Wayang bambu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 9:
Pada masa awal penampilannya, kesenian wayang bambu ini pernah dipandu dengan musik gamelan khususnya gamelan Sunda. Seiring waktu Ki Darajat Iskandar mengganti alat musik perkusi gamelan dengan menggunakan alat musik yang terbuat dari bambu juga, seperti suling, angklung, karinding, celempung, dan lain-lain. Beliau seringkali berkolaborasi dengan banyak budayawan di lingkungannya, terutama para musisi yang menggunakan alat musik tradisional. Seperti rekannya Ki Banon yang ahli dalam alat musik [[karinding]] dan [[suling|suling sunda]], Kang Miftah sebagai pemain alat musik [[celempung]], Kang Herawan pemain rain stick dan masih banyak lagi.
Satu hal lagi yang mencolok yang membedakan wayang bambu ini dengan wayang lainnya adalah dalam pertunjukannya Ki Darajat Iskandar tidak mengangkat cerita-cerita lama atau pakem-pakem kuno seperti kisah [[Ramayana]] atau Mahabarata. Beliau lebih suka mengangkat cerita-cerita modern yang terinspirasi dari problematika kehidupan era modern seperti kasus [[narkoba]], [[perkelahian antar remaja]], [[perilaku seks bebas]], [[perjudian]] dan lain sebagainya.
Seolah kesenian wayang bambu menjadi semacam sarana bagi Ki Darajat Iskandar untuk menyebarkan pesan moral, khususnya bagi generasi muda. Salah satu tokoh wayang bambu yang terkenal bernama Raden Rangga Seta. Dia merupakan salah satu tokoh protagonis yang sering digambarkan sebagai pahlawan, pembawa pesan kebaikan dan semacamnya. Lewat tokoh ini, Ki Darajat Iskandar menyampaikan pesan moral, mendidik generasi muda dengan cara yang unik dan indah.<ref>{{cite web|url=https://brisik.id/read/55127/wayang-bambu-cijahe-angkat-kisah-era-modern|title=Wayang Bambu Cijahe Angkat Kisah Era Modern|website=brisik.id|access-date=23 Maret 2022}}</ref>
|