Penyalahgunaan obat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fareleadsm (bicara | kontrib) Menambahkan deskripsi pada subjudul "Dimenhidrinat" Tag: referensi jurnal akses terbuka dari penerbit pemangsa VisualEditor |
Fareleadsm (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 19:
Dekstrometorfan merupakan kelompok obat turunan [[morfin]] nonnarkotik yang disetujui penggunaanya pertama kali sebagai obat batuk pada tahun 1958 oleh [[FDA]].<ref>{{Cite book|last=Oh|first=SaeRam|last2=Agrawal|first2=Suneil|last3=Sabir|first3=Sarah|last4=Taylor|first4=Alan|date=2022|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538216/|title=Dextromethorphan|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=30855804}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Shin|first=Eun-Joo|last2=Nah|first2=Seung-Yeol|last3=Kim|first3=Won-Ki|last4=Ko|first4=Kwang Ho|last5=Jhoo|first5=Wang-Kee|last6=Lim|first6=Yong-Kwang|last7=Cha|first7=Joo Young|last8=Chen|first8=Chieh-Fu|last9=Kim|first9=Hyoung-Chun|date=2005-04|title=The dextromethorphan analog dimemorfan attenuates kainate-induced seizures via σ 1 receptor activation: comparison with the effects of dextromethorphan: Dimemorfan prevents kainate-induced seizures|url=http://doi.wiley.com/10.1038/sj.bjp.0705998|journal=British Journal of Pharmacology|language=en|volume=144|issue=7|pages=908–918|doi=10.1038/sj.bjp.0705998|pmc=PMC1576070|pmid=15723099}}</ref> Sebagai [[antitusif]], obat ini bekerja dengan cara melintasi [[sawar darah otak]] dan berinteraksi dengan reseptor agonis sigma-1 (Sig1-R) pada pusat batuk di [[sistem saraf pusat]], yang demikian dapat menekan refleks batuk.<ref>{{Cite web|title=Dextromethorphan: MedlinePlus Drug Information|url=https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682492.html|website=medlineplus.gov|language=en|access-date=2022-02-27}}</ref><ref>{{Cite web|last=PubChem|title=Dextromethorphan|url=https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5360696|website=pubchem.ncbi.nlm.nih.gov|language=en|access-date=2022-02-27}}</ref>
Dekstrometorfan memiliki banyak mekanisme aksi dan dapat berinteraksi dengan banyak [[Reseptor (biokimia)|reseptor]], diantaranya adalah ''nonselektif serotonin reuptake inhibitor'', reseptor agonis sigma-1 (Sig1-R), transporter noradrenalin (NA), reseptor asetilkolin nikotinik α3β4, dan reseptor N-metill-D-aspartat (NMDA). Reseptor tersebut banyak ditemukan dalam beberapa sistem [[neurotransmiter]] yang ditargetkan dalam pengobatan gangguan neurologis dan kejiwaan.<ref>{{Cite journal|last=Taylor|first=Charles P.|last2=Traynelis|first2=Stephen F.|last3=Siffert|first3=Joao|last4=Pope|first4=Laura E.|last5=Matsumoto|first5=Rae R.|date=2016-08-01|title=Pharmacology of dextromethorphan: Relevance to dextromethorphan/quinidine (Nuedexta®) clinical use|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0163725816300560|journal=Pharmacology & Therapeutics|language=en|volume=164|pages=170–182|doi=10.1016/j.pharmthera.2016.04.010|issn=0163-7258}}</ref> Pada penggunaan dosis tinggi, dekstrometorfan dan metabolit utamanya, dekstrorfan, dapat memblokade reseptor NMDA yang memberikan efek serupa seperti pada anestesi disosiatif lainnya seperti [[ketamina]], nitro oksida, dan fensiklidin.<ref>{{Cite journal|last=Reissig|first=Chad J.|last2=Carter|first2=Lawrence P.|last3=Johnson|first3=Matthew W.|last4=Mintzer|first4=Miriam Z.|last5=Klinedinst|first5=Margaret A.|last6=Griffiths|first6=Roland R.|date=2012-09|title=High doses of dextromethorphan, an NMDA antagonist, produce effects similar to classic hallucinogens|url=http://link.springer.com/10.1007/s00213-012-2680-6|journal=Psychopharmacology|language=en|volume=223|issue=1|pages=1–15|doi=10.1007/s00213-012-2680-6|issn=0033-3158|pmc=PMC3652430|pmid=22526529}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Chary|first=Michael|last2=Park|first2=Emily H.|last3=McKenzie|first3=Andrew|last4=Sun|first4=Julia|last5=Manini|first5=Alex F.