Barongan Blora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Added {{Unreferenced}} tag
Dubaya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Unreferenced|date=Februari 2022}}
'''Barongan Blora''' merupakan salah satu bentuk kebudayaan Jenis [[Reog (Ponorogo)|Reog Ponorogo]] yang ada dan berkembang [[Kabupaten Blora]].
 
== Sejarah ==
Dalam [[babad Giyanti]] disebutkan bahwa [[Kabupaten Blora|Blora]] termasuk daerah mancangara yang merupakan bawahan dari bupati [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]], Sehingga pengaruh budaya dari Ponorogo termasuk barongan Ponorogo juga mempengaruhi kebudayaan Di Blora.<ref>{{Cite book|last=Yasadipura|first=Radèn Ngabèi|date=1937|url=https://id.scribd.com/document/409134606/BABAD-GIYANTI-1-Balai-Pustaka-pdf|title=Babad Giyanti|location=Batawi Sèntrêm (Jakarta)|publisher=Bale Pustaka (Balai Pustaka)|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Budaya barongan.jpg|jmpl|247x247px|Barongan Blora adalah Kebudayaan suku Samin di Blora]]
SehinggaHingga begitu kuatnya pengaruh ponorogoPonorogo menyebabkan nama-nama grup barongan di Blora menggunakan nama khas Ponorogo, seperti Singo Lodro, Singo Lodoyo, Menggolo. Dalam perkembangannya, properti Barongan Blora selalu mengikuti properti Barongan Ponorogo atau [[Reog]], dari busana, gerakan, dan sebagian musik. seperti barongan yang diperankan oleh dua orang, kini hanya di lakukan satu orang saja serta kepala barong yang botak di tengah. Pemerintah Blora mendeklarasikan Barongan Blora sebagai kesenian Khas Blora, meskipun di kota jawa tengah lainnya sendiri masih banyak terdapat group Barongan yang diperankan oleh dua orang, alias Reyog Tradisional.
 
selain itu, terdapat sejarah bahwa Barongan Blora sendiri dibawa dan dikembangkan oleh [[Samin Surosentiko]] setelah tinggal di [[Somoroto, Kauman, Ponorogo|Sumoroto]], [[Ponorogo]], tempat leluhurnya dimana nama Reyog di Sumoroto saat itu lebih populer dikenal Barongan. dari segi bentuk saat itu juga kepala Reyog dengan mulut terbuka dengan mahkota merak yang besar, namun saat di Blora sangat sulit untuk mendapatkan bulu merak karena pengawasan pihak kolonial Belanda, sehingga di ganti dengan bahan ijuk yang di bentuk seperti dadak merak dan di selipkan beberapa bulu merak saja dipada ijuk sebagai rambut barongan blora.
 
== Barongan Blora Saat Ini ==
Pada saat banyak [[peneliti]] dan seninam[[seniman]] barongan mencoba membuat cerita sendiri terntangtentang kisah penampilan barongan di Blora sebagai bentuk jati diri barongan di Blora, karena sebagaian seniman barongan di Blora enggan mengakui bahwa sejarah keberadaan barongan di Blora karena adanya pihak dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] ataupun masih ketergantungannya properti, pakaian, alat musik Barongan Blora yang dari Ponorogo. Bahkan Sebagian seniman Barongan di Blora mengganggap bahwa Reog di Ponorogo berasal dari Blora, dengan membuat cerita sendiri,. selainSelain itu dihilangkannya tulisan '''''Seni Reog Ponorogo''''' pada ''krakap'' reog di Blora yang kemudian diganti dengan tulisan '''''Seni Barong Blora''''' atau '''''Seni Reog Blora'''''.
 
Hal ini membuat seniman Blora terpecah menjadi beberapa kubu,
 
# Kubu yang masih mempercayai bahwa Barongan di Blora masih memiliki akar historis dari Ponorogo yang di bawa ke Blora, dari versi Babad Giyanti hingga tokoh [[Ajaran Samin|Samin]] Raden [[Samin Surosentiko|Suro Sentiko]] yang merupakan anak bangsawan Ponorogo Raden Suro Wijoyo (samin Sepuh) bin Raden Brotodiningrat (Bupati [[Somoroto, Kauman, Ponorogo|Sumoroto]], [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]). Maka dari itu kubu ini masih berhubungan dengan seniman dan pengrajin Reog di Ponorogo.
# kubu yang percaya bahwa Barongan asli blora yang kemudian berkembang menjadi Reog di Ponorogo hingga [[Kuda lumping|Kuda Lumping]]. Meskipun kubu ini masih ketergantungan akan peralatan seni dari Ponorogo.
# Kubu yang percaya bahwa barongan hanya menampilkan barongan saja, tidak ada tokoh lain.
 
Tata dan gerak tari, pakaian hingga musik Barongan Blora saat ini tidak jauh beda dengan Reog Ponorogo, karena dalam pementasan barongan di blora juga mengadopsi tokoh tari dalam Reog, seperti Jathilan, Warok dan Bujang ganong.