Kembalinya Raden Kian Santang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Binks Naboo (bicara | kontrib)
Membatalkan 1 suntingan by 114.10.17.131 (bicara): Suntingan tanpa rujukan/referensi (TW)
Tag: Pembatalan
Atas Nama Cinta (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 578:
|Senopati Wisnuaji
|}
 
== Sinopsis ==
Saat Raden Kian Santang berada di sebuah [[Gurun]] [[Pasir]], ia akhirnya tiba di Baitullah. Suara dari Langit mengatakan kalau tugasnya belum selesai. Lalu turun cahaya biru ke tanah berupa pedang. Raden Kian Santang diperintah untuk mencabut pedang itu, namun, saat mencabutnya, tubuh Raden Kian Santang justru terbakar api.
 
Suara dari langit itu mengatakan untuk tidak berbangga diri atas semua pencapaiannya selama ini. Dia lalu berdoa, dan kedua kalinya ia diperintah untuk mencabut pedang itu, dan akhirnya bisa melepaskannya. Dia diwarisi pedang itu dan diperintah pulang ke tanah Jawa untuk mengajarkan agama [[Islam]] dengan damai.
 
Kian Santang kebingungan karena tidak punya uang untuk kembali ke tanah Jawa. Raden Kian Santang bertemu dengan seekor cacing dan dialah yang ternyata bicara kepadanya. Ia lalu berubah menjadi sosok pria tua dan mengantarkan Raden Kian Santang pulang ketanah Jawa melalui Jalur Bawah Tanah.
 
Dengan kekuatan gaibnya, mereka tiba di Jawa. Tugas cacing itu berakhir disini dan perjuangan Kian Santang untuk menyebarkan agama [[Islam]] dimulai.
 
== Trivia ==