Kecerdasan emosional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
 
== Sejarah ==
Konsep mengenai kekuatan emosional pertama kali diperkenalkan oleh [[Abraham Maslow]] pada tahun 1950-an.<ref>{{Cite journal|last=Priyam Dhani|first=Tanu Sharma|date=Juli 2016|title=Emotional Intelligence; History, Models and Measures|url=https://www.researchgate.net/publication/305815636_EMOTIONAL_INTELLIGENCE_HISTORY_MODELS_AND_MEASURES|journal=International Journal of Science Technology and Management|volume=5|issue=7|pages=189-201}}</ref> Istilah "kecerdasan emosional" tampaknyakemudian awalmuncul kalipertama munculkali dalam makalah tahun 1964 oleh Michael Beldoch<ref>{{Cite book|last=Argyle|url=https://books.google.co.id/books?id=LKqQM3CLAyQC&pg=PA121&redir_esc=y|title=Social Encounters|publisher=Transaction Publishers|isbn=978-0-202-36897-9|pages=121|language=en|url-status=live}}</ref> dan dalam makalah tahun 1966 oleh B. Leuner berjudul ''Emotional intelligence and emancipation'' yang muncul pada jurnal psikoterapi yang bernama ''Practice of child psychology and child psychiatry''.<ref>{{Cite journal|last=Edara|first=Inna Reddy|date=2021|title=Exploring the Relation between Emotional Intelligence, Subjective Wellness, and Psychological Distress: A Case Study of University Students in Taiwan|url=https://www.mdpi.com/2076-328X/11/9/124/pdf|journal=Behaviorial Sciences|volume=11|issue=124|pages=1-20}}</ref>
 
Pada tahun 1983, Howard Gardner dalam bukunya yang berjudul ''Frames of Mind'': ''The Theory of Multiple Intelligences''<ref>{{Cite web|title=Gardner's Theory of Multiple Intelligences|url=https://www.verywellmind.com/gardners-theory-of-multiple-intelligences-2795161|website=Verywell Mind|language=en|access-date=2022-03-18}}</ref> memperkenalkan sebuah gagasan bahwa jenis kecerdasan yang umum digunakan seperti IQ, gagal dalam menjelaskan keseluruhan kemampuan kognitif sepenuhnya. Dia kemudian memperkenalkan gagasan kecerdasan ganda yang mencakup kecerdasan interpersonal (kapasitas untuk memahami niat, motivasi dan keinginan orang lain) dan kecerdasan intrapersonal (kapasitas untuk memahami diri sendiri, untuk menghargai perasaan, ketakutan, dan motivasi seseorang).<ref>{{Cite web|date=2005-11-02|title=Howard Gardner, multiple intelligences and education|url=https://web.archive.org/web/20051102035039/http://www.infed.org/thinkers/gardner.htm|website=web.archive.org|access-date=2022-03-18}}</ref>
 
Penggunaan istilah "EQ" (''Emotional Quotient'') atau kecerdasan sosial yang dicetakada pada karya cetak yang tersebar secara publik baru pertama kali adalahada pada tahun 1987 dalam sebuah artikel oleh Keith Beasley pada tahun 1987 di majalah British Mensa.<ref>{{cite journal|date=May 1987|title=The Emotional Quotient.|url=http://www.keithbeasley.co.uk/EQ/Original%20EQ%20article.pdf|journal=Mensa|page=25|vauthors=Beasley K}}</ref>
 
Meski begitu, istilah kecerdasan emosional baru dipopulerkan pada tahun 1995 oleh psikolog dan jurnalis ilmu perilaku Dr. Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul ''Emotional Intelligence – Why it can matter more than IQ''.<ref>{{Cite web|title=What is emotional intelligence (EI)? - Definition from WhatIs.com|url=https://www.techtarget.com/searchcio/definition/emotional-intelligence|website=SearchCIO|language=en|access-date=2022-03-18}}</ref> Buku tersebut kemudianselanjutnya mendapatkan popularitas yang kemudian berakibat pada kepopuleran Daniel Goleman itu sendiri.<ref>{{Cite web|date=2012-11-04|title=Daniel Goleman on Leadership and The Power of Emotional Intelligence - Forbes|url=https://web.archive.org/web/20121104185806/http://www.forbes.com/sites/danschawbel/2011/09/15/daniel-goleman-on-leadership-and-the-power-of-emotional-intelligence/|website=web.archive.org|access-date=2022-03-18}}</ref>
 
