Bahasa Siraya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 36:
Adelaar membagi sumber-sumber primer yang menggunakan bahasa Siraya ke dalam tiga kategori:{{sfn|Adelaar|2011|pp=2–3}}
# Naskah susunan Belanda dari abad ke-17. Termasuk dalam kategori ini adalah terjemahan bahasa Siraya untuk [[Injil Matius]] dan [[Katekismus Heidelberg]] yang disusun oleh misionaris [[Daniel Gravius]]. Selain itu, ada pula Manuskrip Utrecht yang berisikan daftar kosakata Belanda-Siraya sepanjang 35 halaman yang disertai lampiran berupa kutipan empat percakapan antar-murid sekolah dalam bahasa Siraya.{{sfn|Adelaar|2011|p=2}}
# Kumpulan berkas kontrak lahan atau yang lebih dikenal sebagai "manuskrip-manuskrip[[Naskah Sinkang]]", yang berasal dari antara tahun 1663 dan 1818. Berjumlah total 170 buah, berkas-berkas ini dibuat oleh masyarakat Siraya setempat yang masih menggunakan sistem penulisan rintisan Belanda meski mereka telah meninggalkan Taiwan pada tahun 1664.{{sfn|Adelaar|2011|p=3}}
# Daftar kosakata rangkuman orang-orang Jepang dari akhir abad ke-19. Saat Jepang [[Taiwan di bawah pemerintahan Jepang|mengambil alih wilayah Taiwan pada tahun 1895]], hanya sedikit di antara masyarakat Siraya yang masih mampu mengingat bahasa dan budaya mereka. Meski begitu, beberapa orang Jepang (baik yang linguis maupun yang bukan) masih dapat mengoleksi daftar kosakata dari berbagai ragam bahasa Siraya. Kumpulan daftar kosakata ini menunjukkan variasi dialektis yang lebih beragam daripada yang digunakan pada teks-teks abad ke-17.{{sfn|Adelaar|2011|p=3}}
Analisis linguistik terhadap sumber-sumber primer ini juga telah dilakukan oleh beberapa ahli bahasa sejak akhir abad ke-20.{{sfn|Adelaar|2011|pp=3–4}}