Titi DJ: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 79:
== Kehidupan awal ==
 
Putri ketiga dari lima bersaudara pasangan John Sutanto yang berdarah [[Palembang]]-[[Tionghoa]] dan YeniYenny Veronika Simanjuntak yang berdarah [[Manado]]-[[Batak]] ini telah suka menyanyi dan menari sejak kecil.<ref>{{cite web|url=https://www.viva.co.id/siapa/read/367-titi-dj|title=Profil Titi DJ |website=[[Viva.co.id]] |accessdate=22 Oktober 2016}}</ref> Bakat seni Titi juga didukung oleh kedua orang tuanya. Di tengah kondisi serba pas-pasan, Yeni menyisihkan pendapatannya untuk memasukkan Titi ke sanggar seni suara yang cukup kondang saat itu, Bina Vokalia. Tak cukup hanya itu, Yeni juga mendaftarkan Titi kursus tari Bali dan piano. Bahkan, ibunya juga menghubungi [[Dewi Motik]], wanita pengusaha terkemuka yang dikenal luwes dan pakar mengenai kewanitaan.<ref name=Minarti>{{cite news |last=Minarti |first=Helly |date=24 Januari 1999 |title=Titi DJ goes it alone in juggling family and music |work=[[The Jakarta Post]] |language=en}}</ref>
 
Cobaan datang saat Titi masuk ke jenjang SMP. Kedua orang tuanya bercerai. Ibunya pun harus berjuang sendirian menghidupi keluarganya. Meski demikian, saat Titi bercerita tentang sebuah kelompok seni terkemuka, Swara Mahardhika (SM), ibunya begitu antusias. Bersama [[Soraya Haque]], teman sekolahnya yang juga tinggal di [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], Titi pun mendaftar ke sanggar pimpinan [[Guruh Soekarnoputra]] itu. Saat ia melamar di Swara Mahardhika, tes yang pertama dilakukan adalah menari. Tarian Bali yang ia lakoni di depan Guruh berhasil.<ref>{{cite web|url=https://www.beritasatu.com/seleb/133530-titi-dj-percaya-diri-menari-bali.html|title=Titi DJ Percaya Diri Menari Bali |first=Elvira Anna |last=Siahaan |date=23 Agustus 2013 |accessdate=24 Agustus 2013 |website=[[BeritaSatu.com]]}}</ref> Keluarga Titi kembali diuji saat warung yang selama ini menjadi tumpuan hidup mereka, terkena gusuran. Mereka pun pindah ke kawasan lain di [[Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan|Tebet Timur]]. Sayang mereka sekali lagi mendapat ujian saat Yeni bangkrut akibat arisan ''call''. Keterpurukan ekonomi membuat mereka pindah lagi, kali ini ibunya membeli rumah yang amat sederhana di sebuah gang di kawasan [[Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat|Tomang]]. Tak hanya itu, Titi pun harus merelakan pianonya dijual demi menutup hutang. Meski begitu, ibunya tak menghentikan 'jatah' Titi ikut di SM.