Kritik teks: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 6:
Di lain pihak, satu teks asli yang diteorikan ada oleh seorang ilmuwan disebut [[urteks (kajian Alkitab)|urteks]] (dalam konteks [[pendalaman Alkitab]]), [[purwarupa]], maupun autograf. Meskipun demikian, bukan berarti harus ada satu teks asli untuk setiap kelompok teks. Sebagai contoh, jika sebuah cerita disebarluaskan melalui [[tradisi lisan]] dan baru kemudian hari dituangkan ke dalam bentuk tulisan oleh berbagai pihak di berbagai tempat, maka akan ada lebih dari satu teks asli yang mungkin saja sangat berlainan satu sama lain.
Ada banyak pendekatan atau metode yang digunakan dalam kegiatan kritik teks, teristimewa [[#Eklektisisme|eklektisisme]], [[#Stematika|stematika]], dan [[#Sunting teks-
AU - Howe, Christopher
Baris 37:
Banyak karya tulis peninggalan Abad Kuno, misalnya [[Alkitab]] dan tragedi-[[tragedi Yunani]], sintas dalam jumlah ratusan salinan, dan keterkaitan tiap-tiap salinan dengan teks aslinya mungkin saja tidak jelas. Para ilmuwan teks sudah berabad-abad memperdebatkan sumber mana yang paling dekat dengan teks aslinya, dan dengan demikian memperdebatkan bacaan mana di dalam sumber-sumber tersebut yang tepat. Jika teks-teks seperti lakon-lakon Yunani patut diduga memiliki satu sumber asli, maka persoalan apakah beberapa kitab di dalam Alkitab semisal [[injil]]-injil hanya memiliki satu sumber asli, justru menjadi pokok pembahasan.<ref name="tanselle">Tanselle, (1989) ''A Rationale of Textual Criticism''.</ref> Minat untuk menerapkan kritik teks terhadap [[Qur'an]] juga sudah berkembang sesudah [[Manuskrip Sana'a|naskah San'a]] ditemukan pada tahun 1972, yang mungkin saja berasal dari rentang waktu abad ke-7 sampai abad ke-8.
Di bidang sastra Inggris, karya-karya tulis [[William Shakespeare]] sudah menjadi lahan garapan yang sangat subur bagi kritik teks, baik karena teks-teks tersebut seiring transmisinya mengandung cukup banyak variasi, maupun karena jerih payah dan biaya yang dicurahkan untuk menghasilkan edisi-edisi bermutu tinggi dari karya-karya tulisnya senantiasa secara luas dianggap sepadan dengan hasilnya.<ref>Jarvis 1995, hlmn. 1–17</ref> Meskipun mula-mula dikembangkan dan disempurnakan untuk kepentingan telaah karya-karya tulis Abad Kuno dan Alkitab, dan secara khusus di bidang sunting teks-
== Gagasan dan tujuan dasar ==
Baris 92:
=== Batasan-batasan eklektisisme ===
Karena sangat bergantung kepada tafsir, bahkan adakalanya bertentangan satu sama lain, kanon-kanon kritik teks dapat saja disalahgunakan untuk membenarkan hasil yang cocok dengan selera estetis atau agenda teologi kritikus. Semenjak abad ke-19, para ilmuwan teks berusaha mencari metode-metode yang lebih tegas untuk menuntun penilaian penyunting. Stematika dan sunting teks-
== Stematika ==
Baris 103:
Sesudah tahap ''selectio'', teks yang dipilih masih mungkin mengandung berbagai kekeliruan, karena mungkin saja ada bagian-bagian yang bacaan benarnya tidak terlestarikan di dalam satu sumber pun. Tahap ''pengujian'' atau ''examinatio'' dimanfaatkan untuk menemukan penyelewengan atau kerusakan. Bagian-bagian yang menurut editor merupakan penyelewengan atau kerusakan teks dikoreksi melalui proses yang disebut "emendasi" atau ''emendatio'' (kadang-kadang disebut pula ''divinatio''). Emendasi-emendasi yang tidak didukung satu sumber mana pun yang diketahui kadang-kadang disebut [[konjektur (kritik teks)|emendasi-emendasi ''konjektural'']].<ref name="isbn0-8006-0471-7">McCarter 1986, hlm. 62</ref>
