Sindrom serotonin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 84:
Tidak ada tes khusus untuk sindrom serotonin. Diagnosis dilakukan dengan observasi gejala dan pemeriksaan riwayat orang tersebut. Beberapa kriteria telah diusulkan, dengan kriteria evaluasi pertama diperkenalkan pada 1991 oleh Harvey Sternbach.<ref>{{Cite journal|last=Hegerl|first=U.|last2=Bottlender|first2=R.|last3=Gallinat|first3=J.|last4=Kuss|first4=H. J.|last5=Ackenheil|first5=M.|last6=Möller|first6=H. J.|date=1998|title=The serotonin syndrome scale: first results on validity|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9684919|journal=European Archives of Psychiatry and Clinical Neuroscience|volume=248|issue=2|pages=96–103|doi=10.1007/s004060050024|issn=0940-1334|pmid=9684919}}</ref> Para peneliti kemudian mengembangkan Aturan Keputusan Kriteria Toksisitas Hunter, yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik, masing-masing 84% dan 97%, bila dibandingkan dengan standar emas diagnosis oleh ahli toksikologi medis.<Ref name = Boyer/><Ref name = Dunkley/>
 
Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis sindrom serotonin yaitu [[tremor]], agresivitas ekstrim, [[akatisia]], atau klonus (spontan, terinduksi dan okular).<Ref name = Dunkley/> [[Pemeriksaan fisik]] pasien harus mencakup penilaian refleks tendon dalam dan kekakuan otot, kekeringan [[Membran mukosa|mukosa]] mulut, ukuran dan reaktivitas pupil, intensitas [[bising usus|bunyi usus]], warna kulit, dan ada tidaknya keringat.<Ref name = Boyer/> Anamnesis pasien juga memainkan peran penting dalam diagnosis, penyelidikan harus mencakup pertanyaan tentang penggunaan obat resep dan [[obat bebas]], zat terlarang, dan [[suplemen makanan]], karena semua agen ini telah terlibat dalam pengembangan sindrom serotonin. Untuk memenuhi Kriteria Hunter, pasien harus mengonsumsi agen serotonergik dan memenuhi salah satu kondisi berikut:<Ref name = Dunkley/>
 
*Klonus spontan, atau
*Klonus yang dapat diinduksi ditambah agitasi atau [[keringat|diaforesis]], atau
*Klonus okular ditambah agitasi atau diaforesis, atau
*[[Tremor]] plus hiperrefleksia, atau
*Hipertonisme ditambah suhu > 38 °C ditambah klonus okular atau klonus yang dapat diinduksi.