Determinisme nominatif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ref |
Ref |
||
Baris 24:
John Hoyland dan Mike Holderness selaku editor ''Feedback'' kemudian mengadopsi istilah 'determinisme nominatif' seperti yang disarankan oleh pembaca CR Cavonius. Istilah tersebut muncul perdana pada edisi 17 Desember.<ref name=":8" /> Meski majalah tersebut berusaha mencegah topik tersebut sepanjang beberapa dekade, tetapi pembaca tetap mengirimkan contoh nama-nama yang aneh. Misalnya saja, salah satujuru bicara Angkatan Laut AS yang disiapkan untuk menjawab pertanyaan wartawan tentang [[Kamp Tahanan Teluk Guantánamo|kamp penahanan Teluk Guantanamo]] bernama Lieutenant Mike Kafka; penulis buku ''The Imperial Animal'' bernama Lionel Tiger dan Robin Fox;<ref>{{Cite web|last=Feedback|date=2005|title=Feedback|url=https://www.newscientist.com/article/mg18825251-500-feedback/|website=New Scientist|language=en-US|access-date=22 Maret 2022}}</ref> dan juru bicara Asosiasi Kepala Polisi Inggris ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''Association of Chief Police Officers'') untuk senjata tajam bernama Alfred Hitchcock.<ref>{{Cite web|last=Feedback|date=2007|title=Feedback|url=https://www.newscientist.com/article/mg19426032-500-feedback/|website=New Scientist|language=en-US|access-date=22 Maret 2022}}</ref>
Seperti ''New Scientist'', istilah determinisme nominatif hanya berlaku untuk sebuah pekerjaan.{{Sfn|Feedback|1994a}} {{Sfn|Feedback|1994b}} {{Sfn|Feedback|2000}} {{Sfn|Feedback|2015}} Penulis ''New Scientist'' menggunakan istilah ini pada kontribusi lainnya, kecuali editor Roger Highfield dalam kolom ''[[London Evening Standard|Evening Standard]]'' yang menuliskan istilah ini sebagai "inti kehidupan".<ref>{{Cite web|last=Highfield|first=Roger|date=2011|title=The name game - the weird science of nominative determinism|url=https://web.archive.org/web/20160826002837/http://www.standard.co.uk/lifestyle/the-name-game-the-weird-science-of-nominative-determinism-6384728.html|website=The Evening Standard|access-date=22 Maret 2022}}</ref><ref name=":10">{{Cite web|last=Colls|first=Tom|date=2011|title=When the name fits the job|url=https://web.archive.org/web/20160828191958/http://news.bbc.co.uk/today/hi/today/newsid_9664000/9664697.stm|website=BBC News|access-date=22 Maret 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=Telegraph staff|date=2011|title=A person's surname can influence their career, experts claim - Telegraph|url=https://web.archive.org/web/20160904174338/http://www.telegraph.co.uk/news/science/science-news/8967602/A-persons-surname-can-influence-their-career-experts-claim.html|website=The Telegraph|access-date=22 Maret 2022}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Keaney|first=John J|last2=Groarke|first2=John D|last3=Galvin|first3=Zita|last4=McGorrian|first4=Catherine|last5=McCann|first5=Hugh A|last6=Sugrue|first6=Declan|last7=Keelan|first7=Edward|last8=Galvin|first8=Joseph|last9=Blake|first9=Gavin|date=2013|title=The Brady Bunch? New evidence for nominative determinism in patients’ health: retrospective, population based cohort study|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3898418/|journal=The BMJ|volume=347|pages=f6627|doi=10.1136/bmj.f6627|issn=0959-8138|pmc=3898418|pmid=24336304}}</ref>{{Efn-ua|Misalnya, peneliti Keaney dkk yang melakukan studi tentang hubungan antara orang yang disebut Brady dan mereka yang memasang alat pacu jantung untuk bradikardia "The Brady Bunch? New evidence for nominative determinism in patients' health"}}
