Hassasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menghubungkan subjek dengan mitos yang merujuk pada sifat buruk tidak di perlukan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Allwe265 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 41:
[[Perpustakaan Alamut]] telah dihancurkan, bersama dengan basis kekuatan Persia mereka, mengakibatkan hilangnya sebagian besar catatan mereka. Kebanyakan kisah mereka berasal dari cerita orang arab dan cerita dari Marco Polo. Mayoritas muslim sekarang memusuhi kaum Nizari, mereka disebut dengan istilah ''Batini''. Istilah ini biasa digunakan untuk ejekan bagi mereka, khusunya kaum Ismailiyah, yang memahami makna tingkat esoterik dalam [[al-Qur'an]]. Pengucilan keagaman yang terus menerus ini yang akhirnya membuat mereka sampai membuat bersekutu dengan orang-orang kristen melawan kaum muslim di sejumlah kejadian bila itu sesuai dengan kepentingan mereka.
 
Kebanyakan kisah saat ini mengenai Assassin berasal dari Marco Polo, yang menyatakan telah mengunjungi Alamut pada tahun 1273 dalam pengembaraannya ke timur (kunjungan yang secara luas dianggap fiktif karena basis pertahanan tersebut telah dihancurkan oleh tentara [[Mongol]] pada tahun 1256). Polo menulis bahwa calon assassin diharuskan mengikuti ritual dimana mereka diberi narkotika untuk merasakan 'sekarat', dan kemudian dibangunkan di dalam taman penuh dengan anggur dan makanan mewah yang disajikan para gadis yang jelita. Si calon kemudian diyakinkan bahwa ia berada di surga dan sang pemimpin, Hassan-i Sabbah merupakan perwujudan dari keillahiankeilahian dan bahwa seluruh perintahnya harus diikuti, bahkan sampai mati. Kisah-kisah lainnya tentang Hashshashin berasal dari pejuang perang salib yang kembali dari Levant yang bercerita mereka telah berjumpa dengan pemimpin Nizari Syria Rashid ad-Dinan Sinan (Si orang tua dari gunung)di [[benteng Masyaf]].
 
Penggunaan bahan beracun tidak ada disebut di dalam sumber-sumber Ismailiyah, tidak juga di musuh-musuh mereka, Sunni dan Syiah, meski keduanya menderita akibat pembunuhan-pembunuhan oleh kaum Hashshashin. Misalnya ''Farhad Daftary'' dalam ''The Assassins Legends: Miths of the Isma'ili'' mengatakan: "di saat yang sama, di dalam budaya perang salib dari masa sebelum dan awal eropa modern, kaum Nizari di Persia dan Syria digambarkan sebagai tentara muslim bayaran yang membunuh korbannya selagi 'melayang' karena opium atau Hashish. Jika perancangan propaganda tentang pembunuh yang 'teler' ini tidak sesuai dengan realitas kompleks tentang disiplin dan pelatihan yang dibutuhkan untuk malukan tindakan jelas yang selalu bersifat politis, maka angapan umum tentang kaum Nizari sebagai komunitas pembunuh juga menafikan budaya mereka yang kaya dan beragam".