Candi Srigading: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
Baris 2:
{{Rapikan}}
[[Berkas:Suryadi-di-lokasi-situs-candi-di-dusun-manggis-desa-srigadin-5st6.jpg|al=Suryadi di lokasi situs candi di Dusun Manggis|jmpl|Suryadi di lokasi situs candi di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Foto: Ridho Abdullah Akbar/JPNN.com]]
Di
== Kisah ==
Penemu situs itu ialah Suryadi. Warga [[Kelurahan Kalirejo]], [[Kecamatan Lawang]], [[Kabupaten Malang]], itu menemukan gundukan tanah yang ternyata situs bersejarah tersebut pada [[1986]]."Dahulu melihat candi ini (gundukan, red) pada [[1986]], saya masih bujang umur 28 tahun," ucapnya saat ditemui [[JPNN.com]] belum lama ini.Suryadi menuturkan dirinya sempat memperoleh tanda-tanda mistis sebelum menemukan gundukan itu. "Ketika itu saya berada di bukit samping masjid dan melihat dari ketinggian ada cahaya di daerah sini, padahal belum ada lampu," ujar Suryadi.Ketika mendatangi gundukan tanah tersebut pada [[1986]], Suryadi tak sendirian. Ada temannya yang bernama Mustakin menyertainya. Pak Sur -panggilan akrabnya- meyakini gundukan tanah tersebut merupakan situs candi. Sebab, bata yang ada pada gundukan itu terlihat besar, tebal, dan sangat jarang ditemui di tempat lain. Suryadi mengaku sering berjalan kaki mengelilingi daerah itu. Lokasi rumahnya dari situs bersejarah tersebut tidak terlalu jauh, sekitar 45 menit dengan berjalan kaki atau 10 menit bersepeda. Kini, Suryadi mengharapkan situs Srigading bisa dikembangkan dan menjadi rujukan [[sejarah]]. Dengan demikian, situs itu terus dikenang dari generasi ke generasi. "Saya dahulu biasa menepi dan bakar dupa untuk menghormati Yang Mahakuasa dan menghormati leluhur. Gundukan tanah ini menjadi terang ketika malam-malam tertentu, seperti Jumat Kliwon dan yang lain," ucapnya. Ketua Tim Ekskavasi Srigading Wisaksono Dwi Nugroho memastikan situs yang sebelumnya gundukan tanah itu benar-benar candi. Dwi dan timnya memastikan itu setelah melakukan pembersihan dan analisis selama hampir sepekan. "Kami berhasil menampakkan profil kaki candi sisi barat yang memiliki ukuran delapan meter kali delapan meter," ucapnya. Arkeolog dari [[Balai Pelestarian Cagar Budaya|Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)]] [[Jawa Timur]] itu menuturkan timnya juga menemukan ampang bilik candi. Dahulu, kata Dwi, bagian tubuh dan atap candi itu runtuh sehingga menutupi profil dasarnya. Dwi menjelaskan candi tersebut bercirikan Siwaistis. Pada [[1986]] ada sebuah arca di atas gumuk tanah tersebut yang ternyata berupa Yoni, Nandhi, Durga, Duarcapala. Dia menduga candi tersebut memiliki kaitan dengan Prasasti Linggasutan yang bertarikh 929 Masehi. Prasasti tersebut berisi catatan tentang Mpu Sendok mengabulkan permintaan Rakaihujung soal pembebasan pajak bagi Desa Linggasutan untuk pembangunan suci Batara Walandit. "Apakah ini bangunan suci di Batara Walandit itu? Kami telusuri lagi," tuturnya.<ref>{{Cite news|last=JPNN|first=IT|date=25 February 2022|title=Situs Srigading, Kisah Mistis dan Isyarat dari Bukit Samping Masjid|url=https://m.jpnn.com/news/situs-srigading-kisah-mistis-dan-isyarat-dari-bukit-samping-masjid|work=JPNN.com|access-date=25 February 2022}}</ref>
== Referensi ==
|