Kompang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Qipehe (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dheirawa (bicara | kontrib)
merapikan kata dan penambahan paragraf
Baris 1:
{{Infobox intangible heritageinstrument
| background = percussion
| names = ''Terbangan''
| classification =
| hornbostel_sachs = 211.311
| hornbostel_sachs_desc = [[Membranofon]]
| inventors = [[Ponorogo|Ponorogo]], [[Suku Jawa|Jawa]]
| developed = [[Indonesia]] ([[Pulau Jawa|Jawa]] dan, [[Pulau Bali|Bali]] dan [[Suku Melayu|Melayu]])
}}{{Infobox intangible heritage
| Image = [[File:Pentas Gamelan Bali.jpg|325px]]
| Caption = Kompang adalah salah satu bagian dari Gamelan yang kerap dimainkan oleh para [[Suku Bali|pria Bali]] dalam pertunjukan Gamelan di [[Bali]]
Baris 13 ⟶ 21:
| Link = https://ich.unesco.org/en/RL/gamelan-01607
| Below = [[File:Unesco Cultural Heritage logo.svg|100px]]}}
{{Infobox instrument
| background = percussion
| names = ''Terbangan''
| classification =
| hornbostel_sachs = 211.311
| hornbostel_sachs_desc = [[Membranofon]]
| inventors = [[Suku Jawa|Jawa]]
| developed = [[Indonesia]] ([[Pulau Jawa|Jawa]] dan [[Pulau Bali|Bali]])
}}
'''Kompang''' ([[Aksara Jawa|Jawa]]: ꦏꦺꦴꦩ꧀ꦥꦁ; [[Aksara Bali|Bali]]: ᬓᭀᬫ᭄ᬧᬂ) adalah salah satu jenis alat musik pukul atau [[perkusi]] yang termasuk kedalam perangkat [[gamelan]] yang berasal dari daerah [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] di [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].<ref>https://www.asliponorogo.com/2017/10/rebana-asliponorogo-terkenal-di.html</ref> Alat musik ini berupa seperti [[gendang]] namun berbentuk pipih dan bundar, dibuat dari tabung kayu pendek, ujungnya agak lebar, dan pada satu sisinya dilapisi atau diberi tutup yang berbahan kulit.
 
Baris 35 ⟶ 34:
Sejarah terkait kompang tidak dapat dipisahkan dari sejarah [[gamelan]] itu sendiri yang merupakan sebuah kesatuan perangkat alat musik yang tercipta di [[pulau Jawa]] sejak berabad-abad yang lalu. Kompang ini secara khusus pada awalnya diciptakan oleh masyarakat Ponorogo yang kala itu masih banyak menganut kepercayaan Animisme dan [[Kejawen]], hingga akhirnya ajaran [[Hinduisme]] maupun [[Buddhisme]] masuk. Gamelan (sudah termasuk kompang sebagai salah satu bagian darinya) masih terus lestari hingga pada era ajaran [[Islam]] masuk ke Ponorogo, rakyat Ponorogo yang suka akan kesenian gamelan ini mengasimilasikan gamelan sebagai salah satu sarana pemeriah kegiatan religiusitas Muslim yang lazim dikenali oleh [[Suku Jawa|masyarakat Jawa]] sebagai ''[[Selawat|sholawatan]]''.
 
Konon pada mulanya, bentuk kompang itu sendiri awalnya sangat besar, hanya saja lebih ramping yang memudahkan dipegang dengan satu sisi kulit hewan pada bingkai kompang. Dengan berjalannya waktu, kini kompang memiliki berbagai macam bentuk yang bervariatif; mulai dari yang kecil hingga besar. Meski saat ini bentuk kompang didominasi ukuran yang sedang, di Ponorogo ukuran yang sangat besar masih ada dan dimainkan. ada dan dimainkan.
 
Instrumen gamelan diperkenalkan menjadi bentuk seperangkat peranti musik lengkap dan berkembang pada zaman [[Majapahit|kemaharajaan Majapahit]], dan menyebar keberbagai daerah seperti [[Bali]], [[Sunda]], dan [[Lombok]]. Menurut prasasti dan manuskrip yang bertanggal dari periode Majapahit, kemaharajaan Majapahit bahkan memiliki balai seni yang bertugas mengawasi seni pertunjukan, termasuk diantaranya ialah gamelan (yang mencakup kompang). Balai seni tersebut mengawasi konstruksi alat musik, serta menjadwalkan pentas pertunjukan.<ref name="ThoughtCo-Gamelan"/>
 
Di Ponorogo sendiri, terdapat kesenian Terbangan Ponoragan yang masih penggunakan perkusi kompang dari berbagai ukuran kecil hingga terbesar. Selain kompang, pada kesenian Terbangan ini juga diiringi dengan kesenianalat musik [[Reog]], seperti Kendang reog dan gamelan reog. Selain itu, kompang di Ponorogo masih turut juga digunakan dalam kegiatan-kegiatan religiusitas komunitas Muslim Jawa seperti ''diba'an'', pernikahan, perayaan hari-hari raya Islam, hingga acara-acara peresmian.
 
== Kompang Di Kebudayaan Melayu ==
Banyaknya pesantren Tradisional di Ponorogo yang terkenal, membuat para santri alumni Pesantren di Ponorogo ini membawa alat musik Kompang ke berbagai daerah di pulau Jawa yang kemudian dikembangkan di masing - masing daerah para alumni santri.
 
Kompang Ponorogo juga menyebar ke kawasan Melayu karena dari pernikahan putra kiayi [[Pesantren Tegalsari]] menikah dengan Putri [[Sultan Selangor]]. Delegasi pesantren Tegalsari ini membawa persembahan Kompang saat pernikahan berlangsung, hingga pada Kompang Ponorogo digemari juga oleh masyarakat Melayu di Selangor. Dari Selangor, Kompang menyebar ke kesultanan tetangga seperti [[Johor]], [[Riau]], [[Provinsi Pattani|Pattani]] hingga [[Brunei Darussalam|Brunei]] dan [[Sabah]], di kawasan Melayu Kompang Ponorogo disebut dengan istilah Kompang Jawa.<ref>https://jaringansantri.com/kisah-petualangan-kyai-zainal-abidin-tegalsari-ke-selangor-dan-perjuangan-kyai-muhammad-bin-umar-banjarsari/</ref>
 
== Tari Kompang ==