Prokrastinasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Charinna20 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Charinna20 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 15:
Prokrastinasi dapat mengakibatkan [[stres (kesehetan)|stres]], rasa [[bersalah]] dan [[krisis]], kehilangan [[produktivitas]] pribadi, juga penolakan sosial untuk tidak memenuhi tanggung jawab atau komitmen. Perasaan ini jika digabung dapat mendorong prokrastinasi berlebihan. Meski dianggap [[normalitas (perilaku)|normal]] bagi manusia sampai batas tertentu, hal ini dapat menjadi masalah jika melewati ambang batas normal. Prokrastinasi kronis bisa jadi tanda-tanda [[sakit jiwa|gangguan psikologis]] terpendam.
Prokrastinasi dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan menerapkan penggunaan manajemen waktu. Menurut Atkinson (dalam Hakim, 2015) manajemen waktu adalah suatu kemampuan seorang individu mengenai perencanaan tindakan yang dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.<ref name=":2">Hakim, N. R., Prihandhani, I. S., & Wirajaya, I. G. (2019). Hubungan Manajemen Waktu dengan Kebiasaan Prokrastinasi Penyusunan Skripsi Mahasiswa Keperawatan Angkatan VIII Stikes Bina Usada Bali. ''Widyadari: Jurnal Pendidikan'', ''19''(2).</ref> Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2015)<ref name=":2" /> menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi. Semakin tinggi kemampuan manajemen waktu, maka semakin rendah kecenderungan prokrastinasi untuk mengerjakan skripsi.
== Aspek dari Prokrastinasi ==
|