Universitas Nasional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Davgaf (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Davgaf (bicara | kontrib)
Baris 19:
== Sejarah ==
 
Universitas Nasional sudah diletakan fondasi sejak tahun 1946 atas prakarsa cendikiawan terkemuka saat itu yang berhimpun dalam Perkumpulan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (PMIK). Meliputi Mr. [[Sutan Takdir Alisjahbana]], R. Teguh Suhardho Sastrosoewignjo, Mr. Soedjono Hardjosoediro, Prof. [[Sarwono Prawirohardjo]], Mr. Prajitno Soewondo, Hazil, Kwari Kartabrata, Prof. Dr. R. M. [[Djoehana Wiradikarta]], R. M. Soebagio, Ny. Noegroho, Drs. [[Sutan Adam Bachtiar|Adam Bachtiar]], Dr. [[Bahder Djohan]], Dr. [[Johannes Leimena|J. Leimena]], Ir. Abd Karim, Prof. Dr. Soetomo Tjokronegoro<ref>{{Cite book|last=Safwan|first=Mardanas|date=1972|url=https://www.worldcat.org/title/riwayat-hidup-dan-pengabdian-prof-dr-sutomo-cokronegoro/oclc/7274771|title=Riwayat hidup dan pengabdian Prof. Dr. Sutomo Cokronegoro|location=Jakarta|publisher=Lembaga Sejarah dan Antropologi, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|language=Indonesian|oclc=7274771}}</ref>, Mr. [[Ali Budiardjo|Ali Budiharjo]], [[W.J.S. Poerwadarminta|Poerwodarminta]], Mr. [[Soetikno Slamet|Soetikno]], Ir. Th. A. Resink, Prof. Dr. [[Soemitro Djojohadikoesoemo|Soemitro Djojohadikusumo]], Noegroho, Soejatmiko, [[Hans Bague Jassin|H. B. Jassin]], [[Mochtar Apin|Mochtar Avin]], [[Louis-Charles Damais|L. Damais]], M. Akbar Djoehana, Nona Boediardjo, dan Nona Roekmini Singgih.
 
Usaha yang awalnya dirintis para pendiri anggota PMIK pada tahun 1946 adalah mengadakan kursus-kursus meliputi bidang [[ekonomi]], [[sosiologi]], [[politik]], dan [[filsafat]]. Kursus-kursus yang dipimpin oleh Drs. Adam Bachtiar dimaksud untuk memberi dasar pemahaman terhadap ilmu pengetahuan bagi setiap warga negara dalam tanggung jawabnya mengisi kemerdekaan. Pada akhir tahun 1946, PMIK membuka kelas SMA sore bagi para [[pelajar]] yang bekerja di waktu pagi untuk melanjutkan pengetahuan dan mendapatkan kemajuan pada tahun yang sama.
 
Dalam perkembangannya, kursus-kursus yang diadakan tidak lagi dapat menampung jumlah peminat yang makin bertambah. Oleh karena itu pada Oktober 1949, atas desakan sekitar 400 lulusan SMA Republik Indonesia, pelayanan PMIK kemudian dikembangkan menjadi Akademi Nasional. Saat itu menampung lulusan SMA di Jakarta yang tidak mau memasuki ''Universiteit Indonesia'' (kini [[Universitas Indonesia]]), sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah Indonesia dalam masa [[Revolusi Nasional Indonesia|, perang kemerdekaan Indonesia]]. Mereka sangat antusias mendaftarkan diri pada Akademi Nasional yang menjadi cikal bakal Universitas Nasional. Perkuliahan pertama yang diadakan di kampus Jalan Diponegoro, [[Jakarta Pusat]] pada tanggal 15 Oktober 1949, menjadi momentum historis yang diperingati sebagai hari kelahiran Universitas Nasional.
 
Dipilihnya nama [[akademi]] dan bukan [[universitas]] pada saat itu semata-mata untuk menghindari peraturan kolonial di Jakarta yang tidak mengizinkan dibukanya perguruan tinggi berbentuk Universitas oleh kalangan bumiputera. Akademi Nasional pada awalnya membawahi 5 (lima) [[fakultas]], meliputi:
 
* Fakultas [[Sosial]], [[Ekonomi]] dan [[Politik]]