Ilmu keolahragaan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
{{inuse}}
[[Berkas:Ilmu Keolahragaan.jpg|jmpl|Ilmu keolahragaan]]
'''Ilmu keolahragaan''' dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan terorganisir tentang fenomena olahraga yang dibangun melalui metode penelitian ilmiah. Sebagai disiplin ilmu tersendiri, penelitian ilmu keolahragaan dapat didasarkan pada studi ontologis, epistemologis dan aksiologis yang jelas dan bertanggung jawab. Studi ontologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang apa sebenarnya subjek studi yang dianggap unik dan belum dipelajari oleh disiplin lain sedangkan studi aksiologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang nilai-nilai apa yang sebenarnya diberikan oleh subjek studi tersebut untuk kepentingan manusia.<ref>https://eprints.uns.ac.id/1977/1/158-288-1-SM.pdf</ref><ref>{{Cite web|title=Sejarah Ilmu Olahraga {{!}} PDF|url=https://id.scribd.com/doc/88086995/SEJARAH-ILMU-OLAHRAGA|website=Scribd|language=id|access-date=2022-02-22}}</ref><ref>{{Cite web|title=Ilmu Olahraga PDF {{!}} PDF|url=https://id.scribd.com/document/436381428/ilmu-olahraga-pdf|website=Scribd|language=id|access-date=2022-02-22}}</ref><ref>{{Cite web|title=Tugas Kajian Ilmu Keolahragaan {{!}} PDF|url=https://id.scribd.com/document/451390195/TUGAS-KAJIAN-ILMU-KEOLAHRAGAAN-docx|website=Scribd|language=id|access-date=2022-02-22}}</ref>
Baris 98:
== Metode penelitian ==
Ilmu Keolahragaan dapat diartikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi tentang fenomena keolahragaan yang dibangun melalui sistem penelitian ilmiah. Sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri pada hakekatnya Ilmu Keolahragaan dapat didukung dengan kajian ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Kajian ontologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang apa sebenarnya yang menjadi obyek studi ilmu keolahragaan yang dianggap unik dan tidak dikaji oleh disiplin ilmu lain. Kajian epistemologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara dan sistem kajian yang dipergunakan untuk mengembangkan ilmu keolahragaan. Sedangkan kajian aksiologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang apa sebenarnya nilai-nilai yang diberikan oleh ilmu keolahragaan bagi kemaslahatan hidup umat manusia. Kajian ontologis dapat menunjukkan bahwa studi ilmu keolahragaan memiliki obyek material yaitu gerak manusia (human movement) dan obyek material yaitu gerak manusia dalam rangka pembentukan dan pendidikan. Dengan obyek studi tersebut kajian ilmu keolahragaan Dimensi Kajian Ilmu Keolahraga Sport Science, Vol. 01 No. 01 5 menjadi sangat kompleks karena di dalam obyek studi itu terkandung dimensi biologis, psikologis, budaya, dan antropologis. Sementara itu, gerak manusia dalam rangka pembentukan dan pendidikan telah menjelma dalam spektrum aktivitas jasmani yang luas, yang meliputi: play, games, physical education and health, sport, dance, recreation and leisure. Kajian ilmu keolahragaan menjadi semakin kompleks ketika berbagai aktivitas jasmani tersebut berkorelasi dan berinteraksi dengan aspek-aspek sosial, budaya, ekonomi, ideologi, politik, hukum, keamanan, dan ketahanan bangsa. Kajian epistemologis dapat menunjukkan bahwa ilmu keolahragaan dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan kajian dan metode penelitian. Ada 4 pendekatan kajian yang dapat digunakan yaitu pendekatan: 1) multi-disiplin; 2) inter-disiplin; 3) lintas-disiplin; dan 4) trans-disiplin. Pendekatan multi-disiplin merupakan pendekatan dimana berbagai