Juanga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Surijeal (bicara | kontrib)
Surijeal (bicara | kontrib)
Baris 28:
}}
 
Seperti perahu cadik lainnya, {{lang|ceb|karakoa}} memiliki ''[[draft]]'' yang sangat dangkal, memungkinkan mereka untuk bernavigasi hingga ke garis pantai. Lambungnya panjang dan sempit dan terbuat dari bahan yang ringan. Seluruh kapal dapat diseret ke darat saat tidak digunakan atau untuk melindunginya dari badai.<ref name="scott">{{cite book|first1=William Henry|last1=Scott|title =Barangay. Sixteenth-Century Philippine Culture and Society|publisher =Ateneo de Manila University Press|year =1994|page=[https://archive.org/details/BarangaySixteenthCenturyPhilippineCultureAndSociety/page/n35 63]|isbn =9715501389|url =https://archive.org/details/BarangaySixteenthCenturyPhilippineCultureAndSociety}}</ref><ref name="amaya">{{cite web|url=http://www.gmanetwork.com/news/scitech/content/222283/the-world-of-amaya-unleashing-the-karakoa/story/|title=The World of Amaya: Unleashing the Karakoa|author=Patricia Calzo Vega|date=1 June 2011|publisher=GMA News Online|access-date=4 May 2018}}</ref><ref name="blair">{{cite book|editor1-first =Emma Helen|editor1-last=Blair|editor2-first=James Alexander|editor2-last=Robertson|title = The Philippine Islands, 1493-1898|year =1906|url =http://www.gutenberg.org/cache/epub/15157/pg15157-images.html}}</ref>
 
Karakoa dapat mencapai panjang hingga {{convert|25|m|ft}}. Karakoa yang sangat besar dapat menampung hingga seratus pendayung di setiap sisi dan lusinan prajurit di ''burulan''.<ref name="scott"/><ref name="amaya"/><ref name="blair"/> Kapal sebesar ini biasanya merupakan kapal utama kerajaan dan (secara tidak tepat) disebut oleh orang Spanyol sebagai ''joangas'' atau ''juangas'' (tunggal: ''joanga'', Spanishbahasa forSpanyol untuk kapal jung, dalam bahasa lokal disebut ''dyong'' atau'' adyong'').<ref name="blair"/><ref name="carpio">{{cite web|url=http://www.imoa.ph/imoawebexhibit/Splices/|title=Historical Facts, Historical Lies, and Historical Rights in The West Philippine Sea|author=Antonio T. Carpio|pages=8, 9|publisher=Institute for Maritime and Ocean Affairs}}</ref>
 
[[File:Iranun Lanong warship by Rafael Monleón (1890).jpg|thumb|Gambaran ''lanong'' oleh [[Rafael Monleón]]]]
''Lanong'' dapat mencapai panjang {{convert|30|m|ft|abbr=on}} dan lebar {{convert|6|m|ft|abbr=on}} pada bagian tengah. Mereka diawaki oleh 150 hingga 200 orang, dipimpin oleh seorang [[panglima]]. Tidak seperti ''[[karakoa]]'' yang serupa, ''lanong'' dipersenjatai dengan berat khusus untuk pertempuran laut. Haluan menjorok melewati lunas menjadimelewati [[beakhead]]cucur yang juga memasang meriam panjang (''[[Lela (meriam)|lela]]'') dan beberapa meriam putar (''[[lantaka]]'').<ref name="maulana">{{cite web|url=http://opinion.inquirer.net/49671/how-maguindanao-and-cotabato-rulers-helped-sulu-win-sabah|title=How Maguindanao and Cotabato rulers helped Sulu win Sabah|author=Nash Maulana|date=30 March 2013|publisher=Inquirer|access-date=5 May 2018}}</ref><ref name="warren">{{cite book|author=James Francis Warren|title =The Sulu Zone, 1768-1898: The Dynamics of External Trade, Slavery, and Ethnicity in the Transformation of a Southeast Asian Maritime State|publisher =NUS Press|year =2007|pages=257&ndash;258|isbn =9789971693862}}</ref>
 
Pada akhir abad ke-18, [[Orang Lanun|orang Iranun]] umumnya berlayar dalam skuadron 30 hingga 40 joanga dengan satu komandan armada dan seorang nakhoda di setiap joanga. Ada juga banyak pejuang dari berbagai kelompok etnis dan, jika diperlukan, budak.<ref>Warren (2002). p. 170.</ref> Selain pendayung dan kru, setiap joanga membawa pasukan yang berjumlah lebih dari 100 di kapal terbesar. Prajurit itu tidak mengambil bagian dalam berlayar di kapal, dan berada di sana hanya untuk melawan dan melawan kapal musuh. Mereka akan menyerang dengan tongkat bergulat, tombak, [[senapan lontak]] dan [[kampilan]]. Komandan marinir tidak memiliki kendali langsung atas pelayaran kapal itu, tetapi dia adalah seorang perwira yang lebih tinggi dan membuat keputusan dengan berkonsultasi dengan nakhoda tentang apakah akan menyerang pemukiman pesisir atau menyerang suatu kapal yang lewat.<ref>Warren (2002). p. 172.</ref>