Akhir tahun 1998, artikel Goleman di Harvard Business Review berjudul "What Makes a Leader?"<ref>{{Cite journal|last=Goleman|first=Daniel|date=1998|title=What Makes a Leader?|url=http://fs.ncaa.org/Docs/DIII/What%20Makes%20a%20Leader.pdf|journal=Harvard Business Review|pages=82-91}}</ref> menarik perhatian manajemen senior di Perusahaan Konsumen Johnson & Johnson (JJCC). Artikel tersebut berbicara tentang pentingnya Kecerdasan Emosional (EI atau ''Emotional Intelligence'') untuk kesuksesan dalam hal kepemimpinan. Daniel mengutip beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa EI sering menjadi faktor pembeda antara pemimpin hebat dan pemimpin yang cenderung biasa saja. JJCC mendanai sebuah penelitian yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara pemimpin berkinerja unggul dengan kompetensi emosional. Hal ini mendukung pendapat dari sebuah teori bahwa dalam kompetensi sosial, kemampuan emosional dan relasional yang biasa disebut sebagai Kecerdasan Emosional, merupakan faktor pembeda dalam kinerja kepemimpinan.<ref>{{Cite web|title=Emotional Competence and Leadership Excellence at Johnson & Johnson: The Emotional Intelligence and Leadership Study|url=https://www.eiconsortium.org/reports/jj_ei_study.html|website=www.eiconsortium.org|access-date=2022-03-18}}</ref>
Baris 80:
 
=== Korelasi dengan kepribadian ===
Beberapa peneliti pernah mengangkat mengenai korelasi antara pengukuran kecerdasan emosional dengan dimensi kepribadian yang sesunggunya. Umumnya, pengukuran kecerdasan emosional dan pengukuran aspek-aspek kepribadian dianggap sebagai satu hal yang sama karena keduanya memiliki tujuan untuk mengukur ciri-cirisifat dari suatu kepribadian.<ref>{{Cite journal|last=Flora Kokkinaki|first=Ria Pita, Flora Kokkinaki|date=2007|title=The location of trait emotional intelligence in personality factor space|url=http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.476.8331&rep=rep1&type=pdf|journal=British Journal of Psychology|volume=98|pages=273-289|doi=10.1348/000712606x120618}}</ref> Secara spesifik, pengukuran kecerdasan emosional seringkali menonjolkan aspek neurotisisme dan ekstraversi dari [[Kepribadian Big Five|kepribadian ''Big Five'']]. Khususnya pada neurotisisme, ia dikatakan berhubungan dengan emosi negatif dan kecemasan. Secara konsisten, individu yang mencapai skor tinggi pada pengukuran neurotisisme cenderung memiliki skor rendah pada pengukuran kecerdasan emosional.
 
Interpretasi terhadap korelasi antara kuesioner EIkecerdasan emosional dengan kepribadian seringkali masih bervariasi. Akan tetapi, pandangan yang menonjol dalam literatur ilmiah adalah pandangan mengenai Sifat EIKecerdasan Emosional yang menafsirkan ulang EIKecerdasan Emosional sebagai kumpulan dari ciri-ciriberbagai sifat yang ada pada kepribadian.<ref name="Austin08">{{cite journal|year=2008|title=A reaction time study of responses to trait and ability emotional intelligence test items|url=https://www.pure.ed.ac.uk/ws/files/14842146/A_reaction_time_study_of_responses_to_trait_and_ability_emotional_intelligence_test_items.pdf|journal=Personality and Individual Differences|volume=46|issue=3|pages=381–383|doi=10.1016/j.paid.2008.10.025|vauthors=Austin EJ|hdl=20.500.11820/c3e59b2b-8367-4e8a-9d9c-9fb87c186fc1|hdl-access=free}}</ref>
 
Sebuah meta-analisis 2017 dari 142 sumber data menemukan adanya tumpang tindih yang sangat besar antara faktor umum kepribadian dandengan sifat yang ada pada kecerdasan emosional. KeberadaanKarena besarnya tumpang tindih tersebutantara begitudua besarhal sehinggatersebut, peneliti dalam meta-analisis tersebut kemudian menyimpulkan bahwa "Temuan menunjukkan kalau faktor umum kepribadian sangat mirip, bahkan mungkin sinonim, dengan sifat kecerdasan emosional."<ref name=":5">{{Cite journal|last1=van der Linden|first1=Dimitri|last2=Pekaar|first2=Keri A.|last3=Bakker|first3=Arnold B.|last4=Schermer|first4=Julie Aitken|last5=Vernon|first5=Philip A.|last6=Dunkel|first6=Curtis S.|last7=Petrides|first7=K. V.|date=January 2017|title=Overlap between the general factor of personality and emotional intelligence: A meta-analysis.|url=https://www.researchgate.net/publication/321944918_Overlap_Between_the_General_Factor_of_Personality_and_Trait_Emotional_Intelligence_A_Genetic_Correlation_Study|journal=Psychological Bulletin|language=en|volume=143|issue=1|pages=36–52|doi=10.1037/bul0000078|issn=1939-1455|pmid=27841449|s2cid=29455205}}</ref> Namun, tumpang tindih antara faktor umum kepribadian dengan kemampuan yang ada pada kecerdasan emosional cenderung lebih moderat, dengan korelasi sekitar 0,28.<ref name=":5" />
 
== Referensi ==