Komando Distrik Militer 0104: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baretku (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baretku (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 37:
 
Selanjutnya, untuk mengembangkan aksi-aksi gerilya dalam rangka melawan agresi Belanda, dibentuk kantong-kantong gerilya yang disebut wehrkreise. Dalam proses ini terjalin hubungan yang harmonis dan solid antara TNI dan rakyat yang ada di kantong gerilya. Rakyat menjadi sumber dan sarana untuk kepentingan intelijen, logistik dan amunisi serta penggandaan kekuatan bagi TNI.
 
'''Periode 1950-1960'''
 
Pada masa ini Pemerintah RI menghadapi berbagai pemberontakan bersenjata dengan motif ideologi, politik dan ekonomi, seperti PKI di Madiun, DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh, PRRI/Permesta di Sumatera dan Sulawesi, RMS di Maluku serta pemberontakan-pemberontakan bersenjata lainnya dalam skala yang lebih kecil. Pada periode ini dibentuk embrio Koter berupa Bintara Onder Distrik Militer (BODM), yakni seorang bintara disertai beberapa pembantu yang bertugas membina potensi masyarakat di tingkat kecamatan untuk menghadapi pemberontakan bersenjata.
 
Sasaran pembinaan adalah mewujudkan dan meningkatkan resistensi masyarakat terhadap ideologi pemberontak serta mampu melakukan perlawanan seperti pada era perjuangan kemerdekaan melalui wadah-wadah perjuangan seperti Organisasi Keamanan Desa (OKD) yang kemudian disempurnakan menjadi Organisasi Perlawanan Rakyat (OPR) dan kemudian Perlawanan Rakyat (Wanra).
 
Pembentukan embrio satuan teritorial secara resmi di wilayah Aceh Timur dilaksanakan seiring dengan pembentukan Komando Daerah Militer Aceh (KDMA) terhitung mulai tanggal 22 Desember 1956 berdasarkan Surat Keputusan No. KPTS 358/XII/1956 tanggal 27 Desember 1956, yaitu dengan pembentukan BODM (Bintara Onder Distrik Militer) di 16 wilayah kecamatan, yaitu di Kuala Simpang, Karang Baru, Seruway, Serba Jadi, Langsa Kota, Rantau Selamat, Peureulak, Idi Rayeuk, Darul Aman, Julok, Simpang Ulim, Nurussalam, Bendahara, Tamiang Hulu, Manyak Payed, dan Kejuruan Muda. Keterlibatan rakyat dalam kegiatan teritorial sangat aktif dengan perekrutan rakyat dalam kegiatan-kegiatan BODM. Mengingat keterbatasan TNI saat itu, tidak semua BODM mempunyai markas yang permanen. Markas BODM ada yang menempati bekas bangunan Belanda seperti BODM Julok, sedangkan BODM yang lain ada yang menumpang rumah masyarakat, atau kantor dinas lain.
 
Berdasarkan Penetapan Kasad No. TAP 0-5 tanggal 5 Agustus 1958, KDMA berubah menjadi Kodam I/Iskandar Muda dengan otoritas membawahi 2 Korem, 3 Batalyon, 9 Kodim dan 131 Koramil.