Filologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 31:
== Langkah-Langkah ==
Tahapan pertama dalam melakukan penelitian filologi yaitu inventarisasi naskah. Kegiatan tersebut merupakan [[Pengumpulan Data Dalam Penelitian|pengumpulan data]] yang dikerjakan dengan menggunakan studi [[katalog]] dan studi lapangan. Studi katalog merupakan kegiatan untuk [[membaca]] dan memahami katalog naskah. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari, mencermati, dan menemukan naskah yang akan digarap untuk dikaji. Katalog memberikan informasi mengenai gambaran isi naskah, jumlah halaman, tempat penemuan naskah, penomoran naskah, serta tempat dan waktu penyalinan naskah.<ref name=":2">{{Cite web|last=Hanafi|first=Ahmad|date=2020|title=Diktat Filologi|url=http://digilib.iain-jember.ac.id/1282/1/diktat.pdf|website=Digital Library IAIN Jember|page=1-2}}</ref> Naskah yang sudah terdaftar dalam katalog disediakan di [[museum]], [[Pemerintah|instansi]] yang mengoleksi naskah, dan [[perpustakaan]]. Kegiatan kedua dalam kegiatan inventarisasi naskah yaitu studi lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan cara melihat langsung keadaan naskah yang akan digarap penelitiannya. Studi lapangan dikerjakan di museum, perpustakaan atau lokasi di mana naskah tersebut ditemukan.<ref>{{Cite journal|last=Yasin|first=Dhimas Muhammad|date=2016|title=DIGITALISASI DAN DESKRIPSI NASKAH KUNO SEBAGAI UPAYA MEMPERKOKOH KEDAULATAN INDONESIA: STUDI KASUS NASKAH AL-MUTAWASSIMĪN|url=http://ejournal.lembagakeris.net/index.php/Defendonesia/article/view/55|journal=DEFENDONESIA|language=en|volume=2|issue=1|pages=27|doi=10.54755/defendonesia.v2i1.55|issn=2776-687X}}</ref>
Tahapan kedua dalam melakukan penelitian filologi yaitu deskripsi naskah. Deskripsi naskah merupakan kegiatan untuk menguraikan dan melihat gambaran naskah dalam bentuk fisik secara rinci. Selain itu, dalam tahapan ini peneliti harus mencatat mengenai garis besar isi teks, dimulai dari pembukaan, isi, dan penutup teks. Naskah dan teks dideskripsikan dengan urutan mencatat nomor naskah, mengukur ketebalan teks, melihat dan mendeskripsikan keadaan naskah, melihat tulisan naskah, dan menceritakan garis besar isi teks.<ref>{{Cite web|last=Wicaksana|first=Pandu|date=2012|title=KAJIAN FILOLOGI NASKAH PIWULANG PATRAPING AGÊSANG|url=https://eprints.uny.ac.id/44542/1/Pandu%20Wicaksana_08205244035.pdf|website=Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta|page=17}}</ref>
Tahapan ketiga dalam melakukan penelitian filologi yaitu [[Alih aksara|transliterasi]] naskah. Transliterasi naskah yaitu kegiatan mengganti jenis tulisan, dari [[abjad]] yang satu ke abjad yang lainnya.<ref>{{Cite web|last=Febriana|first=Supriadi Azis|last2=Jamjam|first2=Ajang|date=2018|title=NASKAH HIKAYAT ABDUL SAMAD (Suntingan Teks dan Kajian Struktur)|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jat/article/view/3878/2292|website=Jurnal UIN Sunan Gunung Djati|page=268|last3=Supianudin|first3=Asep}}</ref> Kegiatan transliterasi hanya mengganti [[aksara]] [[bahasa]] ke dalam [[Alfabet Latin|huruf Latin]]. Sebagai contoh, [[Abjad Arab|aksara Arab]] yang diganti ke dalam aksara Latin agar mudah dipahami dan mudah dibaca.<ref>{{Cite web|last=Hudaa|first=Syihaabul|date=2019|title=Transliterasi, Serapan, dan Padanan Kata: Upaya Pemutakhiran Istilah dalam Bahasa Indonesia|url=https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/sbs/article/download/1346/775|website=Journal Hamzah|page=3}}</ref>
