/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref> ''Slow Food'' Kenya membangun 219 kebun makanan dengan keragaman tanaman khasnya. Kebun makanan ini adalah bagian dari proyek internasional “10.000 Kebun di Afrika”. Kebun makanan ini tersebar di seluruh negeri dan mencakup kebun komunitas, sekolah, dan keluarga. Di antaranya adalah kebun sekolah Chazon di Lembah Rift, kebun komunitas Iveche di Kenya tengah, dan kebun keluarga Sikulu di Kenya barat.*64<ref name=":13" />
 
==== ''Slow Food'' Uganda ====
''Slow Food'' Uganda telah beroperasi sejak tahun 2006 melalui aksi penyadaran terhadap makanan yang baik, bersih, dan adil. Namun, baru pada tahun 2015, organisasi ini terdaftar secara resmi sebagai badan hukum di Uganda. Sejak saat itu, organisasi ini bergerak bersama lebih dari 10.000 aktivis pangan yang tersebar di Uganda bagian barat, timur, dan tengah.*65*66<ref name=":14">{{Cite web|last=Slow Food Uganda|date=2022|title=About Us|url=http://www.slowfooduganda.org/index.php/about-us/|website=Slow Food Uganda|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref><ref name=":15">{{Cite web|last=Slow Food|date=2020|title=Slow Food Uganda Celebrates Five Years|url=https://www.slowfood.com/slow-food-uganda-celebrates-five-years/|website=Slow Food International|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
Per November 2020, ''Slow Food'' Uganda telah menghimpun 44 produk dalam ''Ark of Taste,'' 6 presidia, 3 pasar bumi, 81 komunitas, dan 365 kebun makanan.*65*66<ref name=":14" /><ref name=":15" /> Kampanye yang diusung ''Slow Food'' Uganda  terkait dengan perlawanan terhadap perampasan tanah maupun penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan bagi pertanian, seperti misalnya: kampanye pengenalan RUU Keamanan Hayati dan Bioteknologi yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai organisme yang telah dimodifikasi secara genetik (GMO). Lebih dari itu, organisasi ini juga menjangkau jaringan muda ''Slow Food'' Uganda melalui program pertukaran pelajar dengan Universitas Ilmu Gastronomi di Bra, Italia.*66<ref name=":15" />
 
== Pro Kontra ==
Baris 213:
 
=== Pro ===
Asisten Profesor Stephen Schneider di Universitas Alabama di Tuscaloosa mengatakan bahwa banyaknya wabah penyakit dan skandal hak-hak buruh di industri makanan modern yang terjadi belakangan ini merupakan jenis masalah yang ingin ditangani oleh gerakan ''Slow Food.'' Keberhasilan ''Slow Food'' Amerika misalnya, akan berpotensi pada perbaikan massal dalam kesehatan masyarakat maupun lingkungan secara terus-menerus. Adanya dukungan pada tingkat individu juga dipandang mampu menyejahterakan petani lokal dan pemilik usaha kecil. Uniknya lagi, gerakan ''Slow Food'' sangat terbuka terhadap kritik yang membangun. Beberapa cabang ''Slow Food'' terlihat rela mengunggah kritik di situs web mereka.*67<ref name=":16">{{Cite web|last=Stubblefield|first=Megan|last2=|date=2019|title=What Is the Slow Food Movement?|url=https://greenliving.lovetoknow.com/low-impact-living/what-is-slow-food-movement|website=Love to Know|language=en|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
=== Kontra ===
Sebaliknya, ada orang yang mendukung tujuan gerakan ''Slow Food,'' tetapi mengkritik metode dan biasnya. Dalam sebuah opini, Karen Hernandez di ''Feminist Wire'' mempertimbangkan implikasi feminis dari pergerakan ini, khususnya terkait dengan persiapan makanan rumahan yang cukup memakan waktu. Ia juga mengutarakan adanya masalah kelas sehubungan dengan biaya memasak makanan lokal segar.*67<ref name=":16" /> Sementara itu, Alison Caracciolo dari ''Columnist'' mengatakan bahwa untuk memaksimalkan keuntungan, para petani telah melakukan pemuliaan (rekayasa genetika) maksimal guna menciptakan produk yang unggul dan seragam. Sehingga, terdapat kemungkinan bahwa daging yang disantap saat ini oleh seseorang berasal dari proses pemuliaan di masa lampau. Alison menambahkan, banyak orang menganggap bahwa daging yang diproduksi secara massal ini sebagai daging “industri” telah kehilangan elemen makanan yang paling penting yakni rasa. Padahal, itu belum tentu benar.*68<ref>{{Cite web|last=Caracciolo|first=Alison|date=2017|title=Slow food movement not as glamorous as it seems|url=http://www.duqsm.com/slow-food-movement-not-glamorous-seems/|website=The Duquesne Duke|language=en-US|access-date=14 Februari 2022}}</ref>
 
== Referensi ==
 
*