Jezzie Setiawan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 4 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Baris 48:
Pada akhir 2014, Jezzie memutuskan berhenti mengejar karier di perusahaan besar. Ia memilih "berkontribusi lebih banyak dan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa". Ia mendapat titik balik setelah melakukan perjalanan ke daerah terpencil di [[Kabupaten Halmahera Selatan|Halmahera Selatan]], [[Maluku Utara]]. Perjalanannya ke bagian timur Indonesia mengukuhkan tekadnya untuk berperan mengurangi kemiskinan dan memberi akses ke peluang yang sama bagi semua orang Indonesia. Ia melihat apabila kelompok masyarakat digerakkan dan diberi modal, mereka akan mampu bangkit dari kemiskinan dengan memanfaatkan potensi lokal.<ref name=":0" /><ref name=":4">https://cantik.tempo.co/read/810119/dhini-hidayati-perempuan-yang-malu-dengan-ipk-tinggi/full&view=ok</ref>
 
Awalnya, Jezzie sempat berpikir berinvestasi sendiri untuk wirausaha sosial. Namun, ia merasa kemampuan investasinya akan terbatas apabila ia melakukan seorang diri. Di sisi lain, ia mendapati ternyata sudah banyak wirausahawan sosial muncul tetapi mereka kesulitan permodalan. Peraturan dan kebijakan perbankan tidak mengakomodasi para pelaku usaha kecil untuk mendapatkan modal. Mereka tidak bisa mendapatkan akses pendanaan ke perbankan karena faktor tidak adanya jaminan, pembukuan, maupun riwayat kredit yang dimiliki. "Banyak dari mereka yang harus meminjam dari rentenir dengan bunga yang tinggi," ujar Jezzie dalam wawancara dengan ''GeoTimes''.<ref>{{Cite web |url=https://gandengtangan.org/blog/the-geo-times-magazine-mandiri-bersama/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-08-05 |archive-date=2018-10-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181027143014/https://gandengtangan.org/blog/the-geo-times-magazine-mandiri-bersama/ |dead-url=yes }}</ref>
 
Jezzie memikirkan banyak kemungkinan, termasuk membentuk badan amal atau LSM sebelum diperkenalkan oleh temannya pada [[Kiva]], situs web asal Amerika Serikat yang memungkinkan wirausahawan sosial mendapat pinjaman dana dari hasil [[urun dana]]. Siapapun dapat berpartisipasi sebagai pemberi pinjaman dan mendapatkan uang mereka kembali setelah peminjam usai mencicilnya. Model Kiva dan konsep urun dana menarik bagi Jezzie. Walaupun di Indonesia sudah terdapat situs penggalangan dana model donasi seperti ''[[Kitabisa.com]],''<ref>http://jurnal.untidar.ac.id/index.php/komunikasi/article/downloadSuppFile/769/58</ref> Jezzie percaya bahwa wirausahawan sosial tidak bisa mengandalkan donasi, melainkan harus "berjalan secara mandiri dan berkelanjutan".<ref name=":2" /> Ia memutuskan membuat Kiva versinya sendiri yang ia namakan GandengTangan. Pada Maret 2015, GandengTangan resmi diluncurkan melalui situs web gandengtangan.org.