Krisis finansial Asia 1997: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Taylorbot (bicara | kontrib)
per BPA : sintaks <br> dan <code> | t=799 su=85 in=86 at=85 -- only 273 edits left of totally 359 possible edits | edr=000-0001(!!!) ovr=010-1111 aft=000-0001
Baris 46:
== Thailand ==
[[Berkas:Small FX Thailand US 10yrs.png|bingkai|Pertukaran uang Baht-dollar]]
Dari 1985 sampai 1995, [[Ekonomi Thailand]] tumbuh rata-rata 9%. Pada tanggal 14-15 [[Mei 1997]], mata uang [[baht]], terpukul oleh serangan spekulasi besar. Pada tanggal [[30 Juni]], Perdana Mentri [[Chavalit Yonchaiyudh]] berkata bahwa dia tidak akan [[devaluasi|mendevaluasi]] baht, tetapi pemerintah Thailand yang tak memiliki cukup cadangan devisa untuk mempertahankan nilai tukar tetap dengan dolar AS akhirnya mengambangkan mata uang lokal tersebut pada [[2 Juli]].<BRbr>Pada 1996, "[[dana hedge]]" Amerika telah menjual US$400 juta dalam bentuk mata uang Thailand. Dari 1985 sampai 2 Juli 1997, baht dipatok pada 25 kepada [[dolar AS]]. Baht jatuh tajam dan hilang setengah harganya. Baht jatuh ke titik terendah di 56 ke dolar AS pada [[Januari 1998]]. Pasar saham Thailand jatuh 75% pada 1997. [[Finance One]], perusahaan keuangan Thailand terbesar [[bangkrut]]. Pada [[11 Agustus]], [[IMF]] membuka paket penyelamatan dengan lebih dari US$16 miliar (kira-kira Rp160 triliun). Pada [[20 Agustus]] IMF menyetujui, paket "[[bailout]]" sebesar US$3,9 miliar.
 
== Filipina ==
Baris 61:
== Indonesia ==
[[File:IDR USD exchange 1997-07-02 to 1998-05-21.png|thumb|300px|Indonesia mengikuti Kerajaan Thailand mengambangbebaskan nilai tukar mata uangnya pada 14 Agustus 1997.{{sfn|NY Times|1997|p=D6}} Rupiah terdevaluasi lebih jauh ke titik terendahnya setelah penandatanganan nota kesepahaman ke-2 dengan IMF pada 15 Januari 1998.]]
Pada bulan [[Juni 1997]], Indonesia terlihat jauh dari krisis. Tidak seperti Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah, surplus perdagangan lebih dari US$900 juta, cadangan devisa yang besar, lebih dari US$20 miliar, dan perbankan yang baik.<BRbr>
Tapi banyak perusahaan di Indonesia yang meminjam dalam bentuk dolar AS. Pada tahun berikutnya, ketika [[rupiah]] menguat terhadap dolar, kebijakan ini telah bekerja baik untuk perusahaan tersebut—level efektivitas hutang mereka dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga mata uang lokal meningkat.<BRbr>
Pada bulan Juli 1997, Thailand mengambangkan baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8 persen ke 12 persen. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada [[14 Agustus]] 1997, pertukaran mengambang teratur ditukar dengan pertukaran mengambang-bebas. Rupiah jatuh lebih dalam. [[Dana Moneter Internasional|IMF]] datang dengan paket bantuan 23 miliar dolar, tetapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan September. Moody's menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi "junk bond".<BRbr>
Meskipun krisis rupiah dimulai pada bulan Juli dan Agustus 1997, krisis ini menguat pada bulan November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncul pada neraca perusahaan. Perusahaan yang meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan rupiah. Akibatnya, banyak rakyat yang bereaksi dengan menukarkan rupiah dengan dolar AS, menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.<BRbr>[[Inflasi]] rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di Indonesia. Pada bulan [[Februari 1998]], [[Soeharto|Presiden Soeharto]] memecat Gubernur [[Bank Indonesia]], [[Sudrajad Djiwandono]]. Akhirnya, [[Kejatuhan Soeharto|Presiden Soeharto dipaksa untuk mundur]] pada tanggal [[Kerusuhan Mei 1998|21 Mei 1998]] dan [[B. J. Habibie]] diangkat menjadi presiden. Mulai dari sini krisis moneter Indonesia memuncak.
 
== Singapura ==
[[Ekonomi Singapura]] berhasil mengatur performa yang relatif sehat dibandingkan dengan negara lain di Asia selama dan setelah krisis finansial, meskipun hubungan erat dan ketergantungan ekonomi regional tetap membawa efek negatif terhadap ekonominya. Tetapi, secara keseluruhan kemampuannya menghilangkan krisis diperhatikan secara luas, dan meningkatkan penelitian kebijakan fiskal Singapura sebagai pelajaran bagi negara tetangganya.<BRbr>Sebagai ekonomi terbuka, [[dolar Singapura]] terbuka terhadap tekanan spekulatif seperti telah terjadi pada [[1985]]. Ekonomi sangat penting dalam keberlangsungan Singapura sebagai negara merdeka, pemerintah Singapura berhasil mengatur suku pertukaran mata uangnya untuk menghindari potensi penyerangan speklulatif.
== Tiongkok daratan ==
[[Republik Rakyat Tiongkok]] tidak terpengaruh oleh krisis ini karena [[renminbi]] yang tidak dapat ditukar dan kenyataan bahwa hampir semua investasi luarnya dalam bentuk pabrik dan bukan bidang keamanan. Meskipun RRT telah dan terus memiliki masalah "solvency" parah dalam sistem perbankannya, kebanyakan deposit di bank-bank RRT adalah domestik dan tidak ada pelarian bank.
== Amerika Serikat dan Jepang ==
"Flu Asia" juga memberikan tekanan kepada [[Amerika Serikat]] dan [[Jepang]]. Ekonomi mereka tidak hancur, tetapi terpukul kuat.<BRbr>Pada [[27 Oktober]] 1997, Industri [[Dow Jones]] jatuh 554-point, atau 7,2 persen, karena kecemasan ekonomi Asia. [[Bursa Saham New York]] menunda sementara perdagangan. Krisis ini menuju ke jatuhnya [[kepercayaan konsumen|konsumsi]] dan [[keyakinan]] mengeluarkan uang.<BRbr>Jepang terpengaruh karena ekonominya berperan penting di wilayah Asia. Negara-negara Asia biasanya menjalankan [[defisit perdagangan]] dengan Jepang karena ekonomi Jepang dua kali lebih besar dari negara-negara Asia lainnya bila dijumlahkan, dan tujuh kali lipat RRT. Sekitar 40 persen ekspor Jepang ke Asia. Pertumbuhan nyata GDP melambat di 1997, dari 5 persen ke 1,6 persen dan turun menjadi resesi pada 1998. Krisis Finansial Asia juga menuntun ke kebangkrutan di Jepang.
== Laos ==
Laos terpengaruh ringan oleh krisis ini dengan nilai tukar [[Kip]] dari 4.700 ke 6.000 terhadap satu dolar AS.
== Konsekuensi ==
Krisis Asia berpengaruh ke [[mata uang]], [[pasar saham]], dan harga [[aset]] lainnya di beberapa negara Asia. Indonesia, Korea Selatan dan Thailand adalah beberapa negara yang terpengaruh besar oleh krisis ini.<BRbr>
Krisis ekonomi ini juga menuju ke kekacauan politk, paling tercatat dengan mundurnya [[Suharto|Soeharto]] di Indonesia dan [[Chavalit Yongchaiyudh]] di Thailand. Ada peningkatan anti-Barat, dengan [[George Soros]] dan [[IMF]] khususnya, keluar sebagai kambing hitam.<BRbr>
Secara budaya, krisis finansial Asia mengakibatkan kemunduran terhadap ide adanya beberapa set "[[Asian value]]", yaitu Asia Timur memiliki struktur ekonomi dan politik yang superior dibanding Barat. Krisis Asia juga meningkatkan prestise ekonomi [[Republik Rakyat Tiongkok|RRT]].<BRbr>
Krisis Asia menyumbangkan ke krisis Rusia dan Brasil pada [[1998]], karena setelah krisis Asia bank tidak ingin meminjamkan ke negara berkembang.<BRbr>
Krisis ini telah dianalisis oleh para pakar ekonomi karena perkembangannya, kecepatan, dinamismenya; dia mempengaruhi belasan negara, memiliki efek ke kehidupan berjuta-juta orang, terjadi dalam waktu beberapa bulan saja. Mungkin para pakar ekonomi lebih tertarik lagi dengan betapa cepatnya krisis ini berakhir, meninggalkan ekonomi negara berkembang tak berpengaruh. Keingintahuan ini telah menimbulkan ledakan di pelajaran tentang [[ekonomi finansial]] dan "litani" penjelasan mengapa krisis ini terjadi. Beberapa kritik menyalahkan tindakan [[IMF]] dalam krisis, termasuk oleh pakar ekonomi [[Bank Dunia]] [[Joseph Stiglitz]].
{{col|2}}