'''Adrian Vickers''' adalah seorang penulis, sejarawan dan profesor Program Studi Asia Tenggara di [[Universitas Sydney|University of Sydney]], Australia.<ref>{{Cite web|url=http://sydney.edu.au/arts/slc/staff/profiles/adrian.vickers.php|title=Adrian Vickers|website=University of Sydney Website|access-date=16 August 2015}}</ref><ref>Halaman profil dari [http://sydney.edu.au/arts/slc/staff/profiles/adrian.vickers.php Adrian Vickers], University of Sydney</ref> Dia menulis [[blog]] tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia.<ref>{{Cite web |url=http://blogs.usyd.edu.au/vicindonblog/avic4853.html |title=Blog Indonesia Adrian Vickers |access-date=2019-01-31 |archive-date=2015-09-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150901003645/http://blogs.usyd.edu.au/vicindonblog/avic4853.html |dead-url=yes }}</ref> Ia juga telah mempelajari dan mendokumentasikan tradisi tari [[Gambuh]], cerita [[Cerita Panji|Panji]], dan mata pelajaran seni dan budaya Indonesia lainnya, serta [[historiografi]] dan [[kolonialisme]] di Indonesia. Selain memiliki gelar BA dan PhD dari University of Sydney, dia adalahjuga Profesormerupakan ketua profesor Program Studi Asia Tenggara (Ketua) dan Direkturdirektur Program Studi Asia. Buku terbaru Vickers, ''The Pearl Frontier'', yang ditulis bersama Julia Martínez, memenangkan Penghargaan Buku Sejarah Universitas Queensland Selatan di Penghargaan Sastra Queensland 2016.<ref>{{Cite web|url=http://www.qldliteraryawards.org.au/winners/2016-winners|title=2016 Queensland Literary Award winners|website=Queensland Literary Awards|access-date=4 October 2017}}</ref>
