Bissu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 32:
Dalam kehidupan sosial sehari-hari, golongan Bissu bersama dengan golongan [[Calabai]] ("bukan perempuan") dan [[Calalai]] ("bukan laki-laki"), diberi kewenangan penuh dan tidak ada larangan untuk memasuki bagian tempat tinggal perempuan maupun laki-laki di desa-desa.{{Butuh rujukan}}
 
== Bissu Dalam masyarakatProsesi Ritual Pencucian Pusaka IndonesiaKerajaan modernBone ==
Dalam kegiatan pencucian pusaka atau yang dikenal dengan Mattompang Arajang, terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Bissu dan perangkat Adat.
Di dalam masyarakat Indonesia saat ini, golongan Bissu semakin dianggap sebagai golongan pelestari tradisi Bugis yang berjasa bagi kekayaan budaya nasional Indonesia, walaupun keberadaan mereka semakin jarang dan mungkin akan punah pada masa depan karena maraknya [[globalisasi]] dan tertekannya keberadaan mereka oleh [[agama Indonesia|agama-agama konvensional di Indonesia]].{{Butuh rujukan}}
Bissu mula-mula melakukan ritual dihadapan sajian pada waktu dini hari, siang hari, petang dan malam hari yang dikenal dengan istilah Maddenniari, Mattengngatikka, Mallabukesso dan Mattengngabenni. Tujuan dari kegiatan ini sebagai ungkapan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kegiatan tersebut senantiasa diberkahi dan diberikan kelancaran.
 
Mallekke Wae adalah prosesi pengambilan air yang nantinya dipakai sebagai bahan mencuci pusaka yang diambil daari 7 sumur kerajaan (Bubung Arajang) di masa lampau. Ketujuh sumur antara lain Bubung Laccokkong, Bubung Tello, Bubung Manurungnge, Bubung Lagaroang, Bubung Bissu, Bubung Parani dan Bubung Manurungnge ri Matajang. Sebelum pengambilan air dari ketujuh sumur tersebut, Para Bissu terlebih dahulu memohon ijin dan pamit kepada Bupati Bone beserta jajaran dengan mempersembahkan setalam sirih berikat kepada Bupati sebagai permohonan restu. Setelah prosesi massimang dilakukan para Bissu kemudian mendatangi ketujuh tempat tersebut. Selama prosesi Mallekke Wae berlangsung,turut disertai dengan iringan alat musik yakni gendang, pui-pui, ana beccing dan kancing. Tidak ketinggalan benda-benda kebesaran lainnya yakni Lelluq, tombak dan sajian yang berisi kelapa dan pisang yang dibawa saat prosesi ini.
<gallery>
Berkas:Bissu-1.jpg|Bissu menunjukkan kekebalan tubuhnya