J.K. Rowling: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Keenandiant (bicara | kontrib)
Keenandiant (bicara | kontrib)
Baris 153:
Dalam ''Harry Potter'', Rowling menggabungkan peristiwa yang luar biasa dengan yang biasa.{{Sfn|Natov|2002|p=129}} Narasinya menyajikan dua dunia – dunia biasa dan fantasi – tetapi berbeda dengan dunia [[fantasi]] biasa karena unsur sihirnya tetap menyatu dengan kehidupan sehari-hari.{{sfn|Butler|2012|pp=233–34}} Menurut penulis [[Catherine Butler]], lukisan yang bergerak dan berbicara; buku menggigit pembacanya; surat meneriakkan pesannya; dan peta yang menunjukkan pergerakan secara langsung,{{Sfn|Natov|2002|p=129}}{{sfn|Butler|2012|p=234}} menjadikan [[Sihir dalam Harry Potter|dunia sihir]] ''Harry Potter'' tampak "eksotis dan familier".{{sfn|Butler|2012|p=234}} Perpaduan antara unsur realistis dan romantis meluas ke karakter ciptaan Rowling. Nama para karakter sering mengandung [[morfem]] yang mencerminkan karakteristik tokohnya: Malfoy yang rumit, Filch yang tidak menyenangkan, dan Lupin si manusia serigala.{{sfn|Park|2003|p=183}}{{Sfn|Natov|2002|p=130}} Harry adalah orang yang biasa dan mudah bergaul, dengan ciri-ciri yang umum seperti memakai kacamata pecah;{{sfn|Nikolajeva|2008|p=233}} Roni Natov menyebutnya "khas anak-anak".{{sfn|Ostry|2003|p=97}} Unsur-unsur ini berperan dalam menyoroti sikap kepahlawanan Harry, membuatnya menjadi pahlawan biasa dan juga pahlawan dongeng.{{sfn|Nikolajeva|2008|p=233}}{{sfn|Ostry|2003|pp=90, 97–98}}
 
Motif [[Raja Arthur|Arthurian]], Kristen dan dongeng kerap dijumpai dalam tulisan Rowling. Kemampuan Harry mencabut [[Objek sihir Harry Potter|Pedang Gryffindor]] dari [[Objek sihir Harry Potter|Topi Seleksi]] serupa dengan kisah [[Excalibur]] dalam legenda Raja Arthur.{{sfn|Alton|2008|p=216}} Kehidupannya bersama keluarga Dursley disamakan dengan [[Cinderella]].{{sfn|Gallardo|Smith|2003|p=195}} Seperti ''The Chronicles of Narnia'' karya [[C.S. Lewis]], ''Harry Potter'' sarat akan simbolisme dan [[alegori]] Kristiani. Seri ini dipandang sebagai fabel moral Kristiani dalam tradisi ''[[psikomachiaPsychomachia]]'', ketika pendukung kebaikan dan kejahatan berjuangbersaing untuk menguasai jiwa seseorang.{{Sfn|Singer|2016|pp= 26–27}} Kritikus sastra anak Joy Farmer melihat adanya kemiripan antara Harry dan [[Yesus Kristus]].{{Sfn|Farmer|2001|p=58}} Membandingkan Rowling dengan Lewis, ia berpendapat bahwa "sihir adalah sarana bagi kedua penulis untuk menjabarkan realitas spiritual".{{Sfn|Farmer|2001|p=55}} Menurut Maria Nikolajeva, citra Kristen sangat kuat dalam bab-bab terakhir seri ''Harry Potter'': Harry tewas mengorbankan diri dan Voldemort menyampaikan kata-kata "[[ecce homo]]", kemudian Harry [[Kebangkitan Yesus|dibangkitkan]] dan mengalahkan musuhnya.{{sfn|Nikolajeva|2008|pp=238–39}}
 
===Tema===