disiplin ilmu dengan perspektifnya masing-masing tanpa kesatuan konsep mengkaji fenomena keolahragaan. Pendekatan interdisiplin merupakan pendekatan dimana dua atau lebih disiplin ilmu berinteraksi dalam bentuk komunikasi ide atau konsep yang kemudian dipadukan untuk mengkaji fenomena keolahragaan. Pendekatan lintasdisiplin merupakan pendekatan dimana aspek-aspek yang ada dalam fenomena keolahragaan menjadi pusat orientasi penyusunan konsep secara terpadu dengan menggunakan teori-teori beberapa disiplin ilmu yang relevan. Dengan pendekatan lintas disiplin, batas-batas disiplin ilmu sumbernya menjadi tersamar atau tidak tampak.. Pendekatan transdisiplin merupakan pendekatan yang relatif baru dalam pengembangan ilmu, yaitu pendekatan dimana suatu disiplin ilmu dikembangkan dengan menggunakan metode, teknik, atau cara-cara yang telah lazim digunakan oleh disiplin ilmu lain. Dari aspek metodologis dalam penelitian keolahragaan dapat digunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan: 1) positivistik-empirik; 2) fenomenologis; dan 3) hermeneutik. Pendekatan positivistik-empirik menekankan pada data empirik hasil observasi dengan menggunakan instrumen tertentu, dan dalam posisi terpisah antara peneliti dengan obyek yang diteliti. Pendekatan fenomenologis menekankan pada pengungkapan fenomena empirik melalui pengamatan langsung yang kemudian ditafsirkan dan diberi makna. Pendekatan hermeneutik menekankan pada pemaparan pengetahuan berdasarkan pemahaman dan penafsiran atas obyek kajian dengan menggunakan teori yang sudah ada. Dimensi Kajian Ilmu Keolahraga Sport Science, Vol. 01 No. 01 6 Kajian aksiologis dapat menunjukkan bahwa ilmu keolahragaan dan aplikasinya dalam bentuk aktivitas keolahragaan ternyata memiliki nilainilai positif berkenaan dengan realitas kehidupan individu maupun masyarakat luas secara universal. Disamping nilai-nilai pembentukan dan pendidikan sebagai nilai-nilai utama, nilai survival bagi kehidupan umat manusia merupakan nilai yang lebih esensial. Nilai-nilai lain sebagai nilai ikutannya adalah berpotensi untuk memberikan sumbangan dalam membentuk kehidupan masyarakat dan umat manusia dalam kebersamaan tanpa mamandang perbedaan suku, ras, bangsa, agama, dan budaya. Dalam skala yang lebih bersifat sektoral, memiliki nilai-nilai dapat menyumbang terbentuknya dinamika kehidupan sosial, budaya, ekonomi, ideologi, politik, hukum, keamanan, dan ketahanan bangsa.
== Profesi keahlian ==
Ilmuwan olahraga dan olahraga membantu orang meningkatkan kinerja olahraga mereka, pulih dari cedera atau meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka secara umum. Biasanya ada tiga bidang utama di mana ilmuwan olahraga dan olahraga bekerja:
# Akuisisi keterampilan dan psikologi: Ini termasuk pemahaman tentang faktor-faktor yang terkait dengan pembelajaran dan transfer keterampilan motorik, serta sisi mental kinerja dalam olahraga, dan bagaimana pikiran bekerja dan apa yang mendorong perilaku yang berbeda. Misalnya, membantu atlet profesional untuk meningkatkan keterampilan mereka dan kembali ke olahraga setelah cedera parah atau trauma besar.
# Biomekanika: Ini adalah memahami fungsi dan gerak aspek mekanis tubuh manusia. Misalnya, mengembangkan teknik pukulan yang lebih baik dalam kriket untuk meningkatkan kinerja.
# Fisiologi: Ini adalah pemahaman fungsi organ dan sistem tubuh manusia dan bagaimana ini berubah selama olahraga dan olahraga. Misalnya, menganalisis respons sistem kardiovaskular seseorang terhadap olahraga dan mengembangkan program pelatihan yang sesuai.
