F. X. Harsono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k -iw
88x89 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Tambah referensi|date=April 2022}}{{Gaya penulisan}}
 
'''FX Harsono''' lahir 22 Maret 1949 di Blitar, Jawa timur adalah figur seminal yang merupakan perupa kontemporer asal Indonesia. Setelah lebih dari 40 tahun Harsono memfokuskan pengkaryaannya dalam ranah komentari politik sosial Indonesia. Berdasarkan kisah hidup dan pengalamannya sejak kuliah Ia aktif mengkritisi situasi politik, masyarakat, dan budaya Indonesia melalui karya-karyanya. Beberapa tema yang menarik perhatiannya antara lain pembangunan minus pemerataan, marjinalisasi individu/golongan, pelanggaran hak asasi manusia, dan kerusakan lingkungan akibat industrialisasi. Setiap karya yang diciptakan mempunyai kecenderungan untuk membahas hal-hal yang bersifat esensial atau bahkan transendental. Karya-karyanya telah berhasil ditampilkan di lebih dari 100 pameran yang tersebar di seluruh dunia.{{Cn}}
 
Pada 1974 bersama 13 seniman lainnya, ia menandatangani manifesto yang dikenal sebagai “[[Desember Hitam]]” sebagai wujud protes terhadap penilaian akhir Pameran Besar Seni Lukis Indonesia (PBLSI). Konflik tersebut menjadi momentum bagi lahirnya [[Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia|Gerakan Seni Rupa Baru]] (GSRB) pada Agustus 1975 yang diprakarsai oleh 12 seniman muda termasuk Harsono. Tujuan gerakan ini untuk mendobrak paradigma seni rupa Indonesia yang dianggap terlalu terkungkung berbagai pakem yang justru menghambat kreativitas seniman Indonesia. GSRB sukses menggelar pameran perdananya pada Agustus 1975.
 
Lebih lanjut lagi, memasuki 1990-an, karya Harsono mulai menarik perhatian dunia internasional, karena secara gamblang mengkritik rezim otoriter Orde Baru. Harsono mendapat kesempatan menjalani residensi di Adelaide pada 1992 dan mengikuti “Asia Pacific Triennale” di Brisbane setahun berselang. Setelahnya, Harsono kerap mengikuti berbagai pameran tunggal maupun kolektif di berbagai museum, galeri nasional dan privat di berbagai kota di dunia. Di antaranya New York, San Francisco, Amsterdam, dan beberapa kota di Belanda, Berlin, London, Paris, Tokyo, Fukuoka, National Gallery Australia di Canberra, Sydney, Melbourne dan beberapa kota di Australia, Singapore Art Museum serta beberapa negara di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Cina.
 
Sejak 2009, dengan berbasis riset karya-karya Harsono bertema tentang permasalahan identitas, kebudayaan, dan sejarah orang Tionghoa di Indonesia. Karya-karyanya menjadi koleksi dari beberapa museum, diantaranya National Gallery Australia, Gallery of Modern Art Queensland – Australia, Albright-Knox Art Gallery, Art Museum Buffalo, New York, Singapore Art Museum, National Gallery Singapore, Asian Art Museum San Francisco, Taoyuan Museum of Fine Arts, Taipe, Museum Macan, Tumurun Private Museum, Indonesia, dan beberapa kolektor Indonesia maupun mancanegara.
 
Pameran tunggal FX Harsono pertama kali di Amerika pada 2012 memamerkan “Writing in the rain” (2011) tentang meditasi yang kuat tentang trauma, kehilangan, ingatan dan ketahanan antar generasi identitas pribadi dan budaya. Writing in the rain dipamerkan di Tyler Rollins Fine Arts New York pada 2012.
 
== Riwayat Hidup ==
{{Bagian tanpa referensi|date=April 2022}}
Baris 25 ⟶ 16:
 
Pada tahun 1967, pemerintahan Indonesia membuat hukum dimana orang-orang yang memiliki darah Cina harus mengubah nama mereka menjadi nama Indonesia agar dapat diakui sebagai warga negara Indonesia. Harsono merasa hukum tersebut melanggar hak asasi manusia. Nama “Harsono” secara pribadi dipilih oleh dirinya, dan nama “FX” yang merupakan singkatan dari nama baptis diberikan oleh ibunya. Setelah melalui tahap riset, Harsono sadar bagaimana banyak orang Cina yang tinggal di Indonesia mengubah nama mereka hanya dikarenakan keperluan administrasi. Melalui hal inilah nama menjadi isu penting bagi Harsono dalam pencarian identitas serta merupakan titik dimana dia mulai memfokuskan karyanya akan isu-isu identitas dan diskriminasi.
 
== Linimasa Karir ==
Pada 1974 bersama 13 seniman lainnya, ia menandatangani manifesto yang dikenal sebagai “[[Desember Hitam]]” sebagai wujud protes terhadap penilaian akhir Pameran Besar Seni Lukis Indonesia (PBLSI). Konflik tersebut menjadi momentum bagi lahirnya [[Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia|Gerakan Seni Rupa Baru]] (GSRB) pada Agustus 1975 yang diprakarsai oleh 12 seniman muda termasuk Harsono. Tujuan gerakan ini untuk mendobrak paradigma seni rupa Indonesia yang dianggap terlalu terkungkung berbagai pakem yang justru menghambat kreativitas seniman Indonesia. GSRB sukses menggelar pameran perdananya pada Agustus 1975.
 
Lebih lanjut lagi, memasuki 1990-an, karya Harsono mulai menarik perhatian dunia internasional, karena secara gamblang mengkritik rezim otoriter Orde Baru. Harsono mendapat kesempatan menjalani residensi di Adelaide pada 1992 dan mengikuti “Asia Pacific Triennale” di Brisbane setahun berselang. Setelahnya, Harsono kerap mengikuti berbagai pameran tunggal maupun kolektif di berbagai museum, galeri nasional dan privat di berbagai kota di dunia. Di antaranya New York, San Francisco, Amsterdam, dan beberapa kota di Belanda, Berlin, London, Paris, Tokyo, Fukuoka, National Gallery Australia di Canberra, Sydney, Melbourne dan beberapa kota di Australia, Singapore Art Museum serta beberapa negara di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Cina.
 
Sejak 2009, dengan berbasis riset karya-karya Harsono bertema tentang permasalahan identitas, kebudayaan, dan sejarah orang Tionghoa di Indonesia. Karya-karyanya menjadi koleksi dari beberapa museum, diantaranya National Gallery Australia, Gallery of Modern Art Queensland – Australia, Albright-Knox Art Gallery, Art Museum Buffalo, New York, Singapore Art Museum, National Gallery Singapore, Asian Art Museum San Francisco, Taoyuan Museum of Fine Arts, Taipe, Museum Macan, Tumurun Private Museum, Indonesia, dan beberapa kolektor Indonesia maupun mancanegara.
 
Pameran tunggal FX Harsono pertama kali di Amerika pada 2012 memamerkan “Writing in the rain” (2011) tentang meditasi yang kuat tentang trauma, kehilangan, ingatan dan ketahanan antar generasi identitas pribadi dan budaya. Writing in the rain dipamerkan di Tyler Rollins Fine Arts New York pada 2012.
 
== Pencapaian ==