Tempe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Uparengga (bicara | kontrib)
Menambahkan pranala luar
Dubaya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
|country=[[Indonesia]]
|region=[[Jawa Tengah]] <br> [[Jawa Timur]] <br> [[Daerah Istimewa Yogyakarta|D.I.Yogyakarta]]
|creator=[[Ponorogo]]
|course=
|served=
Baris 18:
 
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan [[hifa|miselia]] kapang yang merekatkan biji-biji [[kedelai]] sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen [[kedelai]] pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan [[tahu]], tempe terasa agak masam.
 
Tempe berasal dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] yang juga merupakan daerah penghasil terbaik kacang-kacangan sehingga menjadi rujukan pelatihan pertanian dari berbagai kota.<ref>BPS 1997</ref> Tempe dari Ponorogo mudah menyebar keberbagai daerah karena merupakan makanan pokok seorang Warok untuk memenuhi kebutuhan energi yang banyak, para [[warok]] sering terlibat peperangan karena diminta tolong dari berbagai kerajaan di tanah Jawa. selain itu karakter ngumboro atau mengembara (sejenis merantau) yang menyebabkan makanan tempe mudah menyebar dan dikenali, hal itu pembuatan tempe yang mudah.
 
Tempe banyak dikonsumsi di [[Indonesia]], tetapi sekarang telah [[bumi|mendunia]]. Kaum [[vegetarian]] di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti [[daging]]. Akibatnya, saat ini tempe tidak hanya diproduksi di [[Indonesia]] tetapi juga di banyak tempat di dunia. Berbagai penelitian di sejumlah [[negara]], seperti [[Jerman]], [[Jepang]], dan [[Amerika Serikat]]. [[Indonesia]] juga sekarang berusaha mengembangkan [[galur]] (''strain'') unggul [[Rhizopus]] untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan [[hak paten]]nya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan [[lisensi]] dari pemegang hak paten).<ref>{{Cite web|url=http://eprints.ums.ac.id/11822/2/BAB_I.pdf|title=About tempe (Pdf)}}</ref><ref>[https://klubpompi.pom.go.id/id/berita/item/374-tempe Tempe (Klubpompi)]</ref><ref>{{Cite web|url=http://digilib.unila.ac.id/12595/3/Bab%20II.pdf|title=Tempe (Pdf)}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.bsn.go.id/uploads/download/Booklet_tempe-printed21.pdf|title=Tempe di BSN}}</ref>
Baris 65 ⟶ 67:
[[Berkas:Membungkus Tempe.jpg|jmpl|250px|Tempe sedang dibungkus]]
=== Asal usul ===
Tempe berasal dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] yang juga merupakan daerah penghasil terbaik kacang-kacangan sehingga menjadi rujukan pelatihan pertanian dari berbagai kota.<ref>BPS 1997</ref> Tempe dari Ponorogo mudah menyebar keberbagai daerah karena merupakan makanan pokok seorang [[Warok]] untuk memenuhi kebutuhan energi yang banyak, para warok sering terlibat peperangan karena diminta tolong dari berbagai kerajaan di tanah Jawa. selain itu karakter ngumboro atau mengembara (sejenis merantau) yang menyebabkan makanan tempe mudah menyebar dan dikenali, hal itu pembuatan tempe yang mudah. [[Berkas:Soybean Tempeh.JPG|ka|jmpl|250px|Tempe berwarna keputih-putihan akibat hifa kapang yang melekatkan biji-biji kedelai.]]
[[Berkas:Soybean Tempeh.JPG|ka|jmpl|250px|Tempe berwarna keputih-putihan akibat hifa kapang yang melekatkan biji-biji kedelai.]]
Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari [[Cina]] atau [[Jepang]], tempe berasal dari [[Indonesia]].<ref name=Huang>{{cite book
|title=Science and Civilisation in China, Volume VI:5
Baris 75 ⟶ 77:
|isbn=0521652707
|pages=hlm. 342}} ({{google books with page|FgtFxedkgbcC|lihat|342|did+not+originate+in+China+or+Japan+Indonesia}})
</ref> Makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, dalam tatanan budaya makan masyarakat [[Suku Jawa]] sub Ponorogo, khususnya di [[Yogyakarta]] dan [[Surakarta]]. Dalam bab 3 dan bab 12 [[manuskrip]] ''[[Serat Centhini]]'' dengan seting Jawa [[abad ke-16]] (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan ''jae santen tempe'' (sejenis masakan tempe dengan santan) dan ''kadhele tempe srundengan''. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari [[kedelai|kedelai hitam]], berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah [[Kesultanan Mataram|Mataram]], [[Jawa Tengah]], dan berkembang sebelum abad ke-16.<ref name=Astuti>Astuti, M. (1999) History of the Development of Tempe. Di dalam Agranoff, J., hlm. 2–13.</ref>
 
Kata "tempe" berasal dari [[bahasa Jawa Kuno]]. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut ''tumpi''. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan ''tumpi'' tersebut.<ref name=Syarief1999p2>{{cite book