Proses ''selectio'' tampak mirip dengan kritik teks eklektis, tetapi diterapkan terhadap serangkaian upapurwarupa hipotetis terbatas. Tahap ''examinatio'' dan ''emendatio'' tampak mirip dengan sunting teks-
Perjanjian Baru Yunani edisi Hodges–Farstad berusaha menggunakan stematika untuk beberapa bagian.<ref>[http://www.skypoint.com/members/waltzmn/CriticalEds.html Edisi-Edisi Kritis Perjanjian Baru] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090414211207/http://www.skypoint.com/members/waltzmn/CriticalEds.html |date=2009-04-14 }} di ''Encyclopaedia of Textual Criticism''</ref>
Baris 134:
Keraguan Bédier terhadap metode stematika mendorongnya untuk mempertimbangkan dapat tidaknya metode itu sepenuhnya ditinggalkan. Sebagai alternatif pengganti stematika, Bédier mengusulkan metode sunting teks-terbaik. Dalam penerapan metode ini, satu saksi teks tunggal yang dinilai bestatus 'baik' oleh penyunting diemendasi seringan mungkin guna menyingkap kesalahan-kesalahan transmisi, tetapi dibiarkan tidak berubah. Cara kerja semacam ini membuat hasil sunting teks-terbaik pada hakikatnya merupakan sebuah edisi dokumenter. Salah satu contoh edisi semacam ini adalah edisi kritis Eugene Vinaver dari naskah Winchester yang berjudul [[Le Morte D'Arthur]] karangan [[Thomas Malory]]
== Sunting teks-
[[File:Codex Vaticanus B, 2Thess. 3,11-18, Hebr. 1,1-2,2.jpg|thumb|200px|Halaman [[Codex Vaticanus Graecus 1209]] yang memuat kalimat "tolol dan curang, biarkan bacaan lama seperti sediakala, jangan diubah-ubah", yakni catatan kritik seorang katib Abad Pertengahan (catatan pinggir di antara kolom satu dan dua) terhadap katib pendahulunya lantaran mengubah teks<ref name="MisJ">Ehrman 2005, hlm. 44.[https://books.google.com/books?hl=en&id=99chXHGSVH0C&printsec=frontcover&source=web&ots=yc76dOwT6x&sig=azWqu7-mSskj8rSo9ixKDN8oTrQ&sa=X&oi=book_result&resnum=4&ct=result#PPA44,M1] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180502230550/https://books.google.com/books?hl=en&id=99chXHGSVH0C&printsec=frontcover&source=web&ots=yc76dOwT6x&sig=azWqu7-mSskj8rSo9ixKDN8oTrQ&sa=X&oi=book_result&resnum=4&ct=result |date=2018-05-02 }} Lih. pula [https://books.google.com/books?hl=en&id=99chXHGSVH0C&printsec=frontcover&source=web&ots=yc76dOwT6x&sig=azWqu7-mSskj8rSo9ixKDN8oTrQ&sa=X&oi=book_result&resnum=4&ct=result#PPA56,M1] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180502230550/https://books.google.com/books?hl=en&id=99chXHGSVH0C&printsec=frontcover&source=web&ots=yc76dOwT6x&sig=azWqu7-mSskj8rSo9ixKDN8oTrQ&sa=X&oi=book_result&resnum=4&ct=result |date=2018-05-02 }}.</ref>]]
Dalam penyuntingan teks-
Dengan menggunakan metode sunting teks-patokan, kritikus menguji teks yang dijadikan patokan dan membuat koreksi-koreksi (disebut emendasi) pada bagian-bagian teks yang tampak salah di mata kritikus. Kesalahan dapat ditemukan dengan cara menelaah bagian-bagian teks patokan yang tidak masuk akal, atau dengan cara menelaah teks saksi-saksi lain untuk mencari bacaan terbaik. Keputusan-keputusan yang diambil apabila tidak ada jalan lain biasanya memihak teks patokan.
|