Sate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k hanya editan kecil
Asal mula: menghapus ponorogo bullshit hasil karya Pengguna:Dubaya tahun 2015
Baris 34:
{{Quote box|quote=Meskipun Thailand dan Malaysia menganggap hidangan ini adalah milik mereka, tanah air sate yang sesungguhnya di Asia Tenggara adalah Jawa, Indonesia. Di sini sate dikembangkan dari adaptasi kebab India yang dibawa oleh pedagang muslim ke Jawa. Bahkan India tak dapat mengakui sebagai asal mulanya karena hidangan ini merupakan pengaruh Timur Tengah.|author=Jennifer Brennan (1988)|source=Encyclopaedia of Chinese and Oriental Cookery<ref name="Oxford Companion">{{Cite book |title=The Oxford Companion to Food|last=Alan |first=Davidson|date=2006|publisher=OUP|isbn=9780191018251 |edition=2nd|location=Oxford |oclc=862049879}}</ref>| |width = 30%}}
 
Kata "sate" atau "satai" diduga berasal dari [[bahasa Tamil]].<ref>[http://www.thefreedictionary.com/satay The Free Dictionary: Satay]</ref>
Sate merupakan makanan yang berasal dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]], Jawa Timur. kata sate berasal dari bahasa jawa, yakni Sak Beteng yang berarti satu tusuk. sate diketahui oleh bupati [[Kabupaten Ponorogo|ponorogo]] pertama pada abad ke 15 setelah penaklukan ponorogo yang merupakan makanan [[warok]], sehingga usia makanan sate bisa lebih tua.[https://koran-jakarta.com/beda-daerah--beda-sajian-sate] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190926220541/http://www.koran-jakarta.com/beda-daerah--beda-sajian-sate/ |date=2019-09-26 }}
Diduga sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di [[Jawa]] sekitar awal abad ke-19, berdasarkan fakta bahwa sate mulai populer sekitar awal abad ke-19 bersamaan dengan semakin banyaknya pendatang dari [[Arab-Indonesia|Arab]] dan pendatang Muslim Tamil dan Gujarat dari India ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan Arab. Dalam tradisi Muslim Indonesia, hari raya [[Idul Adha]] atau hari raya kurban adalah peristiwa istimewa. Pada hari raya kurban ini daging kurban berlimpah dan dibagikan kepada kaum dhuafa dan miskin. Kebanyakan merayakannya dengan bersama-sama memanggang sate daging kambing, domba, atau sapi.
 
Teori lain mengusulkan bahwa asal kata sate berasal dari istilah [[Minnan]]-Tionghoa ''sa tae bak'' (三疊肉) yang berarti tiga potong daging.{{Citation needed|date=July 2010}} Akan tetapi teori ini diragukan karena secara tradisional sate terdiri atas empat potong daging, bukan tiga. Dan angka empat dianggap bukan angka yang membawa keberuntungan dalam kebudayaan Tionghoa. Warga [[Tionghoa Indonesia]] juga mengadopsi dan mengembangkan sate sesuai selera mereka, yaitu sate babi yang disajikan dengan saus nanas atau kecap yang manis dengan tambahan bumbu-bumbu Tionghoa, sehingga sate Tionghoa memiliki cita rasa seperti hidangan daging panggang khas Tionghoa.
Hingga saat ini potongan daging sate Ponorogo dipotong memanjang dan dibuat dengan cara primitif seperti awal mulanya, dibanding jenis sate lain.<ref>{{Cite web|title=√ ASAL USUL MAKANAN SATE INDONESIA - Izbio|url=https://www.izbio.id/2018/08/asal-usul-makanan-sate-indonesia.html?m=1|website=www.izbio.id|access-date=2021-03-24}}</ref>
 
Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh Nusantara dan sebagai konsekuensinya, berbagai variasi hidangan telah dikembangkan. Pada akhir abad ke-19, sate telah melintasi Selat Malaka ke negara tetangga Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pada abad ke-19, istilah tersebut bermigrasi, mungkin dengan imigran Melayu dari Hindia Belanda, ke Afrika Selatan, di mana ia dikenal sebagai sosatie. Orang Indo Belanda membawa hidangan ini, serta banyak makanan khas Indonesia lainnya, ke Belanda, mempengaruhi masakan Belanda. <ref>{{Cite journal|date=2021-03-24|title=Satay|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Satay&oldid=1013926344|journal=Wikipedia|language=en}}</ref>