Merek: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Keenandiant (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Keenandiant (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[File: RenaultTransitCocaCola-MDP.jpg|
'''Merek''' ({{lang-en|brand}}) atau '''jenama''' adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal.<ref>[https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/merek Entri ''merek'' di KBBI Daring]</ref><ref>[https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/jenama Entri ''jenama'' di KBBI Daring]</ref> American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai “sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari para pesaing.” (Kottler, 2000: 404).<ref>Kottler, P. (2000). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall</ref> Hal ini senada dengan yang dikatakan Aaker bahwa merek adalah nama dan / atau simbol yang sifatnya membedakan (berupa logo atau simbol, cap atau kemasan) untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual (Aaker, 1996).<ref>Aaker, D. A. (1996). ‘Measuring Brand Equity across Products and Markets’. California Management Review, 38 (3)</ref> Merek merupakan ''frontliner'' sebuah produk, suatu tampilan awal yang memudahkan konsumen mengenali produk tersebut. Pada prinsipnya merek merupakan janji penjual atau produsen yang secara kontinu membawa serangkaian kesatuan tampilan (''performance''), manfaat (''benefit'') dan layanan (''service'') kepada pembeli. Dalam perspektif komunikasi merek, [[Bambang Sukma Wijaya|Wijaya]] (2011; 2012; 2013) mendefinisikan merek sebagai tanda jejak yang tertinggal pada pikiran dan hati konsumen, yang menciptakan makna dan perasaan tertentu (''brand is a mark left on the minds and hearts of consumers, which creates a specific sense of meaning and feeling'').<ref name="Wijaya, Bambang Sukma pp.55-65"/> Dengan demikian, merek lebih dari sekadar logo, nama, simbol, merek dagang, atau sebutan yang melekat pada sebuah produk. Merek adalah sebuah janji (Morel, 2003).<ref>Morel, M. (2003). Promote Your Business. NSW, Australia: Allen & Unwin</ref> Merek merupakan sebuah hubungan (McNally & Speak, 2004)<ref>McNally, D. and Speak, K. D. (2004). Be Your Own Brand. Terj: Sikun Pribadi. Jakarta: Gramedia</ref> –yakni hubungan yang melibatkan sejenis kepercayaan. Sebuah merek adalah jumlah dari suatu entitas, sebuah koneksi psikis yang menciptakan sebuah ikatan kesetiaan dengan seorang pembeli/ calon pembeli, dan hal tersebut meliputi nilai tambah yang dipersepsikan (Post, 2005).<ref>Post, K. (2005). Brain Tattoos: Creating Unique Brands that Stick in Your Customers’ Minds. NY: Amacom</ref> Nilson (1998)<ref>Nilson, T. H. (1998). Competitive Branding: Winning in the Market Place with Value-added Brands. West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd</ref> menyebutkan sejumlah kriteria untuk menyebut merek bukan sekadar sebuah nama, di antaranya: merek tersebut harus memiliki nilai-nilai yang jelas, dapat diidentifikasi perbedaannya dengan merek lain, menarik, serta memiliki identitas yang menonjol.
|