Banten, Kasemen, Serang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Laura Putri Calma (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Laura Putri Calma (bicara | kontrib)
Tidak ada referensi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 20:
 
{{Kelurahan-stub}}
 
==Sejarah==
{{main|Kota Kuno Banten}}
Pada abad ke-5, kelurahan ini merupakan sebuah desa yang merupakan bagian dari kerajaan [[Tarumanagara]]. [[Prasasti Cidanghiang]] ditemukan di desa daratan rendah di pinggir Ci Danghiyang, Munjul, Pandeglang, Banten, pada tahun 1947; prasasti ini berisi 2 baris puisi dengan [[aksara Pallawa]], berbahasa [[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]. Prasasti ini mencatat keberanian Raja Purnawarman. Setelah kejatuhan kerajaan Tarumanegara akibat serangan [[Sriwijaya]], pusat kekuasaan di Jawa barat kemudian berpindah ke [[Kerajaan Sunda]]. Sumber Tionghoa, ''[[Zhu fan zhi|Chu-fan-chi]]'' yang ditulis sekitar tahun 1200 oleh [[Chou Ju-kua]], mencatat bahwa pada awal abad ke-13, Sriwijaya masih menguasai Sumatra, tanjung Melayu, dan Jawa bagian barat ([[Kerajaan Sunda|Sunda]]). Sumber ini juga mencatat bahwa pelabuhan Sunda waktu itu strategis dan berkembang pesat. Kualitas [[lada hitam]] Sunda adalah salah satu yang terbaik waktu itu. Orang-orang di daerah ini bekerja sebagai tani dan rumahnya dibangun di atas tonggak kayu (rumah panggung). Akan tetapi, ada banyak perampok dan pencuri di daerah ini.<ref>{{cite book | author= Drs. R. Soekmono| title= ''Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2'', 2nd ed. | publisher = Penerbit Kanisius | date= 1973 | location =Yogyakarta| pages =60 }}</ref> Kemungkinan besar, pelabuhan Sunda yang dimaksud Chou Ju-kua adalah pelabuhan Banten.
 
Menurut [[Tomé Pires]], seorang penjelajah Portugis, di awal abad ke-16, pelabuhan Bantam (Banten) adalah salah satu pelabuhan penting di Kerajaan Sunda. Selain pelabuhan ini, ada pula pelabuhan Pontang, Cheguide (Cigede), Tangaram (Tangerang), Calapa ([[Sunda Kelapa]]) dan Chimanuk (mulut sungai Cimanuk).<ref>{{cite book | last =SJ | first =Adolf Heuken | publisher= Cipta Loka Caraka | title = Sumber-sumber asli sejarah Jakarta, Jilid I: Dokumen-dokumen sejarah Jakarta sampai dengan akhir abad ke-16 | year =1999|page = 34 }}</ref>
 
Sebagai kota dagang, Bantam mendapat banyak pengaruh Islam di awal abad ke-16. Pada abad tersebut pula Bantam kemudian menjadi pusat kerajaan [[Kesultanan Banten]].
 
==Bantam Inggris==