Nur Pamudji: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
menambahkan pranala dalam |
||
Baris 30:
PLN (Persero)]] periode [[2011]]-[[2014]] yang dilantik pada tanggal [[1 November]] [[2011]] menggantikan [[Dahlan Iskan]] yang pada tanggal [[19 Oktober]] [[2011]] dilantik sebagai [[Daftar Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri BUMN]]. Ia sebelumnya menjabat sebagai Direktur Energi Primer [[PLN]] pada bulan [[Desember]] [[2009]].<ref>[http://www.pln.co.id/?p=4076 Nur Pamudji Resmi Menjadi Direktur Utama PLN] PLN.</ref> Pada tanggal [[23 Desember]] [[2014]], Ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dirut [[PLN]] dan digantikan oleh [[Sofyan Basir]], Mantan Direktur Utama Bank [[BRI]].
Nur Pamudji pernah menjabat General Manager [[PLN]] P3B Jawa-Bali pada [[April]] [[2008]]. Sebelumnya ia menjabat sebagai Manajer Sistem Operasi Pembangkit Jawa-Bali (2005-2008) dan Manajer Transmisi untuk Area Sulawesi Selatan (2001-2002). Sepanjang tahun [[2004]] sampai [[2005]], ia memimpin Tim Pengembangan Sistem Kompetensi SDM PLN. Ia bergabung dengan Perusahaan pada tahun [[1985]] sebagai ''engineer'' Sistem Operasi Pembangkit (1985-2001). Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Elektro di [[Institut Teknologi Bandung]], [[Indonesia]] pada tahun [[1985]], kemudian melanjutkan pendidikan Master of Engineering in Electric Power dari [[University of New South Wales]], [[Australia]] pada [[1995]], Master of Public Management dari [[
Pada masa kepemimipinan Nur Pamudji, PT PLN (Persero) untuk pertama kalinya mampu masuk ke dalam deretan perusahaan terbesar di dunia menurut majalah Fortune. Berdasarkan daftar Fortune Global 500 tahun 2014 atau deretan perusahaan yang mempunyai pendapat terbesar di dunia, PLN menempati posisi ke 477, berada satu peringkat di bawah Showa Shell Sekiyu, perusahaan minyak yang merupakan anak perusahaan dari Royal Dutch Shell dan satu peringkat di atas Alfresa Holding, perusahaan farmasi yang berpusat di Amerika. PLN mampu menundukkan Qualcomm yang berada di peringkat 480, Fujifilm Holdings yang ada di peringkat 487 dan Rolls-Royce Holding yang ada di peringkat 489. Ini merupakan pertama kalinya PLN masuk dalam deretan tersebut. PLN merupakan perusahaan BUMN kedua yang masuk daftar tersebut setelah Pertamina.
|