Sultan Muhammad Bahauddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aan111213 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Aan111213 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 62:
Kesultanan [[Palembang-Darussalam]] mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat pada masa pemerintahannya.
 
 
Beliau membangun sebuah istana, yang kemegahannya masih dapat kita jumpai sekarang [[Benteng Kuto Besak]].
Kesultanan Palembang mengalami kemakmuran pada saat Sultan Bahauddin memerintah. Pada saat itu Palembang menjadi salah satu tempat Pusat Sastra Agama Islam Nusantara (Islamic Centre) setelah Aceh. Tokoh-tokoh ulama besar dan penulispun bermunculan.
Beliau pula memusatkan Kesultanan Palembang dalam pengaruh besar Dakwah Agama Islam. Bisa dibilang bahwa Masa Keemasan [[Kesultanan Palembang|Kesultanan Palembang Darussalam]] ada dibawah pemerintahan [[Sultan Muhammad Bahauddin]].
 
Pada tahun 1777, ia mengirimkan uang sebesar 500" Real untuk wakaf pembangunan Zawiyah (Pondok) Sammaniyah di Jeddah yang disampaikan eh Syekh Muhammad Muhyiddin bin Shihabuddin Al-Palembang.
 
Al-Hasil, naskah sejarah Palembang mencatat pada masa Sultan Bahauddin mengalami kemakmuran: "Dan rakyat seisi negeri dengan segala jajahan itu banyak beruntung, sebab negeri sentosa. Segala dagang pun banyak masuk dari laut dan dari darat dan dari hulu, karena Raja Palembang pada zaman itu terlalu adil sentosa perintahnya memeliharakan segala rakyat dan negeri dan sekalian dagang".
 
Dimasanya pula banyak Ulama-ulama islam terkenal bermunculan yang Literasi/Tulisannya bisa terlihat sampai Luar Negeri.