Sejarah asal nama Kuningan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k memindahkan Sejarah Asal Nama Kuningan ke Sejarah asal nama Kuningan |
Adry Zahedi (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9:
Pendeta Ajar Sukaresi yang sudah mengetahui akal busuk Sang Raja tetap tenang dalam menebak teka-teki yang diberikan oleh Sang Raja, Sang Pendeta pun berkata bahwa memang perut Sang Putri tersebut sedang hamil. Sang Raja pun merasa gembira mendengar jawaban dari Pendeta tersebut,karena beliau berpikir akal busuknya untuk mengelabui Sang Pendeta berhasil. Sang Raja dengan besar kepala berkatabahwa tebakan Sang Pendeta salah, dan kemudian memerintahkan kepada prajuritnya agar pendeta tersebut dibawa ke penjara dan segera Sang Raja mengeluarkan perintah agar pendeta tersebut di hukum mati.
Teryata tak berapa lama kemudian diketahui bahwa Sang Puteri tersebut benar-benar hamil. Muka Raja tersebut merah padam,hal ini tak mungkin terjadi pikirnya. Dengan gelap mata Sang Raja tersebut marah dan menendang bokor kuningan, kuali
Dalam Babad [[Cirebon]] dan tradisi Lisan Legenda [[Kuningan]] bokor kuningan itu digunakan untuk menguji tokoh ulama [[Islam]] (wali) bernama Sunan Gunung Jati. Jalan ceritanya kurang lebih sama dengan cerita Ciung Wanara, hanya didalamnya terdapat beberapa hal yang berbeda. Perbedaan yang dimaksud terletak pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa, tujuan dan akibat pengujian itu, dan tidak ada peristiwa penendangan bokor. Jika cerita Ciung Wanara menuturkan gambaran zaman kerajaan Galuh yang sepenuhnya bersifat kehinduan atau masa pra-[[Islam]], maka Babad [[Cirebon]] dan tradisi lisan Legenda [[Kuningan]] mengisahkan tuturan pada zaman peralihan dari masa [[Hindu]] menuju masa Islam atau pada masa proses Islamisasi. Dengan demikian, isi cerita Ciung Wanara lebih tua daripada isi Babad [[Cirebon]] atau tradisi lisan Legenda [[Kuningan]]. Cerita Ciung Wanara mengungkapakan tempat peristiwanya di Bojong Galuh, sedangkan Babad [[Cirebon]] dan tradisi lisan Legenda [[Kuningan]] mengemukakan bahwa peristiwanya terjadi di Luragung (kota kecamatan yang terletak 19 km sebelah timur [[Kuningan]]).
|