Mempelajari gelar dalam olahraga akan membuka Anda ke dunia peluang karir yang menarik - seperti bekerja dengan atlet profesional dan klub yang mungkin mengarah untuk terlibat dalam acara olahraga besar, seperti Olimpiade dan Commonwealth Games. Karier lain dalam olahraga dapat mencakup pelatihan kebugaran, pelatihan, atau bergabung dengan angkatan bersenjata/polisi/pemadam kebakaran. Jenis-jenis profesi keahlian dari keilmuan olahragaan ialah sebagai berikut:
* Pelatih olahraga. Ini adalah salah satu karir paling umum yang bisa Anda masuki ... dan salah satu yang paling bervariasi juga! Pelatih olahraga diperlukan di berbagai olahraga dan usia yang berbeda, yang berarti Anda dapat berspesialisasi dalam olahraga yang Anda sukai dan bekerja di berbagai organisasi juga seperti sekolah, pembibitan, tim olahraga, operator perjalanan, atau pusat rekreasi. Anda akan menikmati peran ini jika Anda adalah individu yang sadar kesehatan dan positif yang bersemangat tentang olahraga, senang memotivasi dan mengembangkan orang lain untuk melakukan yang terbaik, komunikator yang jelas, dan calon pemimpin. Selain itu, Anda dijamin akan merasakan kepuasan kerja dalam peran ini – bekerja dengan berbagai orang dengan kemampuan berbeda untuk membantu mereka mencapai yang terbaik, berkat keterampilan dan keahlian Anda. Biasanya untuk memenuhi syarat berkarir sebagai pelatih olahraga, Anda dapat belajar gelar dalam Ilmu Olahraga dan Latihan, atau Pelatihan Olahraga dan Pendidikan Jasmani – tergantung apakah Anda ingin melatih tim olahraga atau bekerja di lingkungan sekolah.
* Guru atau Dosen. Setelah mempelajari gelar dalam olahraga, Anda mungkin memutuskan untuk belajar PGCE untuk mencapai Status Guru Berkualitas (QTS) untuk bekerja di sekolah dasar atau menengah, biasanya sebagai guru PE. Ada beberapa peluang fantastis dengan pilihan karir ini, karena memungkinkan kemajuan besar untuk menjadi lebih senior saat Anda mengembangkan pengalaman Anda. Biasanya, setelah mempelajari PGCE, Anda akan mulai sebagai guru yang baru memenuhi syarat dan dapat melanjutkan pekerjaan Anda hingga kepala tahun dan kepala departemen. Ini adalah pekerjaan yang sangat bermanfaat yang akan memungkinkan Anda untuk mempengaruhi dan memotivasi siswa Anda untuk menanamkan semangat dan antusiasme untuk olahraga.
* Ahli Nutrisi Olahraga. Ahli Gizi Olahraga bekerja dengan atlet elit dan tim olahraga profesional (dan harus terdaftar di SENr) atau dengan masyarakat umum untuk membantu mereka mencapai kinerja individu atau tujuan kesehatan mereka. Apakah Anda memilih untuk bekerja dengan atlet atau publik, peran Anda akan sangat bervariasi dan dapat mencakup membuat, menyampaikan, dan mengevaluasi rencana diet; menilai komposisi tubuh; atau melakukan analisis nutrisi untuk mendorong klien Anda membuat pilihan makanan yang lebih sehat untuk memberi manfaat bagi kinerja dan tujuan jangka panjang mereka. Anda harus bermotivasi tinggi dan menyesuaikan keterampilan dan layanan Anda untuk setiap individu, dan mampu memberikan saran, sumber daya, dan rencana spesialis untuk mendorong perubahan. Peran ini biasanya digunakan dalam klub olahraga profesional, lembaga pendidikan dan sektor kesehatan, tetapi juga merupakan peran yang besar untuk didirikan secara pribadi dan menjadi wiraswasta.
* Terapis Olahraga. Setelah berhasil menyelesaikan gelar dalam Terapi Olahraga, sebagai Terapis Olahraga Pascasarjana, Anda akan memiliki pengetahuan dan keterampilan klinis untuk menjadi percaya diri dan efektif dalam mencegah, menilai, merawat, dan merehabilitasi cedera muskuloskeletal. Anda dapat memilih untuk bekerja dalam olahraga profesional, semi-profesional, atau amatir. Atau, Anda mungkin ingin bekerja di praktik pribadi, merawat berbagai macam individu di klinik cedera olahraga. Ada banyak peluang dalam profesi ini - lihat saja kisah pemimpin kursus Terapi Olahraga kami dari Commonwealth Games 2018 di Australia.
== Referensi ==
|