|last6=Genes|first6=Nicholas|date=2014-02-12|title=Signs & Symptoms of Dextromethorphan Exposure from YouTube|url=https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0082452|journal=PLOS ONE|language=en|volume=9|issue=2|pages=e82452|doi=10.1371/journal.pone.0082452|issn=1932-6203|pmc=PMC3922701|pmid=24533044}}</ref>[[Berkas:Nystagmus eye movement.gif|jmpl|196x196px|Nistagmus (kondisi bergeraknya bola mata yang tidak terkendali dan berulang), salah satu gejala toksisitas dekstrometorfan]]Pada tahun 1971 dilakukan studi terkontrol untuk melihat efek psikoaktif dekstrometorfan. Hasil studi tersebut melaporkan bahwa dekstrometorfan memiliki efek psikotomimetik yang menonjol ketika dosis yang digunakan adalah 6-10 kali lebih besar daripada dosis terapeutiknya sebagai [[antitusif]].<ref name=":1">{{Cite journal|last=Morris|first=Hamilton|last2=Wallach|first2=Jason|date=2014-07|title=From PCP to MXE: a comprehensive review of the non-medical use of dissociative drugs: PCP to MXE|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/dta.1620|journal=Drug Testing and Analysis|language=en|volume=6|issue=7-8|pages=614–632|doi=10.1002/dta.1620}}</ref> Ketika penggunaan dosis dekstrometorfan melampaui batas dari yang disarankan, maka akan banyak gangguan kejiwaan yang dapat terjadi. Efeknya tergantung dosis dan gejala yang timbul bervariasi mulai dari gangguan motorik ringan, gangguan kognitif, hingga gejala parapsikotik seperti pada penggunaan fensiklidin (PCP) yaitu [[delusi]], keadaan disosiatif, [[Paranoid|paranoia]], dan [[halusinasi]]. Kombinasi gejala ini dapat menyebabkan tindakan impulsif seperti penyerangan, bunuh diri, atau pembunuhan.<ref>{{Cite journal|last=Martinak|first=Bridgette|last2=Bolis|first2=Ramy A.|last3=Black|first3=Jeffrey Ryne|last4=Fargason|first4=Rachel E.|last5=Birur|first5=Badari|date=2017-09-15|title=Dextromethorphan in Cough Syrup: The Poor Man's Psychosis|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28936010/|journal=Psychopharmacology Bulletin|volume=47|issue=4|pages=59–63|issn=0048-5764|pmc=5601090|pmid=28936010}}</ref> Akibat kekhawatiran terhadap penyalahgunaan dekstrometorfan, maka pada tahun 1973 pemerintah Amerika Serikat melarang peredaran tablet Romilar (mengandung zat tunggal dekstrometorfan) dari pasar.<ref name=":1" />
[[Berkas:1513 Mydriasis.jpg
▲[[Berkas:1513 Mydriasis.jpg|kiri|jmpl|198x198px|Midriasis (pelebaran [[pupil]] pada mata), salah satu gejala toksisitas dekstrometorfan]]
Di [[Amerika Serikat]] pada akhir 1980an, dilaporkan dari 14 negara bagian, terjadi penyalahgunaan produk yang mengandung dekstrometorfan oleh remaja. Selain Amerika Serikat, penggunaan dekstrometorfan untuk tujuan nonmedis juga terjadi di [[Eropa]]. Keracunan fatal pertama akibat penyalahgunaan dekstrometorfan dilaporkan terjadi di [[Swedia]] pada 1980-an.<ref name=":1" /> Penyalahgunaan dekstrometorfan di Amerika Serikat menyebabkan sekitar 6000 kasus gawat darurat tiap tahunnya. Lima puluh persen dari semua kondisi gawat darurat tersebut terjadi akibat toksisitas dekstrometorfan di mana kebanyakan pasien berusia antara 12-20 tahun.<ref name=":2">{{Cite book|last=Journey|first=Jonathan D.|last2=Agrawal|first2=Suneil|last3=Stern|first3=Evan|date=2022|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538502/|title=Dextromethorphan Toxicity|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=30860737}}</ref>
Di Indonesia, pada tahun 2014, [[BPOM]] menarik peredaran seluruh obat yang mengandung dekstrometorfan sebagai sediaan tunggal. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil suatu kajian yang menyebutkan bahwa produk dekstrometorfan tunggal sering disalahgunakan oleh remaja usia sekolah dari kalangan menengah ke bawah sebagai substitusi produk [[Halusinogen|halusinogenik]] ([[Sabu sabu|sabu-sabu]], [[putaw]], [[ekstasi]], dan [[ganja]]).<ref>{{Cite web|last=BPOM|date=2014-05-02|title=Penjelasan Terkait Produk Obat Batuk yang Beredar dan Mengandung Bahan Dekstrometorfan Tunggal|url=https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/231/Penjelasan-Terkait-Produk-Obat-Batuk-yang-Beredar--dan--Mengandung-Bahan-Dekstrometorfan-Tunggal-.html|website=BPOM|access-date=2022-02-27}}</ref>
|