Istilah lain untuk menyebut efek psikologis kecenderungan nama ini telah digunakan secara sporadis sebelum tahun 1994. Roberta Frank menggunakan istilah 'determinisme onomastika' pada awal tahun 1970. Psikolog Jerman Wilhelm Stekel berbicara tentang ''{{Lang|de|"Die Verpflichtung des Namens"}}'' (arti: kewajiban untuk nama) pada tahun 1911. Di luar sains, Tom Stoppard sebagai penulis naskah menggunakan istilah ''<nowiki/>'cognomen syndrome''' dalam drama ''Jumpers'' tahun 1972.<ref>{{Cite book|last=Gooden|first=Philip|date=2006|url=https://en.id1lib.org/book/615678/16cb80|title=Name dropping? : a no-nonsense guide to the use of names in everyday language|location=London|publisher=A. & C Black|isbn=978-0-7136-7588-7|oclc=70230028|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Stoppard|first=Tom|date=1972|url=http://archive.org/details/jumpers0000stop_d5b8|title=Jumpers. -|location=London|publisher=Faber|isbn=978-0-571-09977-1|pages=23|others=|url-status=live}}</ref> Dalam [[Romawi Kuno|Roma Kuno]], kekuatan prediksi nama seseorang terdapat pada pepatah Latin ''{{Lang|la|"nomen est omen"}}'' , yang berarti 'nama adalah tanda'.<ref name=":7" /> Pepatah ini masih digunakan sampai sekarang dalam Bahasa Inggris<ref name=":7" /> dan bahasa lain seperti Prancis,<ref>{{Cite book|last=Fibbi|first=Rosita|date=2003|url=https://www.snf.ch/SiteCollectionDocuments/nfp/nfp43_piguet_synthesis3.pdf|title=Nomen est omen : Quand s'appeler Pierre, Afrim ou Mehmet fait la différence|location=Bern|publisher=Direction du programme PNR43|isbn=3-908117-69-0|pages=1|others=|oclc=716828290|url-status=live}}</ref> Jerman, Italia, Belanda, dan Slovenia.<ref>{{Cite book|last=Henn|first=Carsten|date=2012|url=https://en.id1lib.org/book/3983482/4293f1|title=In Vino Veritas|location=Köln|publisher=Deu Press|isbn=978-3-86358-196-1|edition=|pages=2|oclc=857345207|url-status=live}}</ref>
Baris 41:
Psikolog Lawrence Casler pada tahun 1975 menyerukan penelitian empiris untuk menyelidiki kemungkinan efek di tempat kerja atau hanya pengaruh [[Fortuna|Lady Luck]] dalam kecocokan karier seseorang dengan namanya. Ia kemudian mengemukakan tiga kemungkinan alasan determinisme nominatif, yakni citra diri dan ekspektasi diri individu dipengaruhi secara internal oleh nama seseorang; nama berperan sebagai stimulus sosial yang menciptakan ekspektasi pada orang lain dan mengundang komunikasi; dan terkait pengaruh genetika yang diturunkan dari generasi ke generas.<ref>{{Cite journal|last=Casler|first=Lawrence|date=1975|title=Put the Blame on Name|url=https://booksc.eu/book/68734777/83b194|journal=Psychological Reports|language=en|volume=36|issue=2|pages=467–472|doi=10.2466/pr0.1975.36.2.467|issn=0033-2941}}</ref>
Pelham, Mirenberg, dan Jones (2002) menyelidiki lebih jauh alasan pertama Casler terkait fenomena ini. Alasan tersebut menekankan bahwa seseorang memiliki keinginan dasar untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri dan berperilaku sesuai dengan keinginan itu. Hubungan positif otomatis ini akan memengaruhi perasaan tentang hampir seluruh perkara yang menyangkut diri pribadi. Mengacu pada ''"mere ownership effect"'' yang menyatakan bahwa kecenderungan orang untuk menyukai sesuatu jika ia memilikinya, para peneliti berasumsi bahwa seseorang akan mengembangkan kasih sayang terhadap objek dan konsep yang diasosiasikan dengan diri, seperti halnya nama.<ref>{{Cite journal|last=Joubert|first=Charles E.|date=1985|title=Factors Related to Individuals' Attitudes toward Their Names|url=https://booksc.eu/book/43543025/0366d6|journal=Psychological Reports|language=en|volume=57|issue=3|pages=983–986|doi=10.2466/pr0.1985.57.3.983|issn=0033-2941}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Nuttin|first=Jozef M.|date=1985|title=Narcissism beyond Gestalt and awareness: The name letter effect|url=https://booksc.eu/book/1301810/ea0d8d|journal=European Journal of Social Psychology|language=en|volume=15|issue=3|pages=353–361|doi=10.1002/ejsp.2420150309}}</ref>{{Efn-ua|Penelitian telah menunjukkan bahwa kebanyakan orang menyukai nama yang diberikan kepada mereka. Penelitian lebih lanjut juga telah menemukan efek kuat yang disebut "name-letter effect":ketika diberi pilihan huruf, maka orang secara signifikan akan cenderung lebih memilih huruf yang menyusun nama mereka.}} Mereka menyebut fenomena di bawah alam sadar ini sebagai "egoisme implisit".<ref>{{Cite journal|last=Pelham|first=Brett W.|last2=Mirenberg|first2=Matthew C.|last3=Jones|first3=John T.|date=2002|title=Why Susie sells seashells by the seashore: Implicit egotism and major life decisions.