Gangguan bipolar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 99:
Gangguan bipolar tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-orang tertentu secara genetik cenderung untuk mengidap gangguan bipolar, tetapi tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang yang menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab. Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan adanya perubahan fisik pada otak pengidap gangguan bipolar. Dalam penelitian lain disebutkan, gangguan ini juga disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmitter, fungsi tiroid yang abnormal, gangguan ritme sirkadian, dan tingkat tinggi hormon stres kortisol. Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan gangguan bipolar. Faktor-faktor eksternal dapat memulai episode baru mania atau depresi dan membuat gejala yang ada makin memburuk. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.
 
Pengidap penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antarperseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (penghargaan) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan. Selain itu, seorang penderita gangguan bipolar yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab di atas, [[alkohol]], obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya gangguan bipolar. Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung pengidap gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal.
 
Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung pengidap gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal. Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya gangguan bipolar:
* Infeksi virus prenatal telah terlibat dalam sejumlah penyakit mental, termasuk bipolar. Ada bukti yang lebih kuat untuk hubungan antara bipolar dan seropositif untuk infeksi ''T. gondii''.<ref>{{Cite journal|last=Frye|first=Mark A.|last2=Coombes|first2=Brandon J.|last3=McElroy|first3=Susan L.|last4=Jones-Brando|first4=Lori|last5=Bond|first5=David J.|last6=Veldic|first6=Marin|last7=Romo-Nava|first7=Francisco|last8=Bobo|first8=William V.|last9=Singh|first9=Balwinder|date=2019-12-01|title=Association of Cytomegalovirus and Toxoplasma gondii Antibody Titers With Bipolar Disorder|url=https://jamanetwork.com/journals/jamapsychiatry/fullarticle/2751261|journal=JAMA Psychiatry|language=en|volume=76|issue=12|pages=1285|doi=10.1001/jamapsychiatry.2019.2499|issn=2168-622X|pmc=PMC6751798|pmid=31532468}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Oliveira|first=José|last2=Kazma|first2=Rémi|last3=Le Floch|first3=Edith|last4=Bennabi|first4=Meriem|last5=Hamdani|first5=Nora|last6=Bengoufa|first6=Djaouida|last7=Dahoun|first7=Mehdi|last8=Manier|first8=Céline|last9=Bellivier|first9=Frank|date=2016-12|title=Toxoplasma gondii exposure may modulate the influence of TLR2 genetic variation on bipolar disorder: a gene–environment interaction study|url=http://journalbipolardisorders.springeropen.com/articles/10.1186/s40345-016-0052-6|journal=International Journal of Bipolar Disorders|language=en|volume=4|issue=1|pages=11|doi=10.1186/s40345-016-0052-6|issn=2194-7511|pmc=PMC4875582|pmid=27207565}}</ref>
* [[Stres]] merupakan peristiwa kehidupan yang dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang yang dicintai, atau dipecat dalam pekerjaan.
* Ada hubungan yang signifikan antara perkembangan bipolar dan pelecehan fisik, seksual dan emosional sebelumnya, dan pengabaian fisik dan emosional.<ref>{{Cite journal|last=Palmier-Claus|first=J. E.|last2=Berry|first2=K.|last3=Bucci|first3=S.|last4=Mansell|first4=W.|last5=Varese|first5=F.|date=2016-12|title=Relationship between childhood adversity and bipolar affective disorder: systematic review and meta-analysis|url=https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0007125000245698/type/journal_article|journal=British Journal of Psychiatry|language=en|volume=209|issue=6|pages=454–459|doi=10.1192/bjp.bp.115.179655|issn=0007-1250}}</ref>
* Penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit. Obat-obatan seperti [[kokain]], [[ekstasi]], dan amfetamine dapat memicu mania, sedangkan alkohol dan [[obat penenang]] dapat memicu depresi.
* Bipolar sering komorbiditas dengan penyalahgunaan zat, termasuk ganja, opioid, kokain, obat penenang dan alkohol, dan kausalitas telah disarankan di kedua arah.<ref>{{Cite journal|last=Gilman|first=Stephen E.|last2=Dupuy|first2=Jamie M.|last3=Perlis|first3=Roy H.|date=2012-06|title=Risks for the transition from major depressive disorder to bipolar disorder in the National Epidemiologic Survey on Alcohol and Related Conditions|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22394428|journal=The Journal of Clinical Psychiatry|volume=73|issue=6|pages=829–836|doi=10.4088/JCP.11m06912|issn=1555-2101|pmc=3703739|pmid=22394428}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Post|first=Robert M.|last2=Kalivas|first2=Peter|date=2013-03|title=Bipolar disorder and substance misuse: pathological and therapeutic implications of their comorbidity and cross-sensitisation|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23457180|journal=The British Journal of Psychiatry: The Journal of Mental Science|volume=202|issue=3|pages=172–176|doi=10.1192/bjp.bp.112.116855|issn=1472-1465|pmc=4340700|pmid=23457180}}</ref>
* Obat-obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu, penekan nafsu makan, kafeina, kortikosteroid, dan obat tiroid.
* Perubahan musiman merupakan episode mania dan depresi sering mengikuti pola musiman. Episode mania lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim dingin, musim gugur, serta musim semi (untuk negara dengan empat musim).
* Kurang tidur atau melewatkan beberapa jam istirahat dapat memicu episode mania.<ref>{{Cite web|url=https://www.alodokter.com/gangguan-bipolar|title=Gangguan Bipolar|date=2014-09-03|website=Alodokter|access-date=2019-11-23}}</ref>
 
=== Penyakit penyerta ===