Cijoro Pasir, Rangkasbitung, Lebak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 24:
Posisi Kantor Kelurahan Cijoropasir adalah di sekitar perempatan lampu merah Kp. [[Kampung malangnengah cijoropasir rangkasbitung|Malangnengah]].
 
Ciri khas kelurahan Cijoropasir diantaranya adalah diadakan penggajianpengajian keliling setiap 1 bulan sekali dengan mengambil tempat selalu berpindah bergilirianbergiliran antar kampung se Kelurahan Cijoropasir. Kegiatan ini menyebabkan warga masyarakat antar kampung menjadi saling mengenal.
 
Pada Masa Pemerintahan Nyai Buyut Jaro Ummu Hasan (Lurah Cijoropasir Pertama, 1851-1856) , Nyai Buyut Lurah Ummu menertibkan perkampungan yang terpencil dan terpisah pisah menjadi satu, contohnya para penduduk mengosongkan Kampung Pasir Kerud dan dipindahkan ke Kampung Lembur Sawah Pasir. Perkampungan Gunung Puntang pun dikosongkan dan para penduduk dipindahkan ke Pasir Ngeuper dan Pasir Turi. selanjutnya hutan belantara MalangNengah dibuka dan dijadikan perkampungan. Lurah Ummu pun bergotong royong bersama warga kampung dan para pekerja untuk membuat jalan raya dan menghubungkan jalan keseluruh pelosok perkampungan, dimasa Pemerintahan Nyai Buyut Jaro Ummu, Kelurahan Cijoropasir aman dari gangguan, karena sang Lurah sendiri sosok Pendekar yang sangat sakti mandraguna, Para Jawara dan Pendekar lainnya di Rangkasbitung ketakutan jika menghadapinya. Lurah Ummu juga sangat memperhatikan Bahan pokok warganya agar tidak kelaparan, maka dibukalah hutan hutan belantara salah satunya hutan di Pojok Ciupas untuk dijadikan lahan pesawahan. setelah Nyai Buyut Jaro/Lurah Ummu wafat tahun 1856 diusia 65 tahun dan dimakamkan di TPU Kramat Tanjong disamping makam suaminya (Ki Buyut Abu Hasan) dan makam anaknya (Ki Buyut Jamat). pada tahun 1899 Kampung Tanjong (Kampung Halaman Nyi Buyut Ummu) terpecah menjadi dua bagian karena terkena Proyek Jalur Rel Kereta Api yang dibuat Pemerintah Belanda. setengah dari Penduduk Kampung Tanjong pindah ke Kampung Lembur Sawah Lebak, ke Kampung Ciawi, ke Kampung MalangNengah, dan sebagian menetap di pinggiran jalan raya yang kelak menjadi kampung cisalam.
pada tahun 1910 warga masyarakat Cijoropasir dan seluruh penduduk Rangkasbitung bergotong royong menggali tanah membuat saluran Air Ciujung untuk mengalihkan aliran sungai yang mengalir dari Kalimati ke kampung Malangnengah terus ke Kolelet itu agar beralih aliran sungainya ke jln.sukarno-hatta Jembatan Baypash selahaur sekarang sampai ke pamarayan sana.
 
== Pranala luar ==