Tahapan keempat dalam melakukan penelitian filologi yaitu [[kritik]] [[teks]]. Kritik teks merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi kesalahan salin tulis dan memberikan alternatif perbaikannya. Tujuannya agar diperoleh teks yang autentik. Hasil dari kegiatan kritik teks yaitu untuk mengkaji umur naskah dan identitas pengarang, hingga diperoleh identitas yang asli sesuai fakta naskah.<ref>{{Cite web|last=Wardah|first=Eva Syarifah|date=2020|title=Tahapan/Proses Cara Kerja Penelitian Filologi|url=http://repository.uinbanten.ac.id/5671/1/tahapancara%20proses-2.pdf|website=Repository UIN Banten|page=181-182}}</ref>
Suntingan teks adalah kegiatan untuk memperbaiki [[Kekeliruan|kesalahan]] yang terdapat dalam teks, yang disesuaikan dengan kaidah penulisan di masa sekarang. Namun, meskipun terdapat banyak perombakan, kegiatan penyuntingan teks tidak boleh mengubah makna dari isi teks tersebut. Perbaikan-perbaikan yang biasa dilakukan dalam kegiatan penyuntingan teks contohnya memperbaiki hilangnya beberapa huruf dalam teks, pengulangan baris dan bait dalam teks, memberikan [[tanda baca]] dalam teks, dan memberikan sub judul dalam teks.<ref>{{Cite web|last=Jannah|first=Raudhatul|date=2019|title=NASKAH “AḤKĀM AL-JARAḤ” SUNTINGAN TEKS DAN TELAAH IDE SENTRAL|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/11227/1/Raudhatul%20Jannah%2C%20150501008%2C%20SKI%2C%20FAH%2C%20082360010825.pdf|website=Perpustakaan UIN Ar Raniry|page=10}}</ref> Naskah hasil suntingan teks yang sudah selesai biasanya disebut dengan edisi teks. Tujuan dari edisi teks tersebut yaitu untuk menyusun ulang naskah sesuai dengan naskah aslinya atau minimal mendekati aslinya. Langkah-langkah dalam menyusun edisi teks yang pertama yaitu ''recendcio textus,'' yang merupakan kegiatan memilih naskah yang saling berkaitan dan memiliki penurunan seperti [[silsilah keluarga]]. Selain memilih naskah, juga dilakukan tahapan eliminasi dan melakukan pencarian hubungan antar naskah. Tahapan kedua yaitu ''exminatio'' atau kegiatan pengujian. Teks dilakukan pengujian untuk mencari naskah yang autentik serta mendekati teks aslinya. Tahapan ketiga yaitu ''emendation'' atau kegiatan perbaikan. Kegiatan ini menampilkan hasil naskah yang sudah mengalami perbaikan.<ref>{{Cite journal|last=Supriatna|first=Agus|last2=Hayunari|first2=Sasadara|date=2018|title=IDENTIFIKASI DAN TRANSLITERASI NASKAH KUNO BUTON ABAD 18 MASEHI “MI’RATUT TAMAAMI” KARYA SYEIKH ABDUL GHANI|url=http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika/article/view/551/442|journal=ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya|language=id|volume=7|issue=3|pages=188-189|doi=10.33772/etnoreflika.v7i3.551|issn=2355-360X}}</ref>
Kegiatan menerjemahkan merupakan kegiatan memindahkan makna bahasa dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Oleh karena itu, hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan [[Terjemahan|penerjemahan]] yaitu perbedaan [[frasa]] dan [[nomina]]. Penerjemah harus bisa menemukan makna yang paling mendekati dengan bahasa sumber dan bahasa sasaran. Tujuannya agar mudah dipahami oleh pembaca.<ref>{{Cite web|last=Liswahyuningsih|first=Ni Luh Gede|date=2021|title=ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN FRASA NOMINA BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS|url=https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/semnalisa/article/view/2378/1804|website=Jurnal Universitas PGRI Mahadewa Indonesia|page=279}}</ref>
|