Pierre Bourdieu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
→Kebaruan pemikiran: // Edit via Wikiplus Tag: halaman dengan galat kutipan |
||
Baris 110:
==== Kebaruan pemikiran ====
{{harvtxt|Haryatmoko|2016}} menjelaskan bahwa sumbangan khas dari kebaruan pemikiran Pierre Bourdieu dapat dirangkum dalam uraian sebagai berikut:
# Konsep ''habitus'' dianggap dapat mengatasi persoalan [[dualisme]] individu dan masyarakat, [[struktur dan agen]] sosial, dan kebebasan determinisme.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=38}}
# Pemikiran Bourdieu mampu menyingkap mekanisme dan strategi dominasi. Dominasi tidak lagi diamati hanya dari akibat-akibat luar, tetapi juga akibat-akibat yang dibatinkan. Perubahan politik bisa dipahami sebagai bertemunya upaya dan tindakan kolektif. Deskripsi hubungan-hubungan sosial tidak berhenti pada penilaian ilmiah, tetapi menjadi alat pembebasan bagi mereka yang didominasi. [[Sosiologi]] memiliki panggilan politik yang menghasilkan analisis tentang ketidaksetaraan dan ketidakadilan, sehingga memungkinkannya untuk mengkritik situasi tersebut. Hal ini disebut juga sebagai sosiologi kritis; karena kritis terhadap budaya, sistem sekolah, [[demokrasi liberal]] dan mitos-mitosnya.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=38}}
# Pemikiran Bourdieu menjelaskan logika praksis pelaku-pelaku sosial dalam lingkup sosial yang tidak setara atau memiliki konflik. Logika ini mengatasi model [[Marxisme|Marxis]] yang mereduksi pandangan tentang masyarakat menjadi [[infrastruktur]] [[ekonomi]]. Bourdieu membangun suatu pandangan yang berdimensi jamak, dibangun dari beragam ranah otonom, serta mendefinisikan model-model khas dominasi seperti [[budaya]], [[politik]], [[gender]], dan [[seni]] (yang tidak hanya ekonomi).{{sfn|Haryatmoko|2016|p=38}}
{{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} menambahkan bahwa ketiga sumbangan pemikiran tersebut menandai keterputusan pemikiran Bourdieu dengan beberapa tradisi sosiologi baik [[Karl Marx|Marx]] dan [[Maximilian Weber|Weber]]; namun tetap memperoleh inspirasi dari keduanya. Pierre Bourdieu menggunakan pendekatan [[Marxisme]] dalam menggambarkan tatanan sosial melalui [[paradigma]] [[dominasi]], yaitu suatu paradigma antagonisme kelas. Namun, Bourdieu membedakan diri dari pendekatan Marx dengan mengembangkan teorinya tentang dominasi simbolik; yang terkait dengan bidang [[budaya]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Bourdieu memperluas perjuangan kelas pada perjuangan simbolik dalam bentuk pengelompokkan perbedaan-perbedaan objektif yang ditentukan oleh akumulasi modal; baik [[ekonomi]], [[budaya]], [[Simbolisme|simbolik]], dan [[sosial]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Pendekatan [[Karl Marx|Marx]] ''hanya'' mendefinisikan posisi sosial dengan mengacu pada satu posisi dalam hubungan-hubungan produksi [[ekonomi]], serta mengabaikan hubungan-hubungan produksi budaya. Demikian juga semua pertentangan yang mendasari bidang [[sosial]] tidak dapat direduksi ''hanya'' pada oposisi antara pemilik dan bukan pemilik sarana produksi ekonomi; yang mengorganisir teori ke dalam dua blok.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Bourdieu juga mengembangkan apa yang disebut tindakan bermakna berdasarkan pendekatan [[Maximilian Weber|Weber]]. Dalam pemahaman ini, tindakan manusia diarahkan pada makna dalam arti tindakan yang terkait dengan reaksi orang lain atau perilaku orang lain. Dengan demikian, penjelasan sosial harus mempertimbangkan juga dimensi simbolik. Bourdieu menggunakan pendekatan dimensi simbolik dalam pemikiran Weber yang terkait dengan [[legitimasi]] [[kekuasaan]] (tradisional, karismatik, legal-rasional) dalam memaparkan mekanisme-mekanisme dominasi.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Hal ini karena makna dan simbol sangat berperan dalam menjelaskan kekerasan simbolik. Bourdieu juga melihat ada semacam persetujuan dari pihak yang didominasi dalam [[konsensus]] yang sama dengan pendominasi tentang tatanan yang ada.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}}
|