Ebiet G. Ade: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 50:
Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan [[Kusbini]]. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, [[Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta]] dan juga di [[Jawa Tengah]], memusikalisasikan puisi-puisi karya [[Emily Dickinson]], ''Nobody'', dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiatannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh [[Umbu Landu Paranggi]]) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai label rekaman, akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun [[1979]].<ref>{{cite web|url=http://www.minggupagi.com/article.php?sid=93982|title=Perjalanan Ebiet G. Ade: Cerita Masa Lalu, Ketika Langit di Yogya Masih Biru|accessdate=16-06-2007|publisher=Minggu Pagi Online}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Pada bulan
Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di [[Filipina]] untuk mencapai hasil yang lebih baik, yakni album ''[[Camellia III]]''. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam [[bahasa Jepang]], ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana.
|