Kemandirian pangan di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 40:
== Kebijakan pangan saat ini ==
Setelah era [[Soeharto]], Indonesia kembali mengeklaim tidak mengimpor beras pada masa pemerintahan [[Joko Widodo]] yaitu tahun 2016, kemudian tahun 2018-2021. Direktur Utama BULOG, [[Budi Waseso]], mengatakan bahwa setelah dirinya diangkat menjadi
Budi Waseso
"''Memang BULOG tiga tahun ini tidak pernah impor, kalau ada valuasi data dari BPS ada beras masuk itu beras khusus, itu hanya untuk kebutuhan hotel dan restoran yang bersifat khusus''."<ref>{{Cite news|date=29 Maret 2021|title=Penjelasan Buwas Soal Klaim Jokowi RI tak Impor Beras 3 Tahun|url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20210329132020-4-233624/penjelasan-buwas-soal-klaim-jokowi-ri-tak-impor-beras-3-tahun|work=CNBC Indonesia|access-date=27 Februari 2022}}</ref></blockquote>Meskipun demikian, keberhasilan tersebut tidak mendapat perhatian istimewa seperti pada era Soeharto tahun 1985. Hal itu tampaknya terjadi karena persoalan impor belum sepenuhnya tuntas terkait total 10 komoditas pangan strategis<ref>{{Cite web|date=22 April 2021|title=Kementan Jaga Strategi Produksi dan Pengendalian Pangan|url=https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=4793|website=Kementan RI|access-date=27 Februari 2022}}</ref> lain yaitu: jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan
Baru-baru ini terjadi kelangkaan [[Minyak masakan|minyak goreng]] selama beberapa bulan yang dinilai ironis karena Indonesia adalah eksportir [[kelapa sawit]] (salah satu bahan baku minyak goreng) terbesar di dunia.<ref>{{Cite news|date=14 Oktober 2022|title=Ini 5 Negara Produsen Minyak Sawit Terbesar di Dunia|url=https://www.jpnn.com/news/ini-5-negara-produsen-minyak-sawit-terbesar-di-dunia|work=JPNN|access-date=27 Februari 2022}}</ref> Selain itu, kelangkaan [[kedelai]] tahun 2021 kembali terulang yang menyebabkan produksi [[tempe]] dan [[tahu]] terhambat.<ref>{{Cite news|date=1 januari 2021|title=Awal Tahun 2021 Tempe dan Tahu Terancam Langka|url=https://www.kompas.tv/article/134694/awal-tahun-2021-tempe-dan-tahu-terancam-langka|work=Kompas.tv|access-date=27 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite news|date=24 Februari 2022|title=Harga kedelai Meroket, Tempe dan Tahu Mulai Langka di Semarang|url=https://regional.kompas.com/read/2022/02/24/182610178/harga-kedelai-meroket-tempe-dan-tahu-mulai-langka-di-semarang?page=all|work=Kompas.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref> Penyebab kelangkaan minyak goreng menurut analisis pengamat, produsen, dan [[Ombudsman Republik Indonesia|Komisi Ombudsman]] antara lain karena kenaikan harga [[minyak nabati]] (''crude palm oil'') dunia yang mendorong terjadinya ekspor, kebijakan pengembangan [[biodiesel]] (B30), terjadinya pandemi [[Penyakit koronavirus 2019|Covid-19]], penetapan kebijakan DMO (''Domestic Mandatory Obligation'') dan harga DPO (''Domestic Price Obligation''), hingga masalah distribusi di dalam negeri.<ref>{{Cite web|date=25 Februari 2022|title=Ekonom UNAIR Paparkan Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng|url=http://news.unair.ac.id/2022/02/25/ekonom-unair-paparkan-penyebab-kelangkaan-minyak-goreng-di-indonesia/|website=UNAIR|access-date=27 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite news|date=11 Februari 2022|title=Produsen Beberkan Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng di Negeri Kaya Sawit|url=https://money.kompas.com/read/2022/02/11/084332826/produsen-beberkan-penyebab-kelangkaan-minyak-goreng-di-negeri-kaya-sawit?page=all|work=Kompas.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite news|date=26 Februari 2022|title=Ombudsman Ungkap Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng|url=https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/02/26/ombudsman-ungkap-penyebab-kelangkaan-minyak-goreng|work=Tribunnews.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref> Penyebab kelangkaan kedelai yaitu tingginya permintaan kedelai di negara lain, terlambatnya distribusi dari negara produsen, dan produksi kedelai lokal yang terbatas.<ref>{{Cite news|date=22 Februari 2022|title=Kedelai Mahal, Menteri Perdagangan Luthfi Sebut Ini Biangnya|url=https://www.detik.com/jateng/bisnis/d-5953609/kedelai-mahal-menteri-perdagangan-luthfi-sebut-ini-biangnya|work=Detik.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref><ref name=":4">{{Cite news|date=6 Januari 2021|title=Bareskrim Polri Ungkap Penyebab Kelangkaan Kacang Kedelai Impor di Pasaran|url=https://www.jpnn.com/news/bareskrim-polri-ungkap-penyebab-kelangkaan-kacang-kedelai-impor-di-pasaran|work=JPNN|access-date=27 Februari 2022}}</ref><ref name=":5">{{Cite news|date=23 Februari 2022|title=Kedelai Lokal Vs Kedelai Impor untuk Tahu dan Tempe, Apa Bedanya?|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5955119/kedelai-lokal-vs-kedelai-impor-untuk-tahu-dan-tempe-apa-bedanya|work=Detik.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref> Kebutuhan kedelai dalam negeri sebanyak 80-95 persen atau sekitar 3 juta ton per tahun merupakan hasil impor dari Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina. Sebelumnya, Indonesia pernah tercatat swasembada kedelai pada tahun 1992.<ref name=":4" /><ref name=":5" /><ref>{{Cite news|date=27 Februari 2022|title=Intip Sejarah RI Swasembada Kedelai Sebelum Kecanduan Impor|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5960603/intip-sejarah-ri-swasembada-kedelai-sebelum-kecanduan-impor|work=Detik.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref> Peristiwa aktual lain saat ini yaitu [[Invasi Rusia ke Ukraina 2022|invasi Rusia]] ke Ukraina dikhawatirkan mengganggu pasokan [[gandum]] sebagai bahan baku pembuatan terigu.<ref>{{Cite news|date=25 Februari 2022|title=23 Persen Kebutuhan Gandum RI Dipasok Ukraina, Bagaimana Nasib Industri Tepung Terigu?|url=https://www.republika.co.id/berita/r7uvex383/23-persen-kebutuhan-gandum-ri-dipasok-ukraina-bagaimana-nasib-industri-tepung-terigu|work=Republika.co.id|access-date=27 Februari 2022}}</ref>
|