Inflamasom: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
'''Inflamasom''' adalah kompleks protein yang berperan dalam pertahanan tubuh dan inflamasi (peradangan). Kompleks protein dari inflamasom terdiri dari protein sensor, caspase inflamasi, dan protein
Beberapa inflamasom telah dideskripsikan, termasuk NLRP3, NLRP1, AIM2, NLRC4, dan pyrin. NLRP3 sejauh ini merupakan NLR yang paling banyak dipelajari. Perakitan inflamasom NLRP3, AIM2, dan pyrin sangat bergantung pada protein adaptor ASC. Sedangkan pada NLRP1 dan NLRC4, karena keduanya memiliki domain CARD, sehingga keduanya dapat menginduksi perakitan inflamasom dan piroptosis secara independen dari ASC.
Aktivasi inflamasom yang tepat sangat penting bagi inang sebagai pertahanan terhadap patogen asing atau kerusakan jaringan. Namun, aktivasi inflamasom yang menyimpang dapat menyebabkan respons jaringan yang tidak terkontrol yang berkontribusi pada berbagai penyakit, seperti gangguan autoinflamasi, kanker, dan penyakit neurodegeneratif.▼
Beberapa produk bakteri dan virus berada di dalam sitoplasma sel inang, dan ini akan dikenali oleh molekul sensor NLR, AIM2, dan pyrin. Sensor selanjutnya merekrut ASC untuk membentuk kompleks multimerik, yang kemudian merekrut procaspase-1 ke dalam kompleks. Selanjutnya procaspase-1 diubah menjadi caspase-1 aktif. Setelah itu, subunit caspase-1 aktif, membelah pro-IL-1β dan pro-IL-18 untuk menghasilkan sitokin IL-1β dan IL-18, dan mengaktifkan gasdermin D, molekul pembentuk pori. Itu merupakan jalur umum dan yang sudah diterima (kanonikal). Namun, ditemukan juga jalur non-kanonikal yang terjadi pada hilir pembelahan caspase-11.
▲Kajian inflamasom termasuk bidang yang baru dalam imunologi, yang pertama kali diungkap oleh Martinon dan kolega pada 2002. Namun, kajian tentang inflamasom terus meningkat saat ini karena berperan penting pada banyak proses tubuh. Aktivasi inflamasom yang tepat sangat penting bagi inang sebagai pertahanan terhadap patogen asing atau kerusakan jaringan. Namun, aktivasi inflamasom yang menyimpang dapat menyebabkan respons jaringan yang tidak terkontrol yang berkontribusi pada berbagai penyakit, seperti gangguan autoinflamasi, gout, kanker, dan penyakit neurodegeneratif. Upaya untuk menemukan obat-obat bertarget inflamasom terus dilakukan; salah satu yang sudah masuk dalam uji klinis yaitu dapansutril untuk pengobatan gout atau asam urat.
==Penemuan==
Baris 17 ⟶ 21:
Perakitan inflamasom membutuhkan interaksi homotipik (pengikatan protein lain dari jenis yang sama) CARD-CARD atau PYD-PYD antara komponen penyusun. Selanjutnya, baik CARD atau PYD dapat menginduksi oligomerisasi yang merupakan dasar dari perakitan inflamasom. Ketika ligan terdeteksi, sensor dibebaskan dari keadaan penghambatan dan meng-oligomerisasi ASC dengan menginduksi interaksi homotipik antara domain PYD (lihat gambar). Selanjutnya, ASC merekrut pro-caspase-1 melalui interaksi antara domain CARD-nya.
Perakitan inflamasom NLRP3, AIM2, dan pyrin sangat bergantung pada protein adaptor ASC. Sedangkan pada NLRP1 dan NLRC4, karena keduanya memiliki domain CARD, sehingga dapat merekrut caspase-1 secara langsung.<ref>{{Cite journal|last=Nour|first=Adel M.|last2=Yeung|first2=Yee-Guide|last3=Santambrogio|first3=Laura|last4=Boyden|first4=Eric D.|last5=Stanley|first5=E. Richard|last6=Brojatsch|first6=Jürgen|date=2009-03|title=Anthrax Lethal Toxin Triggers the Formation of a Membrane-Associated Inflammasome Complex in Murine Macrophages|url=https://journals.asm.org/doi/10.1128/IAI.01032-08|journal=Infection and Immunity|language=en|volume=77|issue=3|pages=1262–1271|doi=10.1128/IAI.01032-08|issn=0019-9567|pmc=PMC2643637|pmid=19124602}}</ref>
==Jenis-jenis inflamasom==
|