Musa (genus): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BlackEagless (bicara | kontrib)
Baris 23:
}}
== Daftar spesies ==
* Musaceae, familikeluarga tumbuhan pisang (ordo Zingiberales), terdiri dari 2 generasi, Musa dan Ensete, dengan sekitar 50 spesies asli Afrika, Asia, dan Australia. Pisang biasa (M. sapientum) merupakan subspesies dari pisang raja (M. paradisiaca). Keduanya merupakan tanaman pangan penting.
*Beberapa spesies pisang liar, seperti M. coccinea, memiliki bunga hias berwarna merah tua tetapi buahnya tidak dapat dimakan. M. textilis dari Filipina melengkapi rami Manila, juga disebut serat abaca. Genus Ensete of Africa tidak menghasilkan pisang yang dapat dimakan, tetapi tangkai bunga dari satu spesies, E. ventricosa, dapat dimakan setelah dimasak. Spesies Ensete dibedakan dari Musa dengan bijinya yang lebih besar. Lihat juga abaka; pisang; pisang raja.
*Salah satu species yang unik adalah Musa Ingens, Pohon Pisang Raksasa Asli Papua yang Miliki Tinggi 25 Meter. Ukuran buahnya pun memiliki panjang yang tak biasa, yakni sekitar 10 sampai 15 cm, dengan bentuk lingkar 4-6 cm. Ukuran daunnya juga memiliki panjang hingga 5 meter dengan lebar 1 meter. Namun, untuk buahnya tidak bisa dikonsumsi sembarangan, atau hanya bisa dimakan terbatas. Dikarenakan, terdapat unsur biji yang keras dan padat di dalam seratnya. Masyarakat di Papua lebih banyak memanfaatkan pisang tersebut sebagai pengobatan dan menyembuhkan beberapa macam penyakit. Selain itu, beberapa bagian pohonnya juga kerap dimanfaatkan untuk membuat kerajinan. Jenis pisang ini hanya bisa tumbuh di pegunungan ketinggian 1.000-1.700 mdpl. Mayoritas wilayah tersebut berada di wilayah dataran tinggi Papua seperti Manokwari (Cagar Alam Pegunungan Arfak), Kaimana, Teluk Wondama dan Fak-Fak (Cagar Alam Fak-Fak Tengah). Berdasarkan informasi dari kabartani.com, Pisang Musa Ingens pertama kali ditemukan oleh Womersley, J.S dan Simmonds N.W. di kawasan New Guinea (wilayah kepulauan Papua) pada 22 Desember 1954. Kemudian, pisang tersebut sempat menjadi koleksi (''spirit collection'') Herbarium Kew Inggris. Selanjutnya di tahun 1989, peneliti Jeff Daniels juga menemukannya di daerah yang sama (saat ini wilayah Papua Nugini). Ketika itu, ia memiliki misi penelitian untuk meneliti genetik tanaman tersebut, dengan dibiayai oleh Dewan Internasional Sumber Daya Genetik, agar tidak hilang.