Industri olahraga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
Penonton acara olahraga balap di televisi tentu berbeda dengan orang awam yang gemar bermain golf. Oleh karena itu, di sinilah pentingnya menentukan segmentasi pasar sehigga dapat diketahui produk dan jasa seperti apa yang cocok dengan konsumen.  Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam membidik konsumen khusus olahraga. Pertama, apa saja yang dapat dijadikan sebagai sumber pemasukan. Kedua, seberapa sering produk olahraga digunakan. Ketiga, faktor demografis seperti usia; pendidikan; besarnya pendapatan; jenis kelamin; dan lain sebagainya. Keempat, faktor psikografik seperti gaya hidup; kegemaran; serta pola pikir.<ref>{{Cite book|last=Milne|first=George R|date=1999|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sport_Marketing/eDFRHrZV53YC?hl=id&gbpv=1&dq=sport+marketing&pg=PA4&printsec=frontcover|title=Sport Marketing|location=Toronto|publisher=Jones and Bartlett Publishers Canada|isbn=0-7637-0873-9|pages=3|url-status=live}}</ref>
 
 
 
Baris 35 ⟶ 36:
 
 
Proses pemasaran olahraga terdiri dari empat fase : analisis, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian. Informasi merupakan landasan awal dalam menganalisis pemasaran bisnis olahraga di mana pada fase ini data yang relevan dikumpulkan dan ditarik kesimpulan sebagai pedoman di tahap perencanaan. Tahap perencanaan merupakan fase di mana tujuan dari pemasaran olahraga ditentukan berdasarkan target. Tujuan dari pemasaran dibagi ke dalam dua jenis, ada tujuan jangka pendek (dalam waktu 1 tahun) dan tujuan jangka panjang (antara 2-3 tahun), dan ini sudah masuk ke dalam fase pelaksanaan di mana teori mengenai bauran pemasaran/''marketing mix'' dijalankan. Fase pengendalian dibutuhkan agar target dicapai sesuai dengan rencana semula. Jika ada hal-hal yang terjadi di luar perencanaan, maka perlu dilakukan penyesuaian; namun hal-hal yang sudah sesuai dengan rencana awal, hanya perlu dilanjutkan saja.<ref>{{Cite book|last=Blakey|first=Paul|date=2011|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sport_Marketing/hU4hUf3i7oQC?hl=id&gbpv=1&dq=sport+marketing&printsec=frontcover|title=Sport Marketing|publisher=Learning Matters|isbn=9780857250902|pages=9-10|url-status=live}}</ref>
 
 
Ada tujuh macam bauran pemasaran/''marketing mix'' yang dapat diterapkan dalam industri olahraga. Pertama, ''Product.'' Karakteristik dari produk harus sesuai dengan kebutuhan dari konsumen yang disasar. Kedua, ''Price.'' Harga produk harus sesuai dengan ekspektasi dari konsumen. Jika segmen pasarnya adalah konsumen kalangan menengah ke atas sementara harga produk terlalu murah, maka konsumen akan menganggap barang yang ditawarkan kurang berkualitas. Ketiga, ''Place.'' Produk harus disalurkan ke tempat yang cocok dan pada waktu yang sesuai sehingga terjadi transaksi penjualan. Keempat, ''Physical evidence.'' Ini terkait dengan kemasan untuk menaikkan nilai jual produk maupun jaminan terhadap produk itu sendiri. Kelima, ''Process.'' Proses harus selalu diperhatikan agar kualitas produk terjamin dan dikirim tepat waktu serta adanya garansi produk. Keenam, ''People.'' Adanya tanggungjawab untuk memastikan kualitas dari produk atau jasa olahraga. Ketujuh, ''Promotion.'' Mempromosikan produk dan jasa baik secara daring maupun luring. <ref>{{Cite book|last=Shilbury|first=David|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Strategic_Sport_Marketing/8G3wDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=sport+marketing&pg=PA46&printsec=frontcover|title=Strategic Sport Marketing|location=New York|publisher=Routledge|isbn=9781743314777|pages=7|url-status=live}}</ref>
Proses pemasaran olahraga terdiri dari empat fase : analisis, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian. Informasi merupakan landasan awal dalam menganalisis pemasaran bisnis olahraga di mana pada fase ini data yang relevan dikumpulkan dan ditarik kesimpulan sebagai pedoman di tahap perencanaan. Tahap perencanaan merupakan fase di mana tujuan dari pemasaran olahraga ditentukan berdasarkan target. Tujuan dari pemasaran dibagi ke dalam dua jenis, ada tujuan jangka pendek (dalam waktu 1 tahun) dan tujuan jangka panjang (antara 2-3 tahun), dan ini sudah masuk ke dalam fase pelaksanaan di mana teori mengenai bauran pemasaran/''marketing mix'' dijalankan. Fase pengendalian dibutuhkan agar target dicapai sesuai dengan rencana semula. Jika ada hal-hal yang terjadi di luar perencanaan, maka perlu dilakukan penyesuaian; namun hal-hal yang sudah sesuai dengan rencana awal, hanya perlu dilanjutkan saja.
 
 
Ada tujuh macam bauran pemasaran/''marketing mix'' yang dapat diterapkan dalam industri olahraga
 
''1.     Product''
 
Karakteristik dari produk harus sesuai dengan kebutuhan dari konsumen yang disasar
 
''2.     Price''
 
Harga produk harus sesuai dengan ekspektasi dari konsumen. Jika segmen pasarnya adalah konsumen kalangan menengah ke atas sementara harga produk terlalu murah, maka konsumen akan menganggap barang yang ditawarkan kurang berkualitas.
 
''3.     Place''
 
Produk harus disalurkan ke tempat yang cocok dan pada waktu yang sesuai sehingga terjadi transaksi penjualan.
 
''4.     Physical evidence''
 
Ini terkait dengan kemasan untuk menaikkan nilai jual produk maupun jaminan terhadap produk itu sendiri.
 
''5.     Process''
 
Proses harus selalu diperhatikan agar kualitas produk terjamin dan dikirim tepat waktu serta adanya garansi produk.
 
''6.     People''
 
Adanya tanggungjawab untuk memastikan kualitas dari produk atau jasa olahraga
 
''7.     Promotion''
 
Mempromosikan produk dan jasa baik secara daring maupun luring.
 
 
 
Baris 76 ⟶ 46:
1.      Program komunitas
 
Peluang komunitas untuk bisa berkembang terjadi karena adanya interaksi yang sehat, baik itu antar anggota komunitas sendiri maupun dengan pihak luar sehingga diharapkan komunitas yang sedang berkembang tersebut dapat berkontribusi di masyarakat. Beberapa contoh program komunitas olahraga adalah program edukasi, perkemahan olahraga, pengembangan olahraga di sekolah, penghargaan olahraga, acara perjamuan makan, turnamen olahraga. (Shonk page 11-12)
 
2.     Keanggotaan/''membership''
 
Beberapa organisasi olahraga mendapatkan keuntungan dari keanggotaan aktif. Selain itu, lapangan golf dapat dipakai untuk acara turnamen ataupun acara piknik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. (Shonk page 13)
 
3.      Inventaris elektronik
 
Sumber pemasukan dari inventaris elektronik saat ini tidak sebatas hanya dari iklan di televisi maupun di radio, namun juga berasal dari pemanfaatan ''platform'' pemasaran digital seperti blog ataupun media online; semua kanal media sosial; periklanan digital, baik yang gratis dan dikembangkan secara organik (''search engine optimization)'' maupun yang  berbayar (''pay per click/search engine marketing)''; pemasaran melalui video atau konten; pembuatan aplikasi olahraga''.'' (Shonk page 13)
 
 
 
Baris 96 ⟶ 67:
5.      Hak paten
 
Beberapa organisasi olahraga menjual hak patennya atas penamaan stadion atau arena olahraga, fasilitas latihan, baju sepakbola, kolam renang, taman komunitas, serta ruang publik. (Shonk page 17-18)
 
6.      Inventaris
 
Meskipun sesuatu yang tercetak di era seperti sekarang ini bisa didapatkan dalam bentuk digital, tetapi beberapa organisasi olahraga masih mendapatkan pemasukan dari sesuatu yang tercetak seperti buletin atau majalah olahraga, tiket, brosur mengenai profil organisasi, dan sebagainya.   (Shonk page 18)
 
7.     Logo olahraga
 
Sering dijumpai logo olahraga berdampingan dengan logo dari perusahaan sponsor dalam bentuk spanduk, poster, papan iklan, dan sebagainya yang terdapat di stadion olahraga maupun di tempat-tempat umum. (Shonk page 18)
 
8.      Tiket dan penginapan atlet
 
Pemasukan dari industri olahraga yang terbilang cukup besar meskipun bersifat musiman karena tiket dan penginapan atlet dipersiapkan terutama jika ada kejuaraan atau pertandingan, baik tingkat daerah, kota, provinsi, nasional, maupun internasional. (Shonk page 20)
 
9.      Waralaba olahraga
 
Waralaba olahraga menjadi salah satu sumber pemasukan yang menjanjikan dalam idustri olahraga karena potensi untuk balik modal cukup besar meskipun secara tidak langsung. Beberapa mitra waralaba menginvestasikan modal awal, lalu ada sistem bagi hasil dengan pemilik waralaba sehingga keuntungan yang didapat bersifat tidak langsung.   (Andrew Zimbalist di dalam Rosner page 14)
 
 
Baris 120 ⟶ 91:
1.     Olahraga merupakan sesuatu yang bersifat dinamis
 
Olahraga merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan yang bergerak dinamis sehingga tidak bisa diandaikan seperti minuman penyegar yang dikemas dengan botol. Masing-masing penggemar olahraga memaknai pertandingan olahraga secara berbeda-beda sekalipun acaranya sama-sama ditonton. (Mullin page 20)
 
2.     Adanya keterikatan emosional antara tim olahraga dengan para penggemarnya
 
Produk olahraga yang dimiliki oleh para penggemar merefleksikan seberapa besar kecintaan mereka kepada atlet kebanggaannya. (Mullin page 20)
 
3.     Komoditas yang mudah rusak
 
Setiap ada acara olahraga, maka cendera mata olahraga bernilai jual tinggi. Ketika acara olahraga sudah berlalu, maka nilai jualnya menjadi turun, terutama jika tim olahraga kebanggan penggemar mengalami kekalahan. (Mullin page 20)
 
4.     Tidak dapat diprediksi
 
Tim olahraga kebanggaan para penggemar suatu saat akan mengalami kekalahan, tidak akan terus berjaya sepanjang waktu. Kekalahan yang terjadi bukan semata-mata karena kurang hebat dalam bermain, namun karena cedera selama pertandingan, para pendukung tim lawan yang jumlahnya lebih banyak sehingga mempengaruhi psikologis pemain yang kurang mendapat dukungan, dan sebagainya. (Mullin page 21)