Persebaran permainan Adu Kerito Surong terjadi di seluruh pelosok [[Pulau Bangka]], terutama di Kabupatenkabupaten Bangka Tengah. Di kabupaten ini, permainan tradisional Kerito Surong berkembang di Desadesa [[Sungai Selan, DesaBangka Tengah|Sungai Selan]], desa [[Namang, DesaBangka Tengah|Namang]], desa [[Simpang Katis, Bangka Tengah|Simpang Katis]], Desa [[Dul, Pangkalan Baru, Bangka Tengah|Dul]], dan desa-desa yang umumnya masih menggunakan alat angkutan tradisional berupa "Kerito Surong".
Awalnya, Kerito Surong dikenal sebagai alat transportasi masyarakat.<ref>Kearifan Lokal Bangka Belitung<nowiki/>http://repository.ubb.ac.id/136/2/Laporan%20Penelitian%20Kearifan%20Lokal.pdf</ref> Kendaraan ini pada zaman [[Hindia Belanda]] digunakan sebagai alat pengangkut timah[[Timah]] di wilayah sekitar tambang timah di daerah Muntok oleh masyarakat tionghoa[[Tionghoa]]. Dalam perkembangannya, Kerito Surong menjadi alat transportasi untuk mengangkut berbagai barang,termasukdan manusiaorang-orang. Masyarakat asli [[Melayu Bangka]] yang melihat penggunaan Kerito Surong sebagai moda transportasi kemudian memanfaatkannya sebagai alat angkut hasil pertanian lada, kolang-kaling, mangga, dan juga kayu bakar. Kerito Surong kemudian sering digunakan oleh penduduk untuk mengangkut hasil panen lada ke tempat perendaman di sungai. Suka ria sehabis panen lada disambut dengan kegembiraan menaiki Kerito Surong. Inilah awal kemunculan permainan Adu Kerito Surong yang diangkat melalui kegiatan sehari-hari petani lada yang membuat suasana panen lada penuh kegembiraan.<ref name=":1">Penetapan Adu Kerito Surong<nowiki/>https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=186</ref>