Muryanto Amin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dianda Rizky (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dianda Rizky (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
Bagi seorang Muryanto Amin, sosok ayah yang biasa ia panggil Abah, adalah seseorang yang paling berarti dan berkesan dalam hidupnya. Kenangan indah masa kecil yang paling diingatnya adalah saat Abah mengajaknya berjalan-jalan dengan menaiki vespa. Terkadang ia berdiri tegak di bagian depan vespa. Namun saat yang lain ia duduk di depan Abah. Selain itu, ia juga kerap diajak makan dan nonton bareng Abah hampir tiap minggu itu, dan itu sangat berkesan. Namun yang paling tak terlupakan adalah kesannya terhadap sosok Abah yang sangat disiplin terhadap anak-anaknya. Mury kecil wajib tidur siang setiap harinya, begitu titah Abah. Namun, Mury kerap melanggar aturan tersebut. Ia kerap menyelinap keluar rumah saat Abah tidak ada di rumah dan menghabiskan waktu dengan bermain bola bersama teman-temannya di depan halaman rumah. Mereka bermain dengan berisik, sehingga kerap dimarahi tetangga yang merasa terganggu. Atau, kalau tak bermain bola, Mury akan bertualang mencari ikan laga di paluh-paluh sepanjang Jalan Krakatau Medan -kawasan rumah orangtuanya.<blockquote>'''"Ikan laga saya umumnya kuat melawan, jadi nggak pernah kalah dalam permainan. Filosofinya, hidup itu harus diperjuangkan. Itu masa yang paling membahagiakan."'''</blockquote>Memasuki masa transformasi diri, Mury mulai membentuk pikiran dan karakternya dari yang hobi bermain-main saja menjadi lebih serius saat mengikuti kegiatan remaja masjid. Ia masuk remaja masjid yang ada di depan rumahnya dan cukup aktif di sana, menjadi ketua serta menjadi muadzin.<blockquote>'''"Saya ini di sekolah, dari SD sampai SMP tahunya hanya main-main saja. Tidak terlalu fokus belajar. SMA kelas 3 baru mulai serius, diawali saat kelas 2 diangkat jadi ketua kelas, menggantikan ketua kelas lama yang pindah sekolah."'''</blockquote>Perubahannya semakin terlihat saat ikut pesantren kilat di kelas 2 SMA. Dari sana ia belajar berbicara di depan umum, berpidato. Karena mulai bersungguh-sungguh dalam belajar, akhirnya ia dapat menduduki ranking 5 besar. Padahal sebelumnya tak pernah masuk 10 besar sekalipun. Keseriusannya semakin bertambah saat ia lulus pada UMPTN (sekarang [[Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri|SBMPTN]]) USU tahun 1992 dan berkuliah di Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP USU, di mana ia terlibat sebagai aktivis di [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI). Di USU ia pernah terpilih sebagai ketua HMI pada tahun 2004. Pada waktu itu, Mury sangat menikmati masa-masa pemilihan sebagai ketua.<blockquote>'''"Dalam hidup ini, yang diinginkan adalah bagaimana bisa bermanfaat bagi orang lain. Kita berbuat saja agar bisa membantu orang lain. Kita berbuat saja agar bisa membantu orang lain dan membuatnya bahagia. Kita harus terus mengasah sensitivitas untuk bisa mengerti keadaan seseorang atau sekeliling, sehingga bisa memberikan solusi yang tepat bagi permasalahannya yaitu sebabnya saya lebih banyak mendengar daripada berbicara dan melaksanakan apa yang dipikirkan."'''</blockquote>
 
== Menjadi Rektor Universitas Sumatera Utara ==
== Riwayat Pekerjaan ==
Muryanto sangat menyadari benar bahwa di dalam perjalanan hidup, terkadang apa yang didapatkan bukanlah apa yang sesungguhnya kita inginkan. Ia bercermin dari perjalanannya selama ini. Dulu ia inginnya bekerja sebagai pegawai di sebuah kantor yang mewah, lalu berpakaian necis dan mengenakan dasi dengan jam kerja yang sesuai. Namun hal itu tak didapatkannya. Takdir malah membawanya kembali ke USU dan akhirnya menjadi dosen dengan gaya tidak seperti yang diinginkan awalnya. Berawal saat ia kembali dari Jakarta pada tahun 2001, Dekan FISIP USU pada saat itu adalah Prof. Subhilhar mencari asisten dosen. Muryanto mendaftar dan diterima.
 
Sebelum menjadi dosen tetap dengan status [[Pegawai negeri sipil|Pegawai Negeri Sipil]] (PNS), beliau melaksanakan tugas mengajar sebagai Asistenasisten Dosendosen dan meneliti juga sebagai Asistenasisten Peneliti. Pekerjaan itu dilakukannya sejak tahun 2000peneliti. Kegiatan pendidikan, riset, dan publikasi telah dilakukannya sejak mahasiswa karena sering menjadi mentor bagi mahasiswa baru yang berupaya mengubah cara belajar ketika masuk ke perguruan tinggi. PilihannyaPada akhirnya, pilihannya telah kuat untuk bekerja sebagai dosen tetap PNS karena didasari oleh suasana bekerja yang telah dilakukandilakukannya sejak masihmenjadi berstatusasisten dosen.<blockquote>'''"Saat menjadi dosen itu saya mengerjakan banyak hal, mulai dari rutinitas tersebutlah berubah passion saya ingin serius menjadi dosen. Ternyata enak dan menarik juga menjelaskan suatu topik tertentu kepada orang lain (mahasiswa). Modalnya juga dari aktivis mahasiswa. Yah hidup ini let it flow, biarkan saja mengalir."'''</blockquote>
==== Dosen Tetap PNS, FISIP USU (2005-sekarang) ====
 
Sebelum menjadi dosen tetap, beliau melaksanakan tugas mengajar sebagai Asisten Dosen dan meneliti juga sebagai Asisten Peneliti. Pekerjaan itu dilakukannya sejak tahun 2000. Kegiatan pendidikan, riset, dan publikasi telah dilakukannya sejak mahasiswa karena sering menjadi mentor bagi mahasiswa baru yang berupaya mengubah cara belajar ketika masuk ke perguruan tinggi. Pilihannya bekerja sebagai dosen tetap PNS didasari oleh suasana bekerja yang telah dilakukan sejak masih berstatus mahasiswa.
== Riwayat Pekerjaan ==
 
==== Pemimpin Redaksi Jurnal Politeia<ref>{{Cite web|last=Politeia|first=Talenta|date=2008|title=Jurnal Politeia USU|url=https://talenta.usu.ac.id/politeia|website=Jurnal Politeia USU|access-date=2 Maret 2022}}</ref>, Jurnal Ilmu Politik, FISIP USU (2008-sekarang) ====