Kabupaten Bojonegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
*drew (bicara | kontrib)
k - stub, +{{KabupatenBojonegoro}}
Wic2020 (bicara | kontrib)
rw (atas)
Baris 1:
{{dati2|nama=Kabupaten Bojonegoro
[[Image:lambang_bojonegoro.jpg|right]]
|propinsi=[[Jawa Timur]]
'''Kabupaten Bojonegoro''' adalah salah satu [[kabupaten]] yang terletak di [[provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota]] [[kabupaten]] ini terletak di [[Kota Bojonegoro]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.384,02 km<sup>2</sup> dan berpenduduk kurang lebih sebanyak 1,5 juta jiwa. Wilayah Bojonegoro secara umum bisa dibagi dua, bagian utara di sepanjang tepi sungai [[Bengawan Solo]] yang subur dan wilayah selatan yang merupakan perbukitan kapur. Wilayah utara merupakan lahan pertanian yang umumnya ditanami padi pada musim penghujan dan tembakau pada musim kemarau. Sementara wilayah selatan merupakan hutan jati. Bojonegoro tidak memiliki wilayah laut dan kegiatan perekonomiannya sangat bergantung pada pertanian dan kerajinan jati.
|ibukota=Bojonegoro
Bojonegoro berbatasan dengan Kabupaten [[Lamongan]], Jawa Timur di bagian timur, Kabupaten [[Blora]], Jawa Tengah di bagian barat, Kabupaten [[Tuban]], Jawa Timur di sebelah utara dan Kabupaten [[Nganjuk]] di sebelah selatan.
|luas=2.384,02 km²
|penduduk=1.213.000 (2003)
|kepadatan=509
|kecamatan=27
|kelurahan=-
|kodearea=
|dau=Rp. -
|lambang= [[Gambar:Lambang bojonegoro.jpg|80px]]
|peta= [[Gambar:Locator_kabupaten_bojonegoro.png]]
|koordinat=-
|dasar hukum=-
|tanggal=-
|motto=-
|kepala daerah=[[Bupati]]
|nama kepala daerah=-
|web=-
}}
 
'''Kabupaten Bojonegoro''', adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Ibukotanya adalah '''Bojonegoro'''. Kabupaten ini berbatasan dengan [[Kabupaten Tuban]] di utara, [[Kabupaten Lamongan]] di timur, [[Kabupaten Nganjuk]], [[Kabupaten Madiun]], dan [[Kabupaten Ngawi]] di selatan, serta [[Kabupaten Blora]] (Jawa Tengah) di barat. Bagian barat Bojonegoro (perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari [[Blok Cepu]], salah satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia.
== Sejarah ==
Masa kehidupan sejarah Indonesia Kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan Hindu yang datang dari India sejak Abad I yang membedakan warna kehidupan Sejarah Indonesia jaman Madya dan jaman baru. Sedangka Bojonegoro masih dalam wilayah kekuasaan Majapahit, sampai Abad XVI ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit, kekuasaan pindah ke Demak, Jawa Tengah. Bojonegoro menjadi wilayah Kerajaan Demak, sehingga Sejarah Bojonegoro kuno yang bercorak Hindu dengan fakta yang berupa penemuan-penemuan banyak benda peninggalan sejarah asal jaman kuno di wilayah hukum Kabupaten Bojonegoro mulai terbentuk. Slogan yang tertanam dalam tradisi masyarakat sejak masa Majapahit " Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe" tetap dimiliki sampai sekarang.
 
==Geografi==
Bojonegoro sebagai wilayah Kerajaan Demak mempunyai loyalitas tinggi terhadap raja dan kerajaan. Kemudian sehubungan dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam tanpa disertai gejolak.
[[Bengawan Solo]] mengalir dari selatan, menjadi batas alam dari Provinsi Jawa Tengah, kemudian mengalir ke arah timur, di sepanjang wilayah utara Kabupaten Bojonegoro. Bagian utara merupakan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang cukup subur dengan pertanian yang ekstensif. Kawasan pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan, dan tembakau pada musim kemarau. Bagian selatan adalah pegunungan kapur, bagian dari rangkaian [[Pegunungan Kendeng]]. Bagian barat laut (berbatasan dengan Jawa Tengah) adalah bagian dari rangkaian [[Pegunungan Kapur Utara]].
 
Kota Bojonegoro terletak di jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Kota ini juga dilintasi jalur kereta api jalur Surabaya-Semarang-Jakarta.
Raden Patah, Senopati Jumbun, Adipati Bintoro, diresmikan sebagai Raja I awal abad XVI dan sejak itu Bojonegoro menjadi wilayah kedaulatan Demak. Dalam peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah Kerajaan Pajang dengan Raja Raden Jaka Tingkir Adipati Pajang pada tahun 1568. Pangeran Benawa, Putra Sultan Pajang, Adiwijaya merasa tidak mampu untuk melawan Senopati yang telah merebut Kekuasaan Pajang 1587. Maka Senopati memboyong semua benda Pusaka Keraton Pajang ke Mataram, sehingga Bojonegoro kembali bergeser menjadi wilayah Kerajaan Mataram.
 
==Pembagian administratif==
Daerah Mataram yang telah diserahkan Sunan Amangkurat kepada VOC berdasarkan perjanjian, adalah pantai utara Pulau Jawa, sehingga merugikan Mataram. Perjanjian tahun 1677 merupakan kekalahan politik berat bagi Mataram terhadap VOC. Oleh karen itu, status kadipaten pun diubah menjadi Kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Toemapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang pada tanggal 20 Oktober 1677. Maka tanggal, bulan dan tahun tersebut ditetapkan sebagai HARI JADI KABUPATEN BOJONEGORO.
Kabupaten Bojonegoro terdiri atas 27 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas sejumlah [[desa]] dan [[kelurahan]]. Pusat pemerintahan di Kecamatan [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]].
 
== Sejarah ==
Pada Tahun 1725 Susuhunan Pakubuwono II naik tahta. Tahun itu juga Susuhunan memerintahkan agar Raden Tumenggung Haria Mentahun I memindahkan pusat Pemerintahan Kabupaten Jipang dari Padangan ke Desa Rajekwesi K 10 Km dari selatan kota Bojonegoro. Sebagai kenangan pada keberhasilan leluhur yang meninggalkan nama harum bagi Bojonegoro, tidak mengherankan kalau nama Rajekwesi tetap dikenang di dalam hati rakyat Bojonegoro sampai sekarang.
Masa kehidupan sejarah Indonesia Kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan [[Hindu]] yang datang dari India sejak Abad I. Hingga abad ke-16, Bojonegoro termasuk wilayah kekuasaan Majapahit. Seiring dengan berdirinya [[Kesultanan Demak]] pada abad ke-16, Bojonegoro menjadi wilayah Kerajaan Demak. Dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam tanpa disertai gejolak. Peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah Kerajaan [[Pajang]] (1586), dan kemudian Mataram (1587).
 
== Pemerintahan ==
=== Visi ===
Kabupaten Bojonegoro yang mandiri, produktif yang berdaya saing kuat, sejahtera dan lestari
 
=== Misi ===
* Pemberdayaan masyarakat dan mengoptimalkan potensi daerah
* Pemberdayaan ekonomi rakyat dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan
* Mengoptimalkan pendayagunaan tehnologi tepat guna
* Peningkatan taraf hidup masyarakat yang berlandasan iman dan taqwa
* Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
 
=== Lukisan Lambang Daerah ===
* Sebuah bintang bersegi lima.
* Sebuah tugu kepahlawanan yang berdiri tegak diatas sebuah denah bertingkat lima.
* Kesatuan gelombang air yang terjadi dari lima arus dengan masing-masing terdiri dari empat riak.
* Tangkai padi yang memiliki empat puluh lima butir dan tangkai kapas yang memiliki tujuh belas rangkai bunga yang tengah merekah.
* Sehelai pita pelangi.
 
=== Susunan Lambang Daerah ===
* Dibagian atas terdapat bintang bersegi lima yang bersinar di atas tugu kepahlawanan yang berdenah lima tingkat.
* Dibawah tugu kepahlawanan terlukis gelombang air terdiri dari lima arus dengan masing-masing 4 riak.
* Keseluruhannya dirangkum oleh untaian tangkai padi dan bunga kapas bertemu pada kedua pangkal tangkai.
* Dibawah lukisan tersebut terdapat sebuah kata pengenal lokasi BOJONEGORO.
* Seluruh lukisan lambang bertatahkan kata-kata hikmah: JER KARTA RAHARJA MAWA KARYA.
 
=== Bentuk, Warna, Isi dan Arti Lambang Daerah ===
* Bentuk perisai dengan warna dasar Merah dan Putih berbingkai warna hitam pekat, melambangkan kesiap-siagaan, kewaspadaan dan dengan penuh keberanian serta segala kesucian hati, untuk menangkis menanggulangi dan mengatasi segala pengaruh yang datang dari luar, yang dapat merugikan perjuangan bangsa dan negara.
* Segi 8 dari perisai mengandung makna “bulan delapan” sebagai bulan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
* Bintang bersegi 5 dengan warna kuning emas yang bersinar di atas tugu kepahlawanan menggambarkan pancaran keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, telah menjiwai semangat perjuangan yang tak pernah padam dalam mencapai, mempertahankan serta mengisi Kemerdekaan.
* Denah Tugu Kepahlawanan bertingkat 5 melambangkan tegaknya cita-cita dan semangat Proklamasi Kemerdekaan diatas landasan falsafah hidup Pancasila yang tidak kunjung padam.
* Gelombang air dengan warna biru kelam diatas hamparan air berwarna biru muda melambangkan sumber potensi alam dan makhluk Tuhan yang tersebar diseluruh penjuru daerah serta tekad dan usaha yang dinamis untuk membebaskan diri dari masalah air.
* Tangkai padi dengan 45 butir berwarna kuning keemasan, dalam satu ikatan dengan tangkai kapas yang berbunga 17 kuntum yang tengah merekah berwarna putih perak melambangkan ketinggian cita-cita dan besarnya tekad berjuang kearah terciptanya kebutuhan pangan sandang masyarakat dengan berlandaskan jiwa Proklamasi Kemerdekaan mencapai kebahagiaan dan Kesejahteraan rakyat.
* 45 butir dengan 17 kuntum bunga kapas mengambil makna tahun dan tanggal Proklamasi Kemerdekaan R.I.
* Lukisan kata BOJONEGORO dengan warna huruf hitam pekat mengandung makna bahwa Bojonegoro adalah daerah yang gagah perkasa dan teguh hati dalam menghadapi setiap tantangan.
* Pita pelangi dengan warna coklat kayu yang berlukiskan kata: JER KARYA RAHARJA MAWA KARYA merupakan tema hidup masyarakat adil dan makmur dengan Ridlo Tuhan Yang Maha Esa dengan kekayaan alam yang ada di daerah.
* JER KARTA RAHARJA MAWA KARYA mengandung makna kiasan bahwa suatu usaha untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat tak pernah kunjung tiba tanpa dibarengi dengan bekerja keras dan bekerja nyata atas dasar pengabdian yang tulus dan ikhlas.
 
Pada tanggal [[20 Oktober]] [[1677]], status Jipang yang sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang. Tanggal ini hingga sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Tahun [[1725]], ketika Pakubuwono II (Kasunanan Surakarta) naik tahta, pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dipindahkan dari Jipang ke Rajekwesi, sekitar 10 km sebelah selatan kota Bojonegoro sekarang.
 
=== Daftar Bupati ===