|url=https://booksc.eu/book/60883217/270982|journal=Journal of Personality and Social Psychology|language=en|volume=82|issue=4|pages=469–487|doi=10.1037/0022-3514.82.4.469|issn=1939-1315}}</ref> Uri Simonsohn menyatakan bahwa egoisme implisit hanya berlaku ketika orang tidak lagi menaruh perhatian terhadap sebuah pilihan dan karena itulah keputusan besar seperti jalur karier seseorang tidak terjadi karena efek tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Simonsohn|first=Uri|date=2011|title=Spurious? Name similarity effects (implicit egotism) in marriage, job, and moving decisions.|url=https://repository.upenn.edu/oid_papers/233/|journal=Journal of Personality and Social Psychology|language=en|volume=101|issue=1|pages=1–24|doi=10.1037/a0021990|issn=1939-1315}}</ref> Raymond Smeets mengatakan bahwa jika egoisme implisit berasal dari evaluasi positif diri, maka orang dengan penghargaan diri yang rendah tidak akan tertarik pada pilihan yang terkait dengan diri mereka, sehingga mereka mungkin menjauh dari pilihan tersebut. Sebuah percobaan laboratorium telah mengonfirmasi hal ini.<ref name=":11">{{Cite book|last=Smeets|first=R.C.K.H.|date=2009|url=https://repository.ubn.ru.nl/handle/2066/77447|title=On the preference for self-related entities : the role of positive self-associations in implicit egotism effects|location=Netherlands|publisher=UB Nijmegen|isbn=978-90-90-24290-3|pages=11|others=|oclc=778389543|url-status=live}}</ref>
=== Bukti empiris ===
[[Berkas:Official_portrait_of_Lord_Judge_crop_2,_2019.jpg|al=Portrait of a man in a business suit|ka|jmpl| Igor Judge, seorang pensiunan hakim]]
Mereka yang memiliki kesesuaian nama dengan kariernya memaparkan alasan berbeda tentang fenomena ini. Igor Judge, mantan Ketua Hakim Agung Inggris dan Wales, mengatakan bahwa ia tidak mengingat siapapun yang berkomentar mengenai profesi yang ditakdirkan kepadanya semasa kecil. Ia menambahkan bahwa hal itu diyakininya sebagai kebetulan belaka. Sedangkan, James Counsell yang memilih karier di bidang hukum seperti ayahnya, saudara kandungnya, dan dua kerabat jauhnya, mengatakan bahwa dirinya telah terpapar karier itu sejak dini dan melihat karier tersebut sebagai pilihan terbaiknya.
{{Quote box|width=35em|align=left|quote=Saya ingat sewaktu belia dulu saya berkata pada diri sendiri, "Tentu saja kau akan menjadi pengacara karena namamu". Berapa banyak yang terinternalisasi di alam bawah sadar sulit untuk dikatakan, tetapi fakta bahwa nama anda mirip bisa jadi merupakan alasan untuk menunjukkan lebih banyak minat pada suatu profesi daripada yang mungkin anda lakukan. Hal ini mungkin tampak sepele di mata orang dewasa, tetapi bagi seseorang terutama di tahun-tahun pencarian jati diri mereka, hal tersebut mungkin saja berpengaruh.|source={{mdash}} James Counsell,
Mengingat fenomena kesesuaian nama dengan pilihan karier seorang menjadi isu menarik, sejumlah ilmuwan seperti Michalos dan Smeets, mempertanyakan apakah determinisme nominatif benar-benar berefek nyata.
Menyadari kritik Simonsohn terhadap metode mereka sebelumnya, Pelham dan Mauricio mempublikasikan sebuah studi baru pada tahun 2015 untuk menyampaikan bahwa mereka sekarang telah mengendalikan faktor gender, etnis, dan pendidikan.<ref>{{Cite journal|last=Pelham|first=Brett|last2=Carvallo|first2=Mauricio|date=2011|title=The surprising potency of implicit egotism: A reply to Simonsohn.|url=https://booksc.eu/book/60908200/a30693|journal=Journal of Personality and Social Psychology|language=en|volume=101|issue=1|pages=25–30|doi=10.1037/a0023526|issn=1939-1315}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Simonsohn|first=Uri|date=2011|title=In defense of diligence: A rejoinder to Pelham and Carvallo (2011).|url=https://booksc.eu/book/60908078/3447f1|journal=Journal of Personality and Social Psychology|language=en|volume=101|issue=1|pages=31–33|doi=10.1037/a0023232|issn=1939-1315}}</ref>{{Efn-ua|Pelham dan rekan-rekannya awalnya membela metode mereka terkait adanya kritik dari Simonsohn.}} Dalam sebuah penelitian, Pelham dan Mauricio menggunakan data sensus dan menemukan bahwa laki-laki secara tidak proporsional bekerja di 11 pekerjaan yang gelarnya sesuai dengan nama keluarga mereka. Misalnya, tukang roti, tukang kayu, dan petani.{{Sfn|Pelham|Mauricio|2015